Notes

Jessica POV
"Ataksia? Penyakit apa itu?" tanyaku menatap sana,salah satu dokter Vladimir hospital yang berada di hadapanku kini.
"Penyakit dimana penderitanya akan mengalami kelumpuhan pada seluruh anggota tubuhnya secara pelahan lahan" jawabnya
"Apa???K-kau serius?" seruku terkejut.sana menganggukan kepalanya.
"Jadi suatu hari nanti,aku tidak akan bisa menggunakan anggota tubuhku lagi?" tanyaku pelan. Sana mengganggukkan kepalanya lagi.
aku benar benar tak menyangka semua ini akan terjadi padaku. Kemarin baru saja mark memutuskan hubungan kami dan,hari ini aku mendapat kabar bahwa aku positif mengidap penyakit ataksia.
"Apa masih adalah kemungkinan untukku sembuh?" tanyaku pelan.
"Tentu ada unnie,kalau unnie mau melakukan operasi segera" jawabnya. Aku tersenyum getir "sepertinya aku tidak akan melakukan operasi itu...." Sana membelakakkan matanya. "Tapi kenapa unnie? Apa unnie tidak ingin sembuh?"
"Tentu saja aku ingin sembuh tapi kemungkinan aku sembuh sangat kecil kan? Percuma saja aku melakukan operasi,pada akhirnya cepat atau lambat aku akan 'pergi'." sana diam.
"Ohya! Tolong kau rahasiakan ini semua dari semua orang,termasuk krystal. Kau mengerti?" tanyaku.sana mengerutkan dahinya bingung. "Kenapa unnie ingin merahasiakan ini semua? Apalagi dengan krystal unnie,dia kan adikmu unn...dia harus tahu"
Aku menggeleng pelan. "Aku tidak ingin membuat dia sedih. Berjanjilah padaku kau akan merahasiakan semua ini"
Sana menganggukkan kepalanya. "Baiklah unnie" ku tersenyum kecil. "Terima kasih sana"
***
Sudah genap 1 bulan aku mengidap penyakit ini dan itu artinya sudah genap 1 bulan pula aku menyembunyikan penyakit ini dari semua orang termasuk krystal.

Kantin~
Prak! Tak sengaja aku menjatuhkan nampan yang berisikan makan siangku. Semua orang dalam kantin ini menatap ke arahku dan krystal. Padahal tadi aku sudah memegangnya dengan benar,kenapa nampan ini bisa jatuh?
"Omo! Unnie barhati hatilah" ujar krystal sambil membersihkan kekacauan yang ku buat.
"Maafkan aku" saat aku akan membantu krystal membersihkan semua kekacauan itu,aku merasakan suatu hal yang aneh pada tanganku. Apa sebentar lagi tanganku ini tak akan berfungsi?
"Unnie,biarkan kali ini aku yang bawakan makananmu" ucap krystal membawakan nampan makananku menuju sebuah meja kosong yang akan kami tempati.
"Terima kasih krys...." krystal tersenyum padaku. "Sama sama unnie"
Berulang kali aku berusaha untuk menyumpitkan nasiku,tapi hasilnya nihil. Nasi itu terus saja jatuh. Krystal menatapku bingung. "Unnie gwenchana?"
"N-ne...gwenchana" jawabku pelan. 'Ayolah tanganku...' aku terus berusaha untuk menyumpit nasiku.ah,akhirnya aku berhasil walaupun hanya sedikit nasi yang kudapatkan.
***
Semakin hari kondisiku semakin memburuk,aku sering terjatuh saat berjalan padahal tak ada apapun di depanku,sering sekali aku suka kesusahan dalam berbicara, dan saat aku akan menelan sebuah makanan.

Author POV
Suasana valdimir academy mendadak menjadi sangat berbeda dari biasanya. Ya,hari ini semua orang di akadeni tersebut sudah mengetahui tentang penyakit jessica,setelah sebelumnya sana memberitahukan semuanya. Semua orang di sana tampak sangat terkejut dan tak menyangka,termasuk krystal. Ia benar benar tak menyangka kakaknya mengalami penyakit seperti ini. Padahal,pada hari hari sebelumnya jessica tampak baik baik saja. Tak jauh berbeda dengan krystal,mark juga merasakan hal yang sama,ia benar benar tak menyangka.
Tadi pagi,krystal yang baru saja kembali dari jogging paginya menemukan jessica sudah tergeletak tak sadarkan diri di atas kasur. Dengan perasaan sangat panik,ia berteriak. Sana yang saat itu tengah berbicang dengan beberapa siswa yang lainnya tak sengaja mendengar suara krystal,ia merasakan hal aneh telah terjadi dan benar saja,ia menemukan jessica tak sadarkan diri,dengan segera ia memeriksa keadaan jessica dan memanggil semua staff vladimir hospital dan membawa jessic ke vladimir hospital.
***
Krystal menangis keras ketika ia tidak diperbolehkan untuk menemui jessica untuk saat ini dan beberapa hari ke depan,beberapa orang berusaha untuk menenangkan krystal. Akhirnya setelah 1 jam,krystal berhasil tenang. Ia menatap sang kakak yang tertidur dari balik pintu.
"Unnie,kau harus sembuh jangan tinggalkan aku sendirian" gumamnya
"Ia pasti akan sembuh,kau tidak perlu takut" krystal tersental kaget. Teryata itu suara mark.
"Ku harap juga begitu,aku tidak mau sendirian..." jawab krystal. Mark dan krystal terdiam menatap jessica yang tertidur di dalan sana bersama
"Oppa,apa kau masih mencintai unniku?" tanya krystal pelan.
"Iya"jawab mark singkat
"Kalau kau masih mencintai unnieku,kenapa kau memutuskan hubungan kalian?"
"Itu karena aku tidak mau membuat kakakmu selalu merasa sedih karena aku tidak punya waktu yang banyak untuknya seperti dulu."
"Oppa,yang mana yang akan kau pilih....jessica unnie atau pekerjaanmu?" mark diam membeku. Ia bingung harus jawab apa. Kedua hal itu sama sama penting untuknya,ia tidak bisa memilih. Menjadi seorang guru adalah salah satu impiannya sejal kecil.
"Sepertinya dugaanku benar,pekerjaaanmu itu lebih penting dari unnieku,aku sangat menyesal karena mendukung hubungan kalian" setelah itu krystal pergi dari sana meninggalkan mark sendirian.
***
Beberapa hari kemudian aula vladimir academy dipenuhi airmata,tepat hari ini jessica meninggalkan semua orang yang ia kasihi dan yang mengasihinya. Semua orang dalam ruangan itu tampak tak bisa memberhentikan airmata mereka barangs sedikitpun. Krystal,gadis itu menangis sangat deras sambil memegang kedua tangan kakaknya yang sudah menjadi dingin bagai es. Mulai hari ini, ia akan menjalani seluruh hidupnya sendirian,tidak akan ada lagi kakak yang selalu membelanya saat ia dimarahi oleh guru guru,mendengarkan semua curahan hatinya,melindunginya dari semua hal,menjaganya dan menemaninya saat ia merasakan sebuah kesepian.
Sementara mark,terus saja menundukkan kepalanya menyembunyikan airmatanya yang tak bisa berhenti sejak tadi. Kini ia tidak akan pernah bisa melihat senyuman jessica yang selalu bisa membuat hatinya menghangat,membuat semua rasanya lelahnya sehabis bekerja hilang dan membuat hari harinya berwarna