NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Nadine-Mac edisi 69

Chapter 1

Angin musim gugur berhembus kencang menerbangkan beberapa helai daun yang berguguran. Gadis berambut coklat-Nadine-itu terlihat sedang menatap pesona langit senja di taman kota dunia muggle. Ia tersenyum dan tanpa ia sadari ia memejamkan matanya.

"Tuhan, kirimkanlah seseorang untuk menjadi pelindungku serta rumahku." ungkapnya dalam hati dan berharap doa itu dikabulkan.

Nadine tertawa geli ketika ia menyadari betapa konyolnya pikiran itu. Gadis dengan mata berwarna coklat itu pun bangkit dan berniat untuk pulang.

Ketika di perjalanan, Nadine menyempatkan dirinya untuk singgah sebentar ke cafe yang menjual bubble tea. Ia masuk dan memesan bubble tea favoritnya. Menunggu beberapa saat dan kemudian bubble tea telah siap untuk ia minum. Nadine membayarnya dan keluar dari cafe itu.

Tidak disangka, Nadine menabrak seseorang yang memiliki tubuh tegap dan keras. Nadine jatuh terduduk, begitupula dengan bubble tea yang baru ia beli, tumpah tak bersisa. Merasakan sakit kepalanya akibat benturan itu dan melihat bubble teanya yang jatuh, Nadine segera terisak dan menyalahkan betapa sialnya dirinya telah bertabrakan dengan orang itu.

"Menyebalkan!" umpatnya dalam hati. Sampai suara yang berat mengejutkannya dan sedikit menggetarkan hatinya menyapanya.

"Maaf nona, apa anda baik-baik saja?" tanya pria yang tadi menabraknya. Nadine mengangkat wajahnya dan membeku ketika melihat wajah yang begitu tampan dihadapannya. Sorot matanya yang tajam, rahang yang tegas, matanya yang berwarna hazel, serta tubuhnya yang tegap membuat beberapa kupu-kupu didalam perut Nadine berterbangan. Ini baru luarnya saja, bahkan Nadine bisa membayangkan bagaimana lekuk tubuh si pria tampan ini.

"Puas dengan apa yang anda lihat, nona?" tegur pria itu. Nadine segera tersadar dan ia jadi salah tingkah. Dengan cepat ia bangkit dan berlalu dari sana. Sementara si pria hanya bisa menyeringai menatap punggung Nadine yang semakin lama semakin menjauh.

"Menarik" komentarnya dan kemudian ia menatap segelas bubble tea yang tumpah dibawahnya. Ia mengelus dagunya dan kemudian mengambil ponselnya ketika menyadari sebuah ide yang terlintas dipikirannya.

"Adam, cari tau tentang gadis yang menabrakku tadi" perintahnya tegas pada asistennya yang sudah ia bayar mahal. Ia mengakhiri panggilan itu dan segera berlalu memesan bubble teanya.

***

"Sial! Sial! Sial!" umpat Nadine ketika di kamarnya. Ia mengutuk dirinya sendiri ketika mengingat apa yang ia lakukan kepada pria tampan di cafe tadi. Ia menggigit bantalnya gemas karena bisa sampai ketahuan menatap pria itu dengan terang-terangan serta dengan otak mesum miliknya.

"Hoi!!" seru Deev mengejutkan Nadine.

"Astaga!" kejutnya. "Deev! Bisa gak sih ketuk pintu dulu?? Kaget nih."

"Haha maaf deh sya!" tukas Deev seraya terkekeh. "Kamu kenapa? Kok kayak bete gitu?"

"Pengen tau aja dasar." dengus Nadine malas pada sikap temannya yang satu ini.

"Yaiyalah!! Secara kamu tuh udah single selama 18 tahun. Aku harus peduli dong!" kata Deev kemudian ia tertawa lebar. Sementara Nadine menghela nafas dan melempar bantal yang ia pegang pada Deev.

"Shut up!" kesal Nadine. "Mendingan kamu pulang aja deh. Ngapain sih main ke kamar aku."

"Hehe.. Aku cuma mau bilangin. Katanya prof. Mato, kita bakalan ke dunia muggle." ucapnya. Nadine membeku mendengar kata muggle. Sebenarnya bukan karena apa, namun ia hanya takut bisa bertemu dengan pria tampan tadi. Ia bisa salah tingkah kalau bertemu dengan pria tampan itu sekali lagi.

"Hellooo?" seru Deev menyadarkan Nadine dari lamunannya. "Wah aku tau! Kamu pasti abis nyusup ke dunia muggle lagi kan?? Kebiasaan kamu nanti professor bisa tau bisa mati kamu!"

"Iya aku tau. Orang cuma main doang kok" ungkap Nadine.

"Yaudah deh. Aku pergi dulu deh. Dah!" pamit Deev meninggalkan Nadine yang kembali termenung memikirkan pria tampan tadi.

"Sial! Aku bahkan tak tahu namanya tapi ia bahkan hampir bisa memenuhi seluruh isi pikiranku. Menyebalkan!" umpat Nadine kesal. "Sudahlah lebih baik aku tidur! Selamat malam pria tampan!"

***

"Kau sudah pastikan?" tanya Mac-pria tampan yang menabrak Nadine-dengan wajah serius.

"Apa dia sudah dapat izin?" tanya Mac lagi.

"Menarik" gumamnya menyeringai setelah mendengar ucapan lawan bicaranya di ponselnya.

"Kabari aku lagi dan kuharap masalah ini tidak akan bocor ke prof. Albus" perintah Mac tegas dan mengakhiri panggilannya.

"Benar-benar gila." dengus Mac. "Bahkan ia hanya menabrakku dan menatapku dalam. Tapi kenapa si kecil malah terbangun, hmm?"

Mac memperhatikan kejantanannya dengan prihatin. Mungkin malam ini ia akan melakukan pelepasan sendiri karena jujur, ini bahkan lebih menyiksa daripada ujian apapun yang pernah Mac terima.

"Tunggu saja gadis kecil. Akan kupastikan kau mengerangkan namaku dengan nikmat dibawah kendaliku" sumpahnya dan kemudian memuaskan hasratnya di balik kamar mandi.

-TBC

Ff Nadine&Mac edisi 69

Chapter 2

"Nadine!" panggil Deev dengan keras. Nadine yang dipanggil pun segera menoleh dengan menutup kedua tangannya.

"Ih! Apaan sih? Norak deh pake teriak-teriak segala!" sungut Nadine kesal. Deev hanya terkekeh mendengar sungutan Nadine.

Suara tepukan tangan menyadarkan kedua gadis itu dimana seorang wanita berperawakan lebih tua masuk ke kelas mereka.

"Baiklah murid-murid sekalian. Kemarin prof. Hime resmi mengundurkan diri dan prof. Callan akan mulai menggantikan beliau. Sekian dari saya, prof. Callan, silahkan mengajar" ucap wanita paruh baya itu.

Prof. Callan segera berjalan ke ddiri ketika wanita paruh baya itu undur diri, "saya permisi prof."

Nadine dan Deev pun berpandangan dengan heran. Sementara prof. Callan tersenyum dengan tampan.

"Baiklah, sampai mana prof. Hime mengajar?" tanya prof. Callan kepada seluruh murid.

Gerrard mengangkat tangannya, "kemarin prof. Hime mengatakan ingin mengajak kami ke dunia muggle, prof."

Prof. Callan mengangguk-anggukkan kepalanya, "baiklah siapkan keperluan kalian karena kita akan ke dunia muggle sekarang"

Prof. Callan keluar dari kelas dan seluruh murid di kelas tertawa dengan riang. Satu persatu dari mereka keluar dari kelas dan meninggalkan Deev dengan Nadine disana.

"Kurasa kita harus bergegas, Din" usul Deev.

"Ya, kurasa." ucap Nadine tidak yakin.

***

"Kau serius?" tanya Mac kepada asistennya.

"Tentu, tuan. Kemungkinan mereka akan tiba satu jam lagi." lapor Adam.

Mac menyeringai mendengar informasi yang baru ia dengar ini, "siapkan mobil Adam. Aku mau ketika mereka tiba, aku juga berada disana"

"Baik tuan" tukasnya dan segera undur diri.

"Kau akan segera jadi milikku, little girl."

***

"Wah lihat ini! Kita sudah tiba Nadine!" seru Deev layaknya anak kecil. Nadine hanya mengangguk tidak semangat. Pikirannya dipenuhi oleh ketakutan akan bertemu dengan pria yang kemarin sempat ia tabrak lalu terbongkar lah jika selama ini Nadine sering pergi ke dunia muggle sendiri. Kemudian prof. Callan bisa saja akan melaporkannya ke prof. Albus lalu Nadine akan segera ditendang dari Hogwarts. Oh, betapa sialnya Nadine hari ini!

Karena melamun, Nadine jelas segera terpisah dari rombongannya. Bahkan ia tak menyadari ada seorang lelaki di depannya yang siap menerkamnya. Dengan cepat, pria itu segera membekap Nadine dan menyeretnya memasuki sebuah mobil hitam.

Nadine menjerit ketakutan dan bekapan orang itu lebih kuat lagi dari yang sebelumnya. Nadine berusaha memberontak namun usahanya sia-sia karena tubuhnya tidak begitu atletis serta tongkat sihirnya ada dibalik tasnya. Semakin lama Nadine memberontak, semakin kesadarannya mulai menipis. Ia sempat mendengar bisikan itu. Suara yang sempat menghantuinya, suara pria tampan itu.

"Beristirahatlah tuan putri, karena sebentar lagi kau akan menjadi milikku" ucapan itu adalah ucapan terakhir yang ia dengar sebelum kegelapan merenggutnya.


-TBC

Ff Nadine&Mac edisi 69

Chapter 3


Aku mengerjapkan mataku merasakan sinar matahari yang menyilaukan. Aku membuka mataku dan mulai melihat ke sekeliling.

Selimut putih, ranjang putih, dinding coklat, langit-langit berwarna coklat. Hmm mungkin aku sedang di apartemen. Aku kembali menutup mataku.

Tunggu. Apartemen?! Aku segera terduduk dari ranjang dan melihat kebalik selimut. Fiuh, masih perawan. Aku kembali melihat ke sekitar sekali lagi. Dari semua furnitur dikamar ini, bisa kusimpulkan ini tempat yang mewah.

Aku beranjak dari ranjang menuju ke jendela yang ditutupi oleh tirai putih dan betapa terkejutnya aku ketika menyadari aku berada di atas tanah. Woah! Tempat ini aku yakin berada paling atas dari sebuah gedung yang tinggi. Saat aku asik mengagumi tempat ini, pintu ruangan mewah ini terbuka dan di sana aku melihat pria tampan itu.

Holy focking Shoot!

Mimpi apa aku bertemu dengan pria tampan itu lagi. Ia mendekat sementara aku masih terkejut dengan semua yang terjadi.

"Menikmati pemandangan, huh?" tanyanya ambigu seraya menyeringai.

Aku memalingkan wajahku yang memerah kembali menatap ke arah luar jendela. Bodohnya aku sempat terpesona dua kali oleh pria ini!

Tiba-tiba, aku merasakan sesuatu mulai menjalar dipinggangku. Aku menatap kebawah dan disana ada dua tangan yang sedang memelukku. Ditambah lagi, helaan nafas hangat ditelingaku mulai kurasakan. Sialnya, itu membangkitkan sesuatu yang aku tidak tahu apa itu.

"A-apa yang k-kau lakukan?" tanyaku gugup.

"Mungkin bisa lewat perkenalan? Siapa namamu gadis cantik?" bisik suara berat itu ditelingaku. Aku menutup mataku saat merasakan sesuatu yang aneh dibalik perutku.

"Tidak mau memberitahu, hm?" tanyanya.

"Ak-aku Na-Nadine." jawabku gugup. Aku bisa merasakan ia tersenyum dibelakangku. Entahlah, ini semua begitu mengejutkan.

"Terima kasih gadis pintar. Aku Mac." serunya dan mencium leherku. Aku yang terkejut segera memberontak membuat pelukannya terlepas.

"A-apa yang kau lakukan, hah?!" seruku ketakutan.

"Wow wow! Tahan gadis manis. Aku hanya menciummu." jelasnya yang membuatku naik pitam. Aku melirik ke segala arah dan menemukan keberadaan tasku. Segera saja aku berlari mengambil tasku dan mengambil tongkat sihirku. Namun, kenapa disaat yang begitu penting tongkat sihirku hilang?

"Mencari sesuatu?" sahutnya membuatku berbalik dan melihat tongkat kayu panjang. Sial! Itu tongkatku.

"Hei, apa yang kau lakukan dengan benda itu, huh?!" pekikku marah. Bukannya ketakutan, dia malah menatapku dengan jenaka dan kemudian ia tertawa begitu geli.

Aku menaikkan alisku heran. Apa ada yang lucu?

"Kau begitu lucu sayang." serunya mengakhiri tawanya. "Dan aku begitu beruntung memilikimu"

"Apa?!"

"Ya kau milikku, Nadine." ujar Mac dan tersenyum begitu tampan. Sialan! Jantung ini mengkhianatiku. Kenapa kau berdetak begitu cepat, hah?!

"Aku tidak mau!" tolakku.

"Baiklah, mungkin sedikit pengakuan pada prof. Albus kalau kau sering kabur ke dunia muggle tidak akan merugikanku."

Aku membelalakan mataku terkejut. "Kau... Apa?!"

"Melaporkanmu tentu saja." jawab Mac kemudian mengambil ponselnya. Dengan cepat, aku berlari kearahnya dan melemparkan ponselnya jauh dari Mac. Sementara Mac menjauhkan tongkat sihirku ke atas tubuhnya.

"Tidak, kau tidak boleh!" larangku.

"Kalau begitu, kau milikku." putus Mac cepat dan memelukku. Aku yang masih terkejut sampai tidak sadar jika ia menggendongku dan membawaku ke ranjang. Lalu, ia menciumku dengan lembut.

Aku berusaha melawan dengan memukul dadanya dan berhasil. Ia melepaskan ciumannya tapi yang aku tidak sadari, ia melepaskan dasi yang tengah ia gunakan dan mulai mengikat kedua tanganku ke kepala ranjang.

"Jangan nakal sayang. Kau begitu membangkitkan gairahku." ujarnya dengan mata yang menggelap.

Sialan! Dasi ini begitu kencang dan oh tuhan. Apa ini?!

"Menikmatinya, hmm?" tanya Mac ketika ia mencium leherku serta menjilatinya. "Mendesahlah sayang. Jangan menahannya."

Aku menulikan pendengaranku dan tetap menggigit bibirku hingga kurasakan anyir khas darah disana. Ciuman Mac berhenti dan membuatku mendesah lega.

Aku menatap ke arah Mac yang sedang menatapku dengan nyalang. Dengan kasar, ia mencengkram rahangku kuat dan itu menyakitkan.

"Jangan sekali-kali kau lukai milikku!" ancamnya dan kembali melumatku. Kali ini lumatannya terasa lebih lama dan membuatku menikmati bagimana lidahnya yang berusaha membuka bibirku. Aku mendesah dan itu membuat bibirku terbuka. Kurasa itu kesempatan bagi Mac karena setelah itu, aku merasakan lidah Mac yang menyusuri rongga mulutku. Ia beberapa kali melilitkan lidahnya pada lidahku. Aku terhanyut didalamnya.

Mac mulai meremas payudarsku dengan lembut. Astaga, ini begitu nikmat. Ia melakukannya berulang kali membuatku mengerang ditengah ciuman kami.

"Kau milikku, Nadine." bisiknya dan kemudian mengulum daun telingaku.

Apa ini?

Apa sebenarnya yang terjadi?

Siapa pria dihadapanku ini?

Sial! Bagaimana aku bisa jadi tidak berdaya dihadapannya?

"Be-berhenti!" tangisku begitu menyadari jika aku sedang dilecehkan dengan orang asing.

"Hiks. Aku mohon hiks berhentilah"

Tanpa kuduga, Mac berhenti dari kegiatannya dan terdiam menatapku yang sedang menangis.

"Astaga, kenapa kau menangis?" tanyanya kemudian membebaskan kedua tanganku.

Aku tidak menghiraukan pertanyaannya dan yang kulakukan hanyalah menangis. Tak lama, aku merasakan dekapan hangat mengitari seluruh tubuhku dan aku tahu kalau ini dekapan Mac.

Ia mengelus rambutku, membisikkan kata-kata indah, serta aroma citrus yang menenangkan hingga membuatku tanpa sadar tertidur. Dalam hati, aku berdoa jika apa yang terjadi hari ini hanyalah mimpi. Ya, semoga ini hanyalah mimpi.



-TBC
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.