Notes

Surat Panjang untuk Arum yang Tidak Pernah Berhenti.

Hai, sayang.
Kutebak kamu senyum pas baca kalimat awal, ya? Atau jangan-jangan sudah merasa biasa karena sering kupanggil begitu? Apa pun itu, asal kamu tahu, aku tidak pernah sembarang bilang sayang. Doi aja belum kuucapin. Tapi kamu udah. Oh, how lucky you are!!

Tapi tahu tidak? Sebenernya yang beruntung di sini itu aku. Beruntung punya temen sebaik sekuat sehebat sejenius sealien se-semuanya kayak kamu. Hehe. Makasih udah pernah hidup dan mengisi kehidupanku, Rum. Asyiq baper. Wkwk.

Rum.

Kamu tahu gak apa yang aku sesalin sejauh ini? Oh kamu tahu. Aku juga sering bilang, ya. Ok. Kuingetin, kira-kira begini: "Kenapa dulu kita dikasih kesempatan ketemu tapi cuma kenalan sebut nama aja? Kenapa deketnya jauh setelah waktu itu berlalu? Kenapa?"

Tapi Allah kasih jawaban Rum. Barangkali begini, kalau kita sering ketemu, kamu atau aku ga bakal rindu. Terus aku gabisa meniru Dilan, "rindu ini berat. Makanya kita pikul sama-sama, biar ga berat." Hehe. Aku mengutip kalimat Fikri:))

Rum. Mungkin ketika kamu baca ini, ekspresimu bisa jadi tidak mendayu seperti Hayati karena surat Zainuddin. Atau mungkin tidak berbinar seperti Kartini karena surat-surat teman luar negerinya, J.H Abendanon. Aku mah apa, ya. Tapi lepas dari itu, tolong baca sampai habis ya. Mubadzir. Nanti dosa. Wkwkwk.

Satu, terimakasih untuk apa pun sejauh ini. Saya bangga pernah menemukan dan punya kamu sebagai my everything. Dari kamu saya belajar banyak. Ingat tidak waktu kamu cerita pernah ke Galapagos? Jadi salah seorang dari dua perwakilan Indo? Ke kantor gugel? Buat penelitian tentang charger di telapak tangan? He... aku speechless!!! "Ini manusia bukan sih?"

Andai kamu tahu, seberapa banyak saya ngebanggain kamu sebagai, "iya dia temenku. Keren kan? O pasti. Walau kalian berpikir alien mana yang mau temenan sama manusia bumi remah-remah sepertiku." Hehehehe. Tapi maaf kalo aku belum bisa menyambangi pembicaraanmu seputar ufo dan belum bisa seperti seseorang yang bilang, "Dek kamu kan pinter neliti kenapa gak neliti UFO aja?" Haduw berat.

Oiya, ingat tidak waktu kamu sebut sabuk taekwondomu? Penasaran, kutanya kepada salah seorang teman di kelas. "He, sabuk hitam dan 2 itu tinggi banget ta?"

Kemudian dia membalas, "ghuh setara sama pelatih tuh."

Aku diam. Mencerna. Kemudian menelan mentah-mentah, "ternyata Arum si alien juga seorang atlet."

HEHEHEHE.

Rum, saya pernah bercerita tentang kamu di twitter, jelas sebelum kamu masuk dunia-fana-itu. Tapi tidak perlulah kamu stalk, kamu baca aja surat ini. Sudah cukup kok untuk amunisi ngeflai ke luar angkasa. Hehehehe.

Kata judul, surat ini panjang. Ya emang. Bentar ini masih part satu. Kucicil ia. Biar nanti kamu ngeflainya dikit-dikit. Biar ga nabrak pesawat. Hehe.

Selamat pagi, sayang. Semoga Minggumu cerah seperti aku:)