NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Profile:

Nama: Hayama Shuzo
TTL : Tokyo, 3 Juni 1995
Pekerjaan : Analis
Umur : 23 tahun
Golongan darah : AB
Gender : Lelaki

Face Claim : 1. Kim Taehyung 2. Kim Mingyu 3. Lee Taeyong.

Sifat :

Shuzo adalah lelaki mandiri, segala hal sebisa mungkin ia kerjakan sendiri. Seorang work holic pencinta kerja di bawah daging manusia dan di atas apa pun, tangannya begitu gatal jika hanya berdiam diri walaupun untuk sedetik. Kecintaannya pada bekerja berbanding terbalik kepada spesiesnya sendiri, manusia. Pengalaman masa lalunya yang pahit membuat lelaki ini begitu skeptis dengan kaumnya sendiri. Ia tak menyebutnya secara gamblang tapi gelagatnya secara kasat mata dapat terlihat. Mulai dari ujung helai rambut hingga kaki ia merendahkan sosok manusia, baginya mereka tidak lain sekadar hidangan utama.

Background Story:

Keluarganya bukanlah berasal dari kalangan bangsawan, bukan pula jajaran politikus kelas atas. Hidup di tengah-tengah kemelut metropolitan kota Tokyo, Shuzo dibesarkan secara berbeda dibandingkan anak seusianya.

Selama bertahun-tahun keseharian dalam keluarga Hayama sudah ia anggap semestinya sama seperti yang lain. Ayahnya seorang pengacara dan ibunya perawat di salah satu rumah sakit ternama, tak ada yang mengherankan sampai di titik ini. Shuzo sendiri mempunyai figur kakak dengan segala kewibawaannya, Hayama Suzuya. Lelaki berperawakan tinggi dengan surai putih yang menjadi ciri khasnya sudah menjadi sosok mengagumkan bagi adik kecilnya, Hayama Shuzo. Sayangnya, hubungan antara sang kakak dengan orang tuanya retak hingga pada Shuzo menginjak umur sepuluh tahun, Suzuya pergi dari rumah dengan kalimat yang bergema dan selalu teringat hingga sekarang, "Aku menyesal dilahirkan di keluarga ini."

Sarat kecewa dari ibunda dan puncak amarah menggebu dari ayahanda tak terelakkan, meninggalkan tanda tanya besar yang berkecamuk dalam dada, "Mengapa kakak meninggalkan aku? Kami?"

Pasca Suzuya memutuskan untuk pergi dari rumah, berulang kali sepasang mata Shuzo berkaca-kaca menanyakan keberadaan sang kakak. Tak ada jawaban yang memuaskan, apalagi sebuah kepastian, teriakan pengkhianat tak lelah ayahnya lantangkan setiap kali Shuzo bertanya.

Enam tahun telah berlalu, kepergian Suzuya membawa perubahan besar pada keluarga Hayama. Mulai enam tahun secara beruntun tidak ada lagi sayuran atau pun buah-buahan yang menjadi makanan kesukaan Suzuya. Hanya daging segar yang tersaji sebagai hidangan.

Shuzo pun seakan terisolasi dari dunia luar, tidak ada lagi yang namanya sekolah, apalagi tugas kelompok. Yang ada hanyalah guru pengajar datang silih berganti memperkenalkan diri sebagai penerang ilmunya. Seringkali saat dirinya sudah menaruh minat pada salah satu bidang, ingin mempelajari lebih dalam, tiba-tiba pengajar itu menghilang tanpa pernah kembali. Kata ayah mereka tidak menyukai Shuzo, kata ibu mereka tidak mau membagi ilmunya. Lagi, dan lagi, ia ditinggalkan.

Tepat pada enam tahun setelah hilangnya sang kakak, tiba-tiba segerombolan pria berseragam polisi masuk tanpa permisi. Merenggut segala cinta dan kasih yang ia dapatkan, semua hilang dalam sekejap.

Sepuluh tahun hidupnya dipenuh cinta kasih ayah, ibu, kakak. Enam tahun selanjutnya kehidupan Shuzo hanya dilengkapi dengan ayah dan ibu. Dan, pada tujuh tahun terakhir hanya dekapan pada diri sendiri yang ia terima. Tanpa ayah, ibu apalagi kakak.

Mereka bilang keluarganya adalah keluarga gila. Tidak, bahkan melebihi kata itu. Orang tua mana yang tega membunuh anaknya sendiri dan menyantapnya bersama adiknya? Membunuh satu per satu guru dengan dalih mengajari anak termuda mereka. Menguliti dan memutilasi adalah hal biasa yang dilakukan sepasang suami istri itu, menyantap daging setiap hari dari waktu ke waktu.

Tidak, tidak. Itu hanyalah sebuah kebohongan!

Sialan!

Setan!

Setan... setan bagi mereka yang mengatakan ayah dan ibunya setan.

Apa yang mereka makan hanyalah daging biasa, sedikit berlemak di bagian setiap sisi dan baunya tak seenak daging babi. Tapi, jika dimakan terus menerus menambah nafsu makan bahkan Shuzo tumbuh dengan baik. Berkat daging masakan ibu.

Dan apa yang mereka minum tidak lain anggur yang dibuat ayah, sedikit cair dan bau amis yang terkadang menusuk jika ayah membuatnya secara cepat. Tapi, jika diminum terus menerus tidak membawa rasa mabuk yang memualkan, melainkan candu bagi Shuzo untuk terus menyeruputnya.

Saat ayah dan ibunya direnggut raganya dari genggaman kecil Shuzo, lelaki berusia enam belas tahun ini harus merasakan dinginnya panti rehabilitasi anak di Jepang. Selama satu tahun ia habiskan dengan kegiatan konstan tanpa emosi, bagaikan rongsokan yang dijadikan robot tiada gelak tawa, berlarian, bermain. Seluruh yang ia lakukan hanyalah mencuci, membersihkan barak, buang air di jamban berderet tanpa pintu dan tidur beralaskan besi.

Tujuh belas tahun sudah genap umurnya, bukan tempatnya lagi bagi Shuzo untuk menetap di rehabilitasi anak. Tinggal keputusan dari pembinanya yang dapat memutuskan kehidupan Shuzo selanjutnya. Apakah ia akan mendekam di penjara atau berkeliaran bebas?

Keputusan akhir telah dibuat. Mereka yakin, ia, Hayama Shuzo tak seperti kedua orang tuanya yang dihukum mati karena memakan lebih dari tiga puluh orang selama kurun waktu enam tahun lamanya. Maka, palu telah dipukul, Shuzo kembali menghirup alam bebas.

Apa yang dikatakan bebas sebenarnya bukanlah bebas dalam artian sesungguhnya, sorotan merendah dari masyarakat ia terima terlebih hinaan yang datang silih berganti tanpa kenal lelah. Bukan hanya datang dari orang asing, tetapi dari keluarganya sendiri pun enggan untuk mengangkatnya menjadi anak. Hingga mereka dengan tega membuang Shuzo seorang diri di Korea.

Awalnya mereka bilang akan ada seseorang dari keluarga jauh yang ingin mengangkat Shuzo menjadi anaknya. Tapi, saat kaki telah menapak di bandara Gimpo tak ada satu pun yang datang menjemputnya. Bahkan sampai tiga hari menunggu dan diri dihujani seribu satu pertanyaan dari petugas keamanan sekitar, keberadaan keluarga jauh itu masih tanda tanya.

Shuzo berpamitan, memilih pergi mengembara di tengah kemerlap kota Seoul, tanpa sepersen uang digenggam dan rasa lapar sudah mencapai batas. Tepat tiga hari pula pasca kedatangannya perut mungil itu tak berisi, ketika ia terduduk di dalam gang sempit dan melihat kucing lewat dengan keadaan yang serupa sepertinya, kurus kering tak terawat, tanpa berfikir panjang tangan kecil Shuzo membunuhnya. Menyantap setiap ruas daging seperti masakan ibunya dan menghirup darah seperti anggur ayahnya.

Inilah kenikmatan yang terlupakan, kenikmatan bagaikan di atas awan.

Dan, hari itu juga Shuzo bertemu dengan Hyunjae, dokter muda yang tanpa kenal takut mengangkat Shuzo menjadi anaknya. Tak pernah terbesit di otak Hyunjae jika daging yang dimakan Shuzo saat pertama kali mereka bertemu adalah daging kucing dan tak terpikirkan olehnya juga alasan Shuzo memuntahkan seluruh makanan kecuali daging adalah kebiasaan yang diturunkan kedua orang tua kandungnya dari dulu.

Kini usianya telah mencapai genap dua puluh tiga tahun, Shuzo tumbuh menjadi pria tampan dengan pekerjaan mapan. Hyunjae lah yang mengajari Shuzo banyak hal, memasukkannya di bangku kuliah dan memberikannya pekerjaan sebagai analis di rumah sakit milik Hyunjae. Dan, pada saat itulah Shuzo menyadari kebiasaan yang dilakukan ayahnya, ibunya bahkan dirinya sendiri adalah salah. Kanibalisme itu sebutan yang ia temukan di buku tetapi Shuzo tak bisa menampik seberapa daging manusia sudah menjadi candu dalam diri. Di lain sisi, Shuzo tak ingin melihat raut kecewa dari wajah Hyunjae jika lelaki itu mengetahui kenyataannya. Jadilah sekarang Shuzo hidup dalam penuh kebohongan. Berbalutkan seragam serba putihnya tiada yang mengetahui seberapa hitam kehidupannya.

Kesibukan mun:

7/10. Mun sendiri sebenarnya sudah kuliah, jadi kesibukannya tergantung dengan dosen dan organisasi. Lol. Tapi, tenang... acara organisasi mulai sibuk sekitar bulan mei setelahnya dan itu sudah libur di kampus jadi masih bisa bagi waktu antara real dan rp. Lagipula saya kangen plotting.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.