NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Ong Heejun. Terpampang tulisan nama sang pemuda tercetak di atas kertas stiker putih yang menempel pada pakaiannya. Ia berdiri menyamping dengan kepala menunduk; menggenggam ujung kaos sembari menarik napas panjang berulang kali. Kedua netra terpejam erat, dalam benak terus berbicara pada diri sendiri untuk tidak mengacaukan penampilan yang telah dipersiapkan matang-matang. Belum apa-apa, keringat dingin di pelipis menetes perlahan diundang oleh rasa gugup. Berada di senter ruangan dengan tiga pasang mata yang siap mengevaluasi setiap pergerakan, membuatnya serasa ingin segera kabur dari ruangan.

Instrumen pembuka lagu mengalun, kelopak pemuda Ong tersebut seketika terbuka—ia menolehkan kepala menatap para juri dengan raut serius. Rasa gugup yang kian mendera seolah hilang mengalir berasama arus musik, menampilkan sosok berbeda yang jauh lebih percaya diri. Tungkai membawa tubuhnya menghadap ke depan, berjalan beberapa langkah mengikuti ketukan musik, “One shot, let me tell you something that you already know.” Sebuah lirik familiar milik Nocturne di ucap dengan pelafalan yang cukup jelas, tatapan pemuda tersebut memicing—kuasa sebelah kanan berada di dada. Dua sentakan yang dilakukan dengan tangan bersama dada seirama membuat popping singkat yang ia pertunjukkan terlihat apik, “You just get the rock to me. You na mean?” Heejun menunjuk ke arah para juri, lalu pada dirinya sendiri. Senyum miring terpatri pada wajah tampan sang pemuda, seolah berkata bahwa pertunjukkan akan segera dimulai.

Suara drum yang cukup keras seakan menghentak tubuhnya, ia segera berdiri tegak dengan tangan kanan ditekuk di depan dahi, “Gihoeneun han beonppun,” suara tenor Heejun mengudara, rap dengan tempo sedang dilakoni sembari menggerakkan tubuhnya sesuai koreografi. Ia menurunkan tangan dengan gerakan cepat setengah melempar, “eoduun gireul georeo,” seringai tipis dapat terlihat secara samar; tangan pemuda tersebut terulur kesamping menunjukkan gestur congkak.

Pundak sejajar dengan tempat kaki menapak, ia berdiam—masih memajang raut yang sama, “bicheul barkhyeo Martin Luther King cheoreom,” tempo rap yang diucap pun juga tetap. Ia menggerakkan jari telunjuk memutar di samping kepala; merapatkan kaki dan melanjutkan lirik, “get your mind out fo’ the gutter,” pada setiap akhir rima bait rap, Heejun memanjangkan pengucapan sesuai dengan ketukan lagu sebagai variasi, “silpae ttawiegen ajik neon eoryeo.” Ia menghentak kaki pada lantai kayu tersebut semari melangkah mundur. Ibu jari terangkat ke depan, perlahan memutar 180 derajat diiringi oleh seringai remeh yang ia suguhkan.

Menarik napas pada jeda singkat, sosok semampai tersebut setengah menunduk dengan tatapan masih ke depan—membuat eye-contact dengan para juri, “One shot one chance, du beoneun eobseo nochiji ma ja junbihae.” Kepalanya bergerak malas ke kanan dan ke kiri, tangan bergerak bebas sesuai pemenggalan suku kata yang ia lantunkan, “Hell yeah …,” menjeda kalimat dengan menyeret suara beratnya; alis sang pemuda terangkat sebelah mendukung ekspresi yang tengah dipajang, “… ne jasinege deombyeo, jagajin neol pyeolchyeobwa just do it.” Tempo rap pada kalimat terakhir menjadi semakin cepat—ia mengakhiri bait dengan sebuah loncatan landai yang membawanya pada posisi berlutut.

Kedua kuasa membentuk sebuah senapan besar, sebelah mata memicing seolah membidik sebuah sasaran, “One shot! Gulbokhal tenga …,” berbeda dengan sebelumnya—kini Heejun mulai bernyanyi. Ia bergerak seakan tengah menarik pelatuk, lalu bangkit dan kembali berdiri, “…nareul dulleossan deoche geollyeodeul tenga.” Nada lagu belum terlalu kentara, namun merdu sang pemuda sudah mulai memanjakan indera pendengar para juri.

Tangan kanan terangkat ke atas, “Only one shot!” tegas mengiringi lirik lagu; ia menjilat bibirnya yang terasa kering serta menggerakkan pundak patah-patah ke kanan dan kekiri dengan kepala yang bergerak senada. Tungkai membawa pemuda bermarga Ong tersebut menghadap belakang, dengan ibu jari menunjuk ke arah punggung; separuh wajah tampan miliknya terlihat menoleh—memajang raut garang, “Domangchiji ma,” satu gerakan cepat, ia kembali berhadapan dengan para juri, “dwidoraseoseo duryeoume matseobwa.”

Memberi jarak pada kedua kaki, membuat langkah panjang ke lateral yang memantul kanan dan kiri. Tangannya bergerak bebas mengayun seirama dengan pantulan kaki, “I sesangi neol oemyeonhandaedo ni jasineul jikyeo geuge olbareun taedo.” Lincah bergerak, aura maskulin terasa begitu kuat dari gerakan sang pemuda.

“Everybody already know?” Ia mengetuk pelipisnya dengan telunjuk, seolah mengajak menyuarakan benak—kemudian menggeleng dan sedikit berteriak, “Hey shout your voice to the world!”

Kuasanya atas membentang ke samping, menelungkup lalu kembali dibentangkan ke atas, “Kkeuteomneun gil wieseo …,” memberikan tenaga pada bait yang ia nyanyikan, namun tak mengurangi kualitas gerakan yang tengah dilakukan. Heejun melompat tinggi menekuk kedua kaki, melanjutkan lirik dengan permainan nada di akhir kalimat, “mulleoseol suneun eobseo.” Ketika mendarat alat geraknya sudah membentuk diagonal panjang—bertemu di tengah, sejajar dengan pusat tubuh.

Kembali sibuk bergerak, tangan diayun dari samping kepala lalu menyilang di bawah sembari menunduk, “Uu uu uu u heundeulliji ma.” Lembut dan tegas, suara Heejun terdengar jelas walau gerakan koreografi amat kompleks. Pelipis yang tadinya hanya terlihat bulir barang setetes dua tetes, sudah basah sepenuhnya oleh keringat.

Mengulang gerakan yang serupa pada bait selanjutnya, sembari sekali-kali mencuri napas pada jeda singkat, “Hondonui sigan soge nareul gadul sun eobseo,” tatapan tajam dari manik kembar Heejun terlihat nyalang, “uu uu uu u gihoeneun han beonppuniya.”

Tubuh tinggi pemuda tersebut berputar 360 derajat, lalu dengan gerakan cepat ia mencondongkan badan hingga keempat alat gerak seketika menjadi tumpuan. “Only one shot only one shot,” dua kali melakukan gerakan push-up, kepalanya terangkat ke depan menatap tajam. “Ireul kkwak mulgo deombyeodeureo,” kembali menaik turunkan lengan yang mengangkat beban tubuh. Satu kaki menjadi tumpuan, yang lain memutar dan membuat posisi bertumpu satu lutut,”one shot!” Kedua tangan membuat senapan, membidik salah satu juri yang berada paling ujung kanan.

Menjatuhkan diri, kembali pada posisi tiarap, Heejun mengulangi gerakan yang sama. Tenor tegasnya memenuhi ruangan, sebisa mungkin tidak menunjukkan ekspresi lelah pada wajahnya, “Only one shot only one shot,” rambut bagian depan sudah basah oleh keringat, baju yang dikenakan pun sudah kuyup berubah menjadi lebih gelap. “Sesangui neoreul deonjyeobeoryeo,” kali ini ia bangkit dengan tumpuan dua lutut, dan menembak dengan senapan satu tangan pada juri yang berada di tengah, “one shot!”

Sebuah hela nafas hasil rasa lelah lolos sejenak, lalu ia kembali melakukan koreo serupa, “Only one shot only one shot,” tubuh yang kian lelah tak membuat semangat seorang Ong Heejun luntur, “ireul kkwak mulgo deombyeodeureo,” bangkit kembali dengan gestur yang sama, ia menembak juri terakhir yang berada di ujung kiri, “one shot!”

Kembali menjatuhkan diri, lalu ia melakukan gerakan push-up hanya satu kali, “Only one shot only one shot,” Heejun menekuk satu kaki untuk dijadikan tumpuan dan melakukan gerakan scorpion dance; segera berdiri tegak—menyuguhkan kembali senyum miring yang ia pajang saat awal mulai tadi, “you only have one chance u know?”

Musik telah berhenti mengiringi; dengan napas yang tersengal, Heejun membungkukkan badan sopan—pertanda ia sudah selesai dengan penampilannya. Sembari mengatur napas, pemuda tersebut mengusap pelipis dengan punggung tangan, “Terima kasih!” Senyum ramah terlihat tulus dari bibir, degup jantung gugup yang sempat hilang saat tampil kini kembali lagi. Kedua tangan saling menggenggam di depan tubuh, berdiri tegap dengan postur sopan menunggu evaluasi para juri.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.