NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Write a note in this area. It's really easy to share with others. Every Single Think About You
Kim Mingyu
Jeon Wonwoo
(Semua marga diubah menjadi Park)
.
"Kami pulang!"
"Hei, dimana mereka?"
Yoongi melangkahkan kakinya sambil menggendong anak berusia sekitar enam tahun yang tertidur di punggungnya. "Mungkin sedang tidur. Wonwoo adalah heavy sleeper."
Jimin membawa dua koper berat dan memasuki rumah mereka. "Tapi Mingyu anak yang baik dan juga sangat istimewa. Dia akan bangun pagi dan membuat sarapan. Lagipula harusnya kita pulang kemarin kan?"
Yoongi mendengus dan menidurkan woozi di sofa panjang ruang tamu mereka. "Salahmu. Aku sudah mengatakan pada Mingyu bahwa kita akan pulang besok. Tapi kau terlambat bangun dan kita ketinggalan kereta. Lagipula anak anak kita semuanya istimewa."
Jimin terkekeh. "Maaf hehehe."
"Appa? Eomma?"
Yoongi menoleh dan mendapati Mingyu dengan wajah setengah mengantuk turun dari tangga. "Mingyu-ah, kau sudah bangun? Ini baru pukul lima pagi. Kau masuk pukul delapan kan?"
Mingyu mengangguk. "Ingin membuat sarapan untuk Wonwoo hyung seperti biasa... Eomma bilang akan pulang kemarin?"
Jimin menepuk kepala Mingyu. "Sudahlah. Bawa woozi ke kamarnya. Eomma akan memasak makanan kalian. Kau bisa tidur lagi."
Mingyu mengangguk. Ia menggendong woozi di bahunya dan berjalan menuju kamar bocah itu yang berada tepat di sebelah kamar Wonwoo. Sedangkan kamar Mingyu berada di sisi lain rumah itu. Dekat kamar orang tua mereka.
Setelah selesai menidurkan adiknya, Mingyu tanpa sengaja menoleh ke kamar kakaknya. Entah kenapa ia merasa ingin tidur disana. Jadi tanpa berfikir panjang, ia membuka pintu bercat putih itu.
Pemandangan pertama yang dia lihat adalah Wonwoo yang tertidur miring dengan memeluk gulingnya dan selimut yang sudah jatuh di bawah tempat tidur. Bajunya tersingkap di bagian pinggang dan celana pendeknya juga tersingkap hingga paha atasnya.
Mingyu terkekeh pelan lalu mengambil selimut kakaknya dan ikut menaiki ranjang yang lumayan besar itu. Dengan pelan, ia merebahkan diri disamping Wonwoo. Termenung sebentar mengingat di ranjang inilah ia meniduri kakaknya sendiri.
Setitik rasa bersalah menyusup di hatinya. Ia sebelumnya pernah melakukannya dengan beberapa mantan gadisnya. Tapi itu adalah seks pertamanya dengan namja. Terlebih kakaknya sendiri. Dan dari tiga-Mingyu tidak yakin. Sekitar tiga atau empat gadis- yang ia tiduri, Wonwoo adalah yang terbaik. Tidak ada penyesalan sama sekali karena meniduri Wonwoo. Ia berharap kakaknya merasakan hal yang sama.
"eungh..."
Wonwoo menggeliat kecil merasakan ada pergerakan di ranjangnya. Ia berbalik dan tanpa sadar mendekap Mingyu. Mengusapkan pipinya pada dada bidang adik nya tanpa sadar.
Wajah Mingyu memanas. Dengan pelan, ia mengusap rambut hitam Wonwoo. Tersenyum tanpa sadar saat merasakan betapa halus rambut kakaknya.
"Aku berharap pagi akan datang lebih lama hari ini..." bisiknya sambil mendekap erat tubuh Wonwoo.
.
,,,
.
Wonwoo membuka matanya perlahan. Sedikit menguap dan berusaha menyesuaikan matanya dengan cahaya pagi.
Dada?
Ia mengerutkan kening. Dada siapa yang ada di depannya?
"Mingyu-ya, apa yang kau lakukan di ranjangku?" Wonwoo duduk dan bersuara dengan suara khas bangun tidurnya.
"Sedikit lagi... aku mengantuk..." Mingyu mengerang pelan dan malah memeluk pinggang Wonwoo dengan sebelah tangannya.
"Bangunlah Bodoh. Ini sudah pagi hoahm..." sang kakak menguap sekali lagi dan berusaha melepas lengan Mingyu yang melingkari pinggangnya.
"Tidak~" bukannya bangun, Mingyu malah menarik tangan kakak nya agar berbaring lagi dan memeluk Wonwoo dengan erat seolah tidak ingin Wonwoo kabur.
"Ya! Aku lapar sekali. Apa kau sudah masak?" Wonwoo berusaha mendorong kepala Mingyu yang asyik membenamkan wajahnya pada ceruk leher yang lebih tua.
"Eomma sudah pulang. Biarkan aku tidur sebentar lagi hyung~"
Mingyu mengucapkannya dengan aegyo, tapi Wonwoo sontak bangun dan berkaca. "Kenapa kau tidak bilang??!"
Mingyu akhirnya duduk dan mengusap matanya yang masih mengantuk. "Memang kenapa?"
Wonwoo menatap pantulannya di cermin. Terlebih bagian leher dan bahunya lalu mendesah lega. "Syukurlah..."
"Apa sih hyung?"
"Ini!" Wonwoo berbalik dan menunjuk bekas kemerahan di leher dan bahunya yang sudah memudar. "Lihat ulah siapa ini! Apa yang harus aku katakan pada eomma kalau bekas ini tidak segera hilang??"
"Katakan saja bahwa adikmu yang sangat tampan ini yang membuatnya. Aku tidak keberatan membuat lagi hehehe"
Mingyu di hadiahi sebuah botol parfum yang melayang ke kepalanya. Tapi dengan cepat ia tangkap. "Kenapa aku di lempar?!" Protesnya.
"Untuk mulut mesum mu. Memangnya kau ini gay?"
Mingyu terdiam. Jika ia gay, apa yang akan dikatakan oleh orang tua mereka? Bagaimana reputasinya sebagai kapten tim basket? Apa yang dikatakan teman temannya? Ia memang tidak keberatan dengan orang gay seperti Jeonghan, kakak kelas mereka, tapi ia sendiri... lebih baik tidak... apakah ia sebaiknya tetap 'lurus' ?
"Sudah ku duga. Keluarlah Park Mingyu."
Mingyu tersadar dari lamunannya. "Hah?"
"Aku tau adik ku dengan ego tingginya ini tidak mungkin menyukai lelaki. Apa yang akan dikatakan fans mu? Sudah. Keluarlah." Wonwoo mengusak surai keabuan adiknya. "Keluar."
Mingyu masih terduduk di pinggir kasur itu mendongak menatap kakaknya. "Kenapa aku harus keluar?" Tanpa sadar, sebelah tangannya malah menggenggam tangan Wonwoo yang berdiri di hadapannya.
"Tentu karena aku ingin mandi dan ganti baju bodoh. Jika fansmu tau kau melihatku ganti baju, mereka akan mengira kau gay." Wonwoo melepaskan genggaman tangan adiknya perlahan. Tapi Mingyu tetap mengeratkan genggamannya.
"Tapi aku ingin disini."
"Park Mingyu, bisakah kau keluar?"
"Tidak mau."
"Park Mingyu..."
Mingyu mendengus. Ia tidak suka saat kakanya berusaha mengusirnya seperti ini. Ia suka berada di dekat Wonwoo. Kenapa sih dengan kakaknya ini.
"Aku ingin mandi bersamamu~ bukankah saat kecil kau selalu memandikan ku?" Mingyu masih merengek dan menggenggam erat tangan kakaknya.
Wonwoo menghela nafas berat. "Itu saat kau berusia 6 tahun Mingyu. Sekarang kau sudah dewasa astaga... mandi saja bersama Woozi."
"Tapi aku ingin mandi bersamamu hyung.." kali ini pemuda yang lebih muda menampilkan puppy eyesnya.
"Aku ingin muntah melihat ekspresi memohon mu itu. Jadi hentikan saja."
Mingyu mendengus sebal. "Kenapa aku di hina?"
Wonwoo tertawa. "Sudahlah sana keluar. Jika kau mandi bersamaku lagi, apa kau tidak takut banyak yang mengatakan kau itu gay? Kau.. kau tidak ingin reputasimu rusak kan?"
Mingyu bersumpah melihat wajah sendu kakaknya saat mengatakan itu. "Tapi.."
"Keluar.."
Mingyu menatap mata wajah Wonwoo dan melepaskan genggamannya. "Baiklah..."
Wonwoo tersenyum dan mengecup kening adiknya. "Cepatlah mandi. Kau bau."
Mingyu berdiri dan menatap wajah Wonwoo. Dengan cepat, mencuri ciuman sekilas di bibir kakaknya. Tidak lupa menjilat penuh bibir tipis itu sebelum berlari keluar dari sana.
Wonwoo terpana sejenak. Merasa bibirnya basah sempurna karena jilatan Mingyu. Selama beberapa detik, ia hanya terpaku.
"YA!!!! PARK MINGYU!!!!"
.
,,,
.
"Wonwoo sayang~"
"Menyingkirlah Seungkwan."
Seungkwan terkekeh. "Ada apa? Kenapa kau murung begitu."
Wonwoo menduduk kan dirinya dengan nyaman di sebelah sahabatnya itu. "Menurutmu gay itu bagaimana?"
Seungkwan mengangkat bahunya cuek. "Ya tidak bagaimana bagaimana. Kenapa? Kau gay?"
"Aku tidak tau..."
"KAU GAY?!"
Wonwoo refleks membekap mulut Seungkwan. "Diam! Tenanglah sedikit!"
Seungkwan mengangguk. Setelah Wonwoo melepas bekapannya, barulah ia berbisik. "Kau... gay? Dengan siapa??"
Wonwoo menggeleng. "Hanya merasa..."
Seungkwan mengangkat bahu nya cuek. "Tidak masalah. Namun kau tau kan banyak yeoja yang menyukaimu. Yah... aku rasa mereka akan patah hati. Lagipula kau tau kan. Gadis gadis jaman sekarang menakutkan. Jika mereka ingin sesuatu, wah wah aku tidak bisa membayangkannya!"
"Kau mendramatisir."
"Hehehehe."
Wonwoo menghela nafas. Seharusnya ia curhat pada Jeonghan hyung saja. Bukan pada makhluk seperti Seungkwan.
.
,,,
.
"Chagiya, kenapa berubah sekali akhir akhir ini?"
Mingyu hanya berbaring diam menatap langit. "Berubah?"
Tzuyu mencubiti pipi mingyu pelan. "Kau mulai jarang mengajak ku membolos. Mulai menjauh dariku seperti itu. Jika tadi aku tidak memaksa, kau tidak akan mau membolos di atap sekolah seperti ini kan?"
Mingyu menyingkirkan tangan kekasihnya. "Aku hanya... hm... bosan?"
"Bosan padaku?"
Mingyu menatap gadis yang duduk di sebelahnya itu. Gadis yang cantik. Tinggi. Seksi. Pintar. Baik. Apa lagi yang ia butuhkan?
"Tidak..."
"Kau menyukai gadis lain?"
Mingyu menggeleng. "Tidak. Aku hanya.. entahlah. Lupakan saja oke?"
Tzuyu menunduk. "Apa kakak mu memarahimu lagi? Aku minta maaf jika..."
"Tidak ada apapun dengan dia. Dan aku tidak merasa kau pengaruh buruk. Aku yang sering mengajakmu membolos." Mingyu akhirnya bangun dan duduk.
Tzuyu memandang mata Mingyu. "Jangan menyukai gadis lain Mingyu-ya..."
Mingyu tersenyum tipis dan mengangguk. "Tidak akan."
Tzuyu langsung memeluk kekasihnya erat. Tapi berbeda dengan Mingyu. Ia hanya mengelus pelan rambut hitam panjang Tzuyu. Tidak ada debaran dihatinya. Tidak ada rasa melindungi lagi. Hambar.
.
,,,
.
"Ming, ayo cepat! Aku lapar!"
Mingyu menghela nafas. Ia menepuk bahu salah satu teman yang sedang ia ajak bicara. Mengatakan sesuatu tentang 'ku hubungi nanti untuk tugas' dan menghampiri Wonwoo yang sudah melipat dada di depan mobil mereka dengan kesal.
"Apa sangat lapar?"
Wonwoo mendelik. "Ya tentu. Memangnya aku sepertimu yang hanya menatap gadis cantik saja kenyang."
Mingyu mencubit gemas pipi kakaknya dan membuka pintu mobil. "Aku tidak semesum itu hyung."
"Huh sudahlah. Ayo cepat pulang."
.
,,,
.
"Wonwoo-ah, kemari sebentar..." Yoongi memanggil anaknya itu.
"Ada apa eomma?" Wonwoo mendatangi eomma nya itu yang sedang duduk santai di teras rumah dengan Woozi yang bermain ceria.
"Hyungie!" Woozi mengulurkan tangannya meminta Wonwoo menggendongnya.
"Leher hyungie kenapa?"
Deg!
Wonwoo terdiam. Merutuk betapa jeli mata adiknya ini. Padahal ia sudah menutupi kissmark itu dengan bedak.
"I-itu di gigit serangga..."
"Eomma juga menanyakan hal yang sama Wonwoo-ya..." Yoongi berdiri dan mendekati anak nya. "Dari mana asal bekas ini?"
Wonwoo merasa lidahnya mendadak tidak bisa di gerak kan. Apa yang harus ia katakan??? Bahwa Park Mingyu memperkosanya??
"Wonwoo, apa.. kau malu memiliki eomma laki laki?"
"Tidak! Tentu tidak! Aku sangat beruntung eomma ku namja. Eomma terbaik!" Wonwoo jelas langsung membantah.
"Lalu kenapa kau tidak mengenalkan gadis itu pada eomma?"
Wonwoo menunduk. Seandainya benar benar gadis...
"Atau namja? Tidak apa apa nak jika kau adalah gay... asal kau bisa jujur pada eomma..." Yoongi mengelus bahu putranya dengan sayang.
Woozi dalam gendongannya mendadak mencubit lengan Wonwoo. "Gay itu apa?"
Yoongi mencubit pipi Woozi. "Woozi-ah, minta kakak mu membantu mu mengerjakan tugas menggambar dari saem ne?"
Woozi kecil bersorak dan mengangguk. Ia segera merengek pada Wonwoo agar membawanya ke dalam rumah. Kakaknya itu pun langsung menuruti adiknya karena tidak tahan atas pertanyaan ibunya.
"Eomma harap, kau bisa menjaga dirimu Wonwoo-ah..."
.
,,,
.
"Ming..."
Mingyu yang sedang memainkan ponselnya di ranjang itu menoleh dan menemukan kakaknya dengan wajah di tekuk memasuki kamarnya. "Iya hyung?"
"Boleh aku sebentar disini?"
Mingyu tersenyum dan melepas earphone nya. "Tentu hyung. Ini rumah kita. Kenapa harus izin?"
Wonwoo mengangguk dan menduduk kan dirinya di ranjang. Tepat di sebelah adiknya.
"Aku takut..."
Mingyu menoleh dan menepuk pelan puncak kepala kakaknya. "Aku ada disini. Aku melindungimu dan menjadi tempatmu bersandar. Maaf aku tidak tau kalo sedang hujan dan petir. Aku memasang earphone ku."
Wonwoo menatap mingyu dengan sendu. Dan demi apapun, Mingyu ingin sekali membawa kakaknya itu dalam dekapannya. Jadi ia melakukannya. "Aku ada disini. Apa yang kau takutkan?"
Wonwoo balas memeluk erat adiknya. Membenamkan wajahnya pada dada yang lebih muda. "Aku takut..."
Mingyu mengusap sayang rambut kakaknya. Rasanya jantungnya dapat meledak kapan saja merasakan Wonwoo dalam dekapannya seperti ini. Mingyu menyukainya. Debaran kuat jantungnya saat Wonwoo di pelukannya.
"Ming, boleh aku tidur disini?"
Mingyu mengecup kening yang lebih tua. "Tentu. Apapun untukmu hyung. Apapun."
Setelahnya, Mingyu membawa Wonwoo untuk berbaring di ranjang sempitnya. Memeluk kakaknya dengan erat dan memberikan seluruh selimutnya agar Wonwoo merasa nyaman. Karena Mingyu tau, kakaknya suka bergelung dengan selimut dan kehangatan saat tidur.
Malam itu hujan turun dengan sangat deras. Petir menyambar dengan suara kencang. Suhu mendingin. Tapi Mingyu tidak merasakan apapun. Dalam Wonwoo yang terbaring nyaman di pelukannya, Mingyu hanya merasakan hangat dari debaran jantung mereka.
.
,,,
.
TBC
.
Halo :D aku seneng bangt reviewnya banyak T.T aku seneng liat review kalian satu satu. Seneng bangt beneran T.T aku pernah sampe nangis saking senengnya liat review :') (ini serius. Aku berkaca kaca) kalian tau aku cinta kalian T.T
Nah, yungi eomma blg wonwoo istimewa. Jimin appa blg mingyu yang istimewa. Jadi nya, aku yang istimewa :) /dikubur.
Buat yng bingung manggil aku apa, bisa panggil dara atau dita
Hahahaha~ last but not least, review please ^^ here ...
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.