Notes

14 April 1997

Seorang anak perempuan berparas cantik telah lahir ke dunia. Sang ibu menangis haru atas kelahirannya. Begitu pun sang ayah. Mereka sangat bersyukur akan kehdirannya yang membawa warna baru dalam kehidupan mereka.

21 Juni 2000

Terkadang yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Pada awalnya, keluarga mereka terlihat harmonis dan penuh kehangatan. Namun tak berselang lama, musibah itu datang.

Rumah mereka mendadak diserang kelompok misterius di suatu malam. Suara gaduh membangunkan ketiganya. Sang ayah bersiap siaga menyiapkan pistol, sedangkan sang ibu segera menggendongnya dalam pelukan hangatnya.

Mereka diam-diam ke luar dari kamar melalui jendela. Sebelum aksi mereka diketahui, mereka cepat-cepat berlari meninggalkan rumah. Berlari sejauh-jauhnya dari rumah, entah kemana. Yang terpenting saat ini adalah mencari tempat yang aman bagi mereka.

Bus yang mereka hentikan membawa ketiganya ke rumah paman sang ayah. Mereka bersembunyi di sana untuk sementara waktu.

24 Juni 2002

Sayangnya, rasa aman yang mereka rasakan tidak berlangsung lama. Penyerangan itu terjadi lagi. Kali ini kedatangan mereka nyaris tidak disadari sebab saat itu mereka kelelahan setelah seharian penuh meluangkan waktu bertamasya.

Paman sang ayah terbunuh di tempat. Sebisa mungkin mereka melarikan diri. Naas, sang ayah tertembak di tengah pelarian mereka. Sang ibu pun melanjutkan pelarian mereka walaupun dalam hatinya sungguh berat meninggalkan sang suami yang sedang sekarat. Bagaimanapun anak mereka harus selamat, dia tidak boleh mati.

Sekali lagi, dewi fortuna berpihak kepadanya dan sang ibu. Mereka berhasil lolos dari kejarang kelompok berseragam hitam tersebut.

Pilihan terakhir sang ibu hanya ada satu, yaitu menitipkannya pada teman terdekat. Dia tidak bisa hidup bersama ibunya lagi. Jika dia terus hidup bersama sang ibu, nyawanya akan terancam.

Dengan tekad kuat, sang ibu membawanya ke sebuah apartemen. Memintanya duduk di depan pintu. Dia tidak bisa berhenti menangis karena dia tidak mau berpisah dari ibunya. Tetapi sang ibu tidak memedulikannya. Sebuah jaket tebal dan secarik kertas, ditinggalkan sang ibu kepadanya.

Setelahnya, hanya ada dirinya dan keheningan malam yang begitu sunyi. Pada akhirnya, dia terlelap. Lalu, keesokan harinya seseorang membangunkan dirinya dan sosok yang dilihatnya bukanlah sang ibu. Melainkan wanita lain, yang kemudian dipanggilnya dengan sebutan "ibu".