Notes
Notes - notes.io |
"Argh!!"
Aku mendengus kesal saat berusaha mengerjakan soal akuntansi biaya-ku untuk kesekian kalinya. Ya, aku sudah mencoba mengerjakan sendiri namun hasilnya nihil.
Mau tak mau aku harus mengerjakan tugas kuliahku sendirian seperti ini di perpustakaan―tempat paling menjemukan diseluruh dunia―sebab aku tak bisa pulang cepat. Berbagai rapat mulai dari divisi hingga koordinator menungguku sejak sore hingga larut malam nanti. Bahkan aku belum sempat makan siang yang kini lebih tepat disebut sebagai makan sore. Hidupku menyedihkan, bukan?
Drrrttt drrrrtt,
Drrrrtt drrrrtt~
Secepat kilat kusambar ponsel putihku, aku benar-benar jenuh sekarang. Dan kini semua rasa jenuh seolah pergi, tulisan Jung Eunha di display ponselku-lah penyebabnya.
Bwi Oppa! Bogoshippo! ㅠㅠ
Sambil masih tersenyum-senyum, dengan gerakan cepat kubalas pesan singkatnya.
Aku belum libur Eunha-ya, kesini dan bantu ngerjain semua ini :(
Tak lupa kutambahkan foto tugasku yang tak kunjung selesai. Bodoh sekali dengan menyuruh gadis kecil itu kemari, dia pasti tidak mengerti dengan tabel-tabel penuh angka dollar yang sedang kukerjakan.
Ah, mengapa aku tersenyum-senyum layaknya orang sakit jiwa ketika mendapatkan pesan singkatnya? Entahlah, Jung Eunha memang suka membuatku seperti itu.
"Oppaaaaaa!!"
"Bwi oppa, Euna mau makan cikiiii! Terus hello panda, terus es krim, terus gula kapas warna pink yang banyaaak~"
"Aaaaa kangen Bwi oppaaa😭😭"
"Oppa, tau nggak? Tadi Euna di kampus blablabla..."
Sepintas terlihat seperti sedang mengurus seorang adik perempuan yang lucu namun kenyataannya tak seperti itu, Jung Eunha (yang bawel) adalah pacarku. Lebih tepatnya seorang adik yang merangkap tambatan hati (?), yaa seperti itulah. Aku menemukannya saat kami masih berkecimpung di sekolah menengah, dan hingga kini, ia berada dalam universitas yang sama denganku. Yah anggap saja begitu (?).
Aku mulai menawarkan diri untuk mengurusnya (read: mengajaknya pacaran) sejak ia masih baru beberapa hari menjalani fase perkuliahan yang belum-belum sudah sangat hectic.
Aah, ngomong-ngomong soal hectic, baiklah. Aku akan membereskan semua ini dan bergegas menjalankan rutinitasku yang 'tidak normal' sampai nanti malam.
10.45 PM
Click!
"Jimin kau belum-"
Belum sempat mengunci pintu asrama dan mengomeli Jimin―teman sekamarku yang tidak tinggi-tinggi amat―aku melihat seraut wajah bulat dengan pipi tembam dan rambut pendek cokelat ala dora menoleh,
"Bwi oppaaaa~"
Suara itu? Euna?
Aku masih belum sepenuhnya sadar ketika Jimin berkata dengan enteng, "aku sudah membereskan kamar dan berhasil menyelundupkannya," ia menunjuk Eunha dengan kepalanya dengan wajah tanpa dosa.
Dasar Jimin. Otakku mulai bekerja, peraturan di asrama sangat ketat, sama sekali tidak boleh ada perempuan didalam asrama laki-laki begitu pula sebaliknya. Entah bagaimana caranya Eunha masuk tanpa diketahui bapak penjaga yang ada didepan dan bagaimana cara mengelabui petugas jaga yang berkeliling asrama sebentar lagi. Aku menghela nafas.
"Euna," aku berjongkok dihadapannya sambil menyentil pipinya, "ngapain kesini hm? Terus kok belum tidur?"
Pertanyaanku sungguh bodoh, jelas-jelas aku tahu alasannya. Minggu ini aku mengurangi sebagian besar pertemuanku dengan gadis kecil ini lantaran terlalu banyak urusan yang harus diselesaikan. Bahkan ponselku seperti tidak pernah berhenti bergetar. Akibatnya Eunha menjadi tidak terurus.
"..."
"Euna? Dek?"
Eunha masih menunduk dan diam seribu bahasa binatang.
Kutundukkan badanku hingga bisa melihat wajahnya dari bawah. "Ngambek? Ini mau?" Kukeluarkan sebungkus lollipop dari saku jaketku. Sebenarnya itu hadiah dari Namjoon―ketua pelaksana salah satu proker yang kuikuti namun kaya bukan main―katanya sih Permen dari Rusia.
Perlahan Eunha mengangkat wajahnya, memandangi lollipop warna warni yang kupegang, dan ehm, terlihat enak.
"Nih," sebelum Eunha memegangnya, kutarik lagi permen itu sambil tersenyum bicik, "jangan ngambek dulu? Hehehehe,"
Eunha mengangguk, "Euna kangen oppa.. Kemarin kemana Euna cari kesana sini ga ada, dimana-mana ga ada... Euna kangen, kangen kangeeeeeeen!"
Wah, sepertinya aku harus mengurangi kegiatan abnormalku.
"Baiklah baikah, aku tidak akan ikut-ikutan," Jimin mengangkat kedua tangannya seperti pose menyerah, sebelum berjalan keluar dari kamar asrama. Kubiarkan ia keluar. Beberapa detik setelah Jimin pergi keluar, aku berniat memeluk Eunha.
BRAKK!
Jimin kembali masuk dengan terburu-buru. "Tidurlah Taehyungie! Petugas mulai berkeliling!"
Secepat kilat Jimin merebahkan dirinya diranjang dan menutup sekujur tubuhnya dengan selimut. Istilahnya berpura-pura tidur. Akupun dengan cepat melempar ranselku dan melepas sepasang converse high hitamku, melemparkannya dengan serampangan ke kolong tempat tidur, secepat kilat merebahkan diriku ke atas ranjang. Sebelum kutarik selimutku... OH TIDAK, EUNHA!
"Oppaa, oppa, dimana? Aku bagaimanaa?" Suaranya mulai bergetar mencariku sambil menggenggam permen yang kuberikan.
"Euna! Kemari!" Tanpa pikir panjang kutepuk-tepuk sisi kanan ranjangku yang masih kosong, menyuruhnya bersembunyi disitu. Denganku, ya, denganku.
Eunha mematikan lampu dan berlari ke ranjang, menjatuhkan tubuhnya sebelum aku menutup tubuh kami dengan selimut.
Ckrek.
"Yang disini sudah tidur?"
Timingnya pas sekali disaat dua orang lelaki langsung memasuki kamar kami dan menyorotkan senter ke seluruh penjuru kamarku dan Jimin.
Aku dan Eunha yang kini berbaring persis disebelahku dan tertutup oleh selimut, lebih tepatnya kami sedang dalam posisi berhadapan. Rasanya seperti ada di salah satu scene drama korea saja. Aku tidak bisa menutup mataku untuk berpura-pura tenang, aku terus saja menatap matanya. Rasanya aneh. Mata Eunha mulai berbinar, pipinya memerah namun ia tak mampu menutupinya dengan tangan seperti yang biasa dilakukannya, karena jarak diantara kami cukup sempit. Ranjangku sebenarnya hanya untuk satu orang. Dan kini aku berbagi ranjang, bantal, dan selimut dengan Eunha. Suasana awkward bercampur tegang menguasai kami berdua.
"Ngg," Eunha kaget ketika tanganku mulai merengkuh pinggangnya. Darahku berdesir ketika jidat kami menempel―dan bukan karena faktor jenong―satu sama lain.
Seolah tahu apa yang kupikirkan Eunha sudah memejamkan mata, inilah saatnya membuktikan keberanian sebagai lelaki sejati pujaan kaum hawa. Kumiringkan kepala, bermaksud melumat bibirnya.
Click!
Lampu menyala terang dengan menyebalkannya―seolah tak membiarkan adegan itu terjadi―disusul suara Jimin yang kala itu tak kalah menyebalkan, "woy, bangun. Satpam nya sudah pergi."
Sontak aku dan Eunha menyibakkan selimut yang menutupi kami berdua, dan bangun bersamaan dengan wajah yang masih memerah.
"....." Jimin memasang muka apa-dosa-gua-masuk-kamar-ini.
"Hah sudah pergi ya? Ahahaha," tawaku tak ikhlas.
Jimin masih tetap memperhatikan kami dengan tatapan apa-dosa-gua-masuk-kamar-ini.
"Enchim? Mau balikin Euna dulu ya?" Kupakai sepatuku dengan cepat. Jimin masih diam tanpa kata. Dengan gerakan cepat kujitak kepalanya.
"...ADAAAW!!"
"Jangan memikirkan hal yang tidak-tidak pada teman sekamarmu," walau hal yang tidak-tidak itu memang nyaris terjadi, sih. "Nah, ayo pulang." Ajakku pada Eunha sambil mengulurkan tangan.
Eunha menahan tawa ketika melihatku menjitak Jimin dengan tatapan mesum, kemudian gadis itu mengangguk setuju.
Kutinggalkan Jimin yang masih saja terbengong dengan indahnya dikamar, dan bergegas memulangkan gadis ini ke asrama putri. Karena kedua penjaga sedang berkeliling, aman bagi kami untuk keluar melalui jalan normal.
"Kok nekat kesini? Ngapain?" Tanyaku ditengah jalan menuju asrama putri.
"Oppa itu susaaaah banget banget diketemuin, Euna udah cari kemana-mana selalu ga ada. Yaudah Euna kesini, tadi sempet ga dibolehin sama Sowon Unni," Eunha menjelaskan tanpa dosa.
Dasar anak ini, "lain kali jangan gini lagi, ya? Kalo ketauan Euna besok besok ga boleh kuliah, mau dihukum?"
"Eeemmm....." Eunha menatapku dengan tatapan mengiba, "iyaaa oppa iyaaaa, tapi besok ajak Euna makan. Yaaa yaaaa??" Pintanya sambil merajuk. Seperti anak kecil.
Sesampainya didepan asrama putri, Sowon sudah menunggu. Sepertinya ia berniat akan menyelundupkan Eunha kekamar lagi, tangannya melambai pada kami.
"Tuh, sudah ditunggu. Ayo balik sana!"
Eunha mengangguk, ia berlari menghampiri Sowon yang sudah menunggunya.
Akupun menghirup nafas lega, dan berbalik merasakan angin malam yang tidak sehat namun menenangkan. Baru saja melangkahkan kakiku meninggalkan asrama putri sebelum ketahuan ibu penjaga,
00.00 AM
Eunha sudah berlari kearah Sowon, namun ia teringat sesuatu. Dengan cepat ia berbalik arah dan berlari kearahku yang sudah akan pergi dari area itu.
Chuu~
Tanpa malu-malu, dan tanpa pikir panjang Eunha mengecup kilat pipi kananku,
"ah ya! Kelupaan ehehe~ selamat tanggal 21 yang ke-empat oppa! Ini ciuman yang ga jadi tadi, wlee~"
Saat itu juga, aku merasa ingin menenggelamkan diri ke segitiga bermuda.
|
Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...
With notes.io;
- * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
- * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
- * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
- * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
- * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.
Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.
Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!
Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )
Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.
You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;
Email: [email protected]
Twitter: http://twitter.com/notesio
Instagram: http://instagram.com/notes.io
Facebook: http://facebook.com/notesio
Regards;
Notes.io Team