Notes

Grade2

WINGARDIUM LEVIOSA

Pergerakan tongkat: 7

Pelafalan: wing-GAR-dee-um levi-O-sa

Tipe: Charm

Warna: –

Mantra Pengangkat merupakan mantra untuk mengangkat suatu objek hanya dengan lambaian tongkat sihir. Sehingga secara umum mantra ini digunakan untuk mengangkat suatu benda yang menjadi objek. Contohnya: bulu, buku, tongkat, kayu, dan sebagainya.

Mantra ini termasuk ke dalam mantra dasar yang masih belum diketahui apakah mantra ini bisa diterapkan jika objeknya adalah makhluk hidup. Charm and Spell Club berusaha menemukan jawaban dari hal tersebut.

Mengenai latar belakang charm ini sendiri setiap penyihir memiliki kekuatan sihir. Kekuatan sihir ini umumnya dimiliki sejak lahir. Pada penyihir-penyihir di bawah umur yang belum mengetahui kekuatan sihirnya, kekuatan sihir tersebut akan muncul tanpa diminta, biasanya saat sang penyihir dalam keadaan marah atau sedih, atau dalam bahaya. Efek dari kekuatan sihir tersebut acak, dan tidak terkontrol, meskipun memiliki maksud dan tujuan sesuai keadaan si penyihir yang dikendalikan keadaan hatinya.

Seiring pertumbuhan, kekuatan sihir yang dimiliki umumnya semakin bertambah besar. Ada kalanya penyihir di bawah umur mampu melakukan hal-hal seperti mengangkat suatu benda tanpa harus menyentuh benda itu. Diduga, Mantra Pengangkat ini merupakan pengembangan dari kemampuan sihir ini.

Tidak jelas diketahui siapa yang pertama kali mencetuskan kata Wingardium Leviosa sebagai Mantra Pengangkat. Namun seiring perjalanannya, kata ini terbukti efektif dan menjadi salah satu mantra dasar yang wajib dikuasai oleh seorang penyihir.

Mantra Pengangkat harus dilakukan serta dilatih secara bertahap dengan menambah bobot benda yang akan diangkat. Sehingga seiring berjalannya waktu bila sudah terlatih, benda apapun yang diangkat yang tentunya selama masih masuk akal, akan dapat dilakukan tanpa kesulitan. Jangan menggunakan benda yang terlalu ringan dan hindari tempat berangin.

Salah satu poin penting yang harus diperhatikan merupkan pelafalan mantra itu sendiri, mengingat Penyihir Baruffio, pernah melafalkan huruf ‘s’ alih-alih ‘f’. Akibatnya, ia mendadak tergeletak di lantai dengan kerbau di atas dadanya.

Serta tongkat sihir yang seharusnya diayunkan dan disentak, bukannya diacungkan. Arah maupun gerakan tongkat pun akan menyesuaikan gerakan benda pula. Mantra ini dapat diucapkan baik secara verbal maupun non-verbal. Ketahanan mantra bergantung pada determinasi pikiran. Penyihir harus bertekad dan memusatkan pikirannya untuk mengangkat benda tersebut.

Etimologi mantra Wingardium Leviosa berasal dari penggabungan tiga kata yang berasal dari bahasa Latin, yaitu wing, arduus, dan levo. Wing yang berarti ‘tinggi’, arduus yang berarti ‘langkah’, dan levo yang berarti ‘melayang’ atau ‘levis’ yang berarti ‘ringan’. Maka, jika digabungkan, mantra ini dapat diartikan sebagai mantra terbang yang tingginya beberapa langkah.

Mantra Pengangkat pertama kali dikembangkan pada abad ke-16, dan penyihir Jarleth Hobart mengkreditkan mantra ini sebagai kreasinya. Pada tanggal 16 Juli 1544, Hobart mengundang kumpulan besar penyihir, di mana di antaranya termasuk Ketua Penyihir Wizengamot, untuk menyaksikan aksinya, yaitu untuk terbang.

Ia menaiki atap gereja lokal dan setelah beberapa pidato, ia melompat dan membaca mantra. Pada awalnya, Hobart tampak berhasil dengan atraksi terbangnya. Di mana pada zaman tersebut tidak ada penyihir yang dapat membawa dirinya terbang. Tetapi, setelah kurang lebih tiga menit ia berada di udara dengan kerumunan penyihir tetap mengawasinya, sorak-sorai penyihir yang lain pun menjadi dengan keluhan mengenai pertunjukan yang sangat membosankan dikarenakan Hobart sendiri yang hanya dapat berdiam di udara, alih-alih melakukan gerakan sedikitpun.

8

Ia menanggapi ejekkan tersebut, sehingga mencoba untuk bergerak di udara dan mulai melakukan gerakan berenang dengan semangat yang justru malah menghasilkan efek yang tidak memuaskan bagi dirinya. Hobart berspekulasi bahwa pakaiannyalah yang membuat dirinya menjadi lebih berat sehingga menghambat pergerakannya. Oleh karena itu, ia melucuti dirinya sendiri yang malah membuat dirinya jatuh sejauh sepuluh kaki ke bawah sementara pakaiannya mengambang di udara.

Kerumunan penyihir terpesona dengan mantra pengangkat. Namun tidak dengan Hobart yang jatuh di atas tanah—membuat enam belas tulangnya patah, serta menerima denda dengan judul ‘kekonyolan yang keterlaluan’ dari kepala penyihir.

Hobart kembali ke rumah dan dipermalukan. Ia menyadari mantranya dapat membuat benda melayang beberapa lama—yang terkait dengan keahlian sang perapal sendiri, serta berat benda. Ia menyimpulkan hewan kecil ataupun anak-anak dapat diangkat dan tidak memiliki kendali apapun saat di udara.

Maka dari itu, Hobart pun membuat pengumuman kedua dengan kerumunan penyihir yang jauh lebih besar berkumpul untuk melihat demonstrasi kedua darinya. Dan ternyata demonstrasi kedua Hobart jauh lebih berhasil dibandingan demonstrasinya yang pertama. Ia menunjukkan para penyihir bagaimana ia dapat dengan mudahnya melayangkan objek-objek kecil, mulai dari bebatuan hingga pohon tumbang. Pada akhirnya Hobart memutuskan untuk melayangkan topi kepala penyihir sehingga kepala botaknya terlihat kepada banyaknya penyihir yang sedang berkumpul. Kepala penyihir sangat marah dan menantang Hobart untuk berduel dengannya. Tetapi justru jubah sang ketualah yang diangkat ke atas kepalanya, menyebabkan ketua penyihir berlari.