NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

There's no tomorrow for us
Park Jimin
Min Yoongi
.
,,,
.
"Hyung? Apa kita akan mengunjungi Jimin lagi?" Taehyung berteriak dari dapur. Sementara Yoongi di kamarnya hanya menghela nafas.
"Ya Tae. Tapi tidak pagi ini.. aku ada pekerjaan."
"Ini hari libur hyung. Kau bekerja dimana?"
Yoongi memakai sepatunya dan menghampiri Taehyung di dapur. "Ada sesuatu... kau temui Jimin. Katakan aku akan datang sore nanti.."
Taehyung yang sedang menggoreng sesuatu itu mematikan kompor. "Apa? Ingin kutemani?"
Yoongi menggeleng. "Tidak.. pergilah menemui Jimin oke?"
Dan Taehyung tidak bisa membantah Yoongi.
.
,,,
.
Yoongi duduk di sudut cafe itu sambil memainkan jarinya dengan gelisah. Sudah lewat 15 menit dan Hoseok belum datang. Ia pun sebenarnya takut tidak bisa menahan kepalan tangannya jika melihat wajah mantan sahabatnya itu.
"Sudah lama menungguku cantik?" Seseorang menepuk bahunya. Yoongi sontak berjengit kaget dan menoleh kebelakang.
"Jung Hoseok..."
Hoseok tertawa dan duduk di depan Yoongi. "Aku tidak akan basa basi."
"Kenapa kau melakukan ini?" Yoongi tidak bisa menahan nada sinis dalam suaranya.
"Jangan tanya kenapa. Aku ingin kau menyadari bahwa Jimin bukan orang yang baik untukmu. Kau lihat apa yang ia lakukan pada Jungkook kan?"
"Park Jimin membunuh orang yang ingin menyakitiku. Dan kau ingin membunuh orang yang ku cintai. Katakan dimana kau lebih baik dari Jimin?"
Hoseok menggeram. "Jangan berani membandingkan aku dengan dia Min Yoongi. Aku tidak punya dendam apapun padanya. Aku hanya ingin memberinya pelajaran."
Yoongi berdecih. "Matilah kau Jung Hoseok."
"Jika aku mati, kau tidak akan mendapatkan 12 juta won mu."
Yoongi menggigit bibirnya. Menahan hasrat untuk menghajar pemuda ini. Rupanya sifat Jimin yang suka main tangan akan menular pada Yoongi. "Katakan apa bayaran nya."
Hoseok menyeringai. "Apa yang kau punya?"
"Kau tau rumah, mobil dan seluruh hartaku sudah hilang. Aku tinggal dengan Taehyung. Ah! Kau pasti lupa dengan Taehyung. Biar ku ingatkan. Dia orang yang setiap hari mengumpatimu dan setiap malam menangisimu. Ingat?" Yoongi menampilkan senyum manisnya.
Hoseok mengatupkan bibirnya rapat rapat saat nama Taehyung disebut. Hatinya berdesir dengan perasaan gelisah saat mengetahui Taehyung masih menangisinya.
"Kau ingat? Ah sepertinya kau lupa. Sekarang sebut apa yang kau inginkan karena kau tau aku tidak punya apa apa. " Yoongi memandang jengah mantan sahabatnya itu.
Hoseok berusaha menetralkan ekspresinya dengan sebuah senyuman. "Aku ingin dirimu. Dengan terbalut selimut ku. Dan aku di dalam mu. Bagaimana?"
Yoongi tercekat. Jung Hoseok ingin membeli tubuhnya begitu?? "Kau gila!!"
Hoseok tertawa keras. "Ya aku gila. Kau akan melakukan apa jika aku gila?"
Yoongi menggertak kan giginya. Pemuda ini sudah gila!
"Bagaimana Min? Bar Jungkook besok. kamar teratas. Deal?"
Yoongi mengepalkan tangannya di atas meja. "Kau gila Jung Hoseok..."
Tapi sekali lagi, Hoseok tertawa. Sama sekali mengabaikan umpatan Yoongi. "Ada beberapa alasan aku menjadi gila. Tapi jika kau tidak bisa menerima tawaran gila ku, Jimin akan mati."
Yoongi menggigit bibirnya. Ia bingung sekarang. Dengan menerima Hoseok, ia sama saja mengkhianati Jimin serta cinta mereka dan menusuk Taehyung. Ini gila!
Hoseok melihat kebimbangan Yoongi dan tersenyum simpul. Ia mengeluarkan sebuah amplop tebal berwarna coklat. "6 juta won. Tunai. Ambil sisanya di tempat yang kusebutkan."
Yoongi terpaku menatap uang itu. Bahkan mengabaikan elusan Hoseok di pipinya saat pemuda tinggi itu pergi.
.
,,,
.
"Hyung? Kau baik baik saja?"
Yoongi mengangguk dan tersenyum tipis. "Tentu Taehyungie. Kenapa?"
Taehyung mencubit pelan pipi Yoongi yang sedang menyetir itu. "Kau akan bertemu Jimin. Kenapa wajahmu sangat kusut?"
Taehyung hanya mengangguk pasrah. "Aku tau itu berat... sebaiknya tidak usah kau lakukan hyung."
"Aku tau itu menyakitimu Tae, tapi.."
"Aku baik baik saja. Sungguh. Tapi dia hanya akan menjebak mu kau tau. Jangan datang kesana."
Yoongi menghela nafas. "Menurutmu sebaiknya aku tidak menerima tawaran Hoseok?"
"Dia licik. Kita juga harus licik. Kau sudah dapat 6 juta won. Kita akan mencari sisanya..." Taehyung memandang keluar jendela mobilnya.
"Caranya?"
"Akan kita pikirkan..."
.
,,,
.
"Jimin-ah!" Yoongi langsung saja menghambur kepelukan jimin saat ia melihat kekasihnya masuk ke ruang dimana mereka bisa bertemu dengan beberapa penjaga ini.
"Apa kau merindukanku hm?" Jimin mengecup kening Yoongi yang di sambut anggukan antusias.
"Tentu saja!"
Jimin mengusak gemas surai mint Yoongi yang warnanya mulai memudar itu. Tapi Yoongi malah merengut. "Dingin..."
Jimin terkekeh. "Maaf. Aku harus mengangkat tanganku bersamaan karena borgol ini. Kau jadi merasakan dinginnya hm?"
Yoongi mengangguk. Alih alih duduk di kursi kayu yang di sediakan, ia malah menarik lembut Jimin ke sudut ruangan dan mengisyaratkan Jimin untuk duduk bersandar ke dinding. Kemudian dengan cueknya ia duduk mengangkang di pangkuan kekasihnya itu. Mengabaikan tatapan jengah petugas disana.
"Hei hei kenapa tidak duduk di kursi?" Jimin menatap mata coklat Yoongi bingung.
Yang di tatap hanya mengedik kan bahunya cuek dan memeluk Jimin erat. "Aku sangat sangat merindukanmu... aku akan melakukan apapun untuk membebaskan mu oke?"
Jimin memberikan ciuman kupu kupu di hidung Yoongi. "Jangan terlalu memikirkanku. Yang penting kau bahagia. Itu saja sudah sangat cukup bagiku"
.
,,,
.
Setelah Yoongi berpamitan, kini giliran Taehyung yang mengunjungi Jimin. Berkata bahwa ada yang harus ia selesaikan, setelah mengantar hyung nya itu bekerja, Taehyung kembali ke tempat tahanan sahabatnya.
"Hey Park, aku harus berbicara sesuatu..."
Jimin mengerutkan keningnya bingung. "Kau tidak bersama Yoongi ku?"
Pemuda bersenyum kotak itu menggeleng. "Aku harus membicarakan sesuatu..."
"Jung Hoseok? Yoongi menceritakan padaku. Kau tau apa jawaban ku."
Taehyung meringis. "Itu benar. Aku juga melarangnya..."
"Karena kau mencintainya?"
"Karena aku membencinya Park Jimin. Aku menyayangi Yoongi hyung. Dia adalah hyung ku sendiri." Taehyung menggeram rendah. "Aku tidak akan mengampuni Hoseok."
Jimin tersenyum sedih melihat Taehyung. Di khianati orang yang kau cinta tidak semudah kelihatannya. Dan Jimin merasa brengsek pernah mengkhianati Yoongi. "Aku akan mencarikan pria baik baik untukmu Tae."
Taehyung menatap Jimin dalam. "Yoongi hyung ingin kau keluar dari sini." Matanya menatap satu persatu penjaga disana. "Dan aku... akan mencari caranya..."
"Apa kau akan membiarkan Hoseok meniduri Yoongi?!" Mata Jimin melebar.
Taehyung mendengus. Merutuki kebodohan sahabat seperjuangannya. "Tidak bodoh! Kau memang idiot park Jimin. Sangat idiot."
.
,,,
.
"Kim Taehyung-ssi..."
Taehyung yang baru saja keluar dari ruangan Jimin itu menoleh dan mendapati Yoochun, kepala kepolisian yang menangani Jimin itu sudah menunggunya.
"Ya?"
"Ikutlah denganku..."
Taehyung sempat heran. Namun ia tetap mengikuti pria yang kira kira seumurannya itu.
"Duduklah Taehyung-ssi."
Taehyung menuruti ucapan pria itu dan duduk dengan tidak nyaman. Mereka berada di ruangan Yoochun dan ini rasanya sangat terintimidasi.
"Aku melihat kekasih Jimin selalu datang kemari setiap hari. Mengumbar kemesraan dan kesedihan. Sejujurnya aku sangat tersentuh karena wajah Yoongi mirip dengan almarhum kekasih ku, Suga."
Taehyung bungkam. Tidak tau harus bereaksi apa. Memang apa hubungannya jika Yoongi mirip mantan pacar orang ini?
"Park Jimin sangat bersalah. Jelas. Dia sudah membunuh banyak orang karena dia pembunuh bayaran. Tidak hanya preman preman itu. Aku tidak bisa melepaskannya begitu saja." Yoochun membuka satu persatu berkas perkara Jimin.
"Lalu?"
"Beberapa hari lagi sidang akan di langsungkan. Dan akan kuberi tau hal kecil padamu, jaminan kalian, akan di tolak. Dan bagaimanapun, Jimin akan di hukum mati."
Taehyung membeku di kursinya. Suhu udara di ruangan mendadak terasa turun drastis dan membuat dirinya menggigil serta mual. Bayangan eksekusi mati Jimin tergambar jelas. Tapi ia menahan semuanya.
"Tapi katamu..."
"Aku berusaha membantu. Tapi tidak mungkin. Aku hanya akan memberikan kesempatan." Yoochun memotong ucapan Taehyung.
"Kesempatan?"
"Aku bisa membebaskan Jimin dari borgol itu. Hanya satu hari. Hanya satu hari. Dan kalian harus bersiap untuk kematiannya."
Taehyung menggigit bibirnya. Ini kesempatan emas.. satu hari... tapi hanya..."Caranya?"
Yoochun menutup berkas berkas Jimin. "Suap penjaga satu persatu. Mereka akan melepaskan Jimin. Tapi hanya sehari. Karena jika lebih, kepolisian pusat akan mengendusnya dan mereka akan mencari pemuda itu di manapun keberadaannya dan menembak mati Jimin di tempat."
"Di tempat??" Taehyung terbelalak.
"Ya. Tepat dimana mereka menemukan Jimin, mereka akan langsung menembak matinya. Kau punya waktu kurang dari 24 jam." Yoochun menyandarkan badan tegapnya di kursi kebesarannya. "Penawaran terbaik ku. Terserah kau ambil atau tidak. Aku akan berpura pura buta dan tuli serta bodoh tentang semua ini. Aku semata melakukannya karena melihat binar cinta Jimin dan Yoongi. Serta... yah... kemiripan Yoongi dan Suga. " Yoochun melirik bingkai foto di sudut meja kerjanya. Taehyung ikut melihat foto itu. Foto Yoochun dengan seorang pria mungil berpelukan. Benar saja. Suga sangat mirip Yoongi. Tapi dengab rambut pink yang sedikit lebih panjang dan manis.
"Kau bisa pergi Taehyung-ssi. Ingat. Persidangan Jimin 2 hari lagi. Jika kau tidak mengembalikan Jimin sehari sebelum sidang, kalian akan tamat."
.
,,,
.
"Taehyung? Ini sudah sore. Apa kau tidak menjemput Yoongi? Kenapa kau di izinkan menemui ku lagi?" Jimin mengernyit bingung saat Taehyung datang menemuinya lagi.
"Kita harus cepat Park. Waktumu sedikit." Taehyung dengan tidak sabar melempar amplop tebal berwarna coklat pada 3 penjaga disana.
Mata Jimin semakin membola bingung saat borgolnya di lepas dan Taehyung melemparkan hoodienya. "Pakai cepat. Tanya nanti. Pakai sekarang."
Jimin menuruti Taehyung tanpa banyak bicara. Setelah memakai hoodie, pemuda alien itu langsung menarik Jimin berlari keluar. Keluar hingga Jimin masuk ke dalam mobil Taehyung.
"Demi Tuhan Kim Taehyung apa aku bebas??" Jimin mencengkram erat tangan Taehyung yang sedang menyetir.
"Tidak bebas Park. Maaf... Hoseok mengadukanmu juga kalau kau pembunuh bayaran. Aku hanya menculikmu sedikit..." Taehyung lalu menceritakan segala pembicaraannya dengan Yoochun. Tanpa satu pun terlewat.
Jimin tersenyum miris. "Terima kasih untukmu tae... tapi aku benar benar akan mati ya..."
"Kita akan bicarakan itu dengan Yoongi hyung. Tapi kau tidak akan mati. Kau bisa bahasa Prancis kan?"
.
,,,
.
"Jimiiiin!!!!!!" Yoongi menjerit bercampur kaget dan senang saat melihat Jimin dengan santai sedang memainkan ponsel di tempat tidur Yoongi.
"Surprise hyung. Hehehehe"
Yoongi memekik senang dan langsung berlari memeluk Jimin. "Apa kau sudah bebas??"
Jimin mengusap sayang rambut Yoongi. "Bukankah kau yang membebaskanku?"
Yoongi bangkit untuk duduk di abs sempurna kekasihnya. "Jadi kau benar benar bebas??"
Jimin tertawa dan menarik tangan Yoongi agar merunduk lagi padanya dan langsung melumat lembut bibir plum itu.
Yoongi memekik kecil karena perlakuan tidak terduga dari Jimin. Jimin memagut bibir Yoongi dengan rakus. Bermaksud memberitahukan pada Yoongi jika ia sangat merindukan kekasih manisnya, dan sangat menginginkannya kali ini.
Ciuman Jimin turun menyusuri setiap garis rahang Yoongi dengan kecupan kupu-kupunya. Membuat Yoongi kewalahan, apalagi mengingat posisinya yang masih merunduk sedari tadi. Yoongi mendorong Jimin pelan, namun Jimin bukannya melepaskan malah menarik Yoongi hingga Yoongi terlentang diranjang bersamanya dengan Jimin menaungi namja mungil tersebut.
Jimin memandang penuh sayang pada Yoongi yang juga memandang balik padanya. Menyelami manik satu sama lain hingga Jimin kembali memagut Yoongi dalam ciumannya. Ciuman yang kali ini lebih lembut dan membuat hati keduanya berdesir hebat.
Entah sejak kapan tubuh keduanya tak tertutupi apa-apa lagi, Jimin dan Yoongi pun tak sadar. Semua mengalir begitu saja. Yang awalnya Jimin hanya bermain disekitar wajah Yoongi, kini namja tampan tersebut sudah menghiasi hampir setiap jengkal tubuh telanjang Yoongi dengan hickeynya. Jimin kembali melumat bibir Yoongi seusai pekerjaannya menandai Yoongi.
"Kau milikku"
Jimin berujar seduktif tepat didepan bibir Yoongi. Yoongi tersenyum haru. Dengan mata yang sedikit basah Yoongi membalas kalimat Jimin.
"Aku memang milikmu..."
Setelahnya Jimin mendaratkan bibirnya pada bibir Yoongi, lagi. Sementara tangan Jimin pun mulai bermain dibawah sana. Memijat milik Yoongi sampai Yoongi menyambut klimaks pertamanya. Jimin tahu, Yoongi tipe yang mudah untuk mencapai puncak.
Jimin dan Yoongi masih saling melumat. Menimbulkan suara kecipak saliva yang bersatu. Sedang Jimin memanfaatkan cairan pertama Yoongi untuk melumuri miliknya dan juga jari-jarinya. Perlahan Jimin pun memasukkan jarinya kedalam Yoongi. Yoongi memekik sampai tak sengaja menggigit bibir Jimin yang bertaut dengannya. Tanpa mempedulikan rasa aneh dari darah yang sedikit keluar dari bibirnya, Jimin melanjutkan kegiatannya untuk melonggarkan hole Yoongi agar siap menerimanya. Setelah ketiga jarinya tertanam, Jimin melepaskan ciumannya.
Yoongi dengan cepat mengisi paru-parunya dengan oksigen yang tadi sempat dirasa menipis olehnya. Jimin terkekeh melihat kekasihnya begitu menggemaskan jika seperti itu. Wajahnya memerah dan sangat menggoda Jimin untuk segera menyelesaikan ini semua dengan cepat. Dan benar saja, Jimin mulai menggerakkan jarinya sedikit terburu-buru. Lagi dan lagi Yoongi hanya pasrah dan memberikan desahan erotis yang diinginkan oleh Jimin.
"Shit!"
Jimin sudah tidak tahan lagi. Desahan Yoongi membuatnya semakin keras. Jimin segera melepaskan jarinya dan menggantinya dengan miliknya untuk memasuki Yoongi.
"Aaaaanhhh..Jimmmh.." Yoongi mengcengkeram seprai yang terjangkau olehnya.
"Aku ingin cepat sayang. Kau membuatku gila. Jadi nikmati saja"
Jimin bergerak. Menghujamkan miliknya kedalam Yoongi berkali-kali. Menciptakan erangan frustasi Yoongi beradu dengan suara decitan ranjang yang menjadi tempat berlangsungnya kegiatan panas sepasang kekasih tersebut.
"Yoongiihh..kau nikmath sayang annhhh" Jimin meracau. Merasakan nikmatnya Yoongi menjepit erat miliknya.
"Deep-errh Jimhhh.." Yoongi menyahut terbata. Meminta Jimin untuk kembali menemukan titik terdalamnya.
Tetap seperti itu hingga keduanya mencapai orgasme masing-masing. Yoongi terlebih dahulu tentu saja. Menyemburkan cairannya diatas perutnya dan perut Jimin. Menyusul Jimin menembakkan cairannya didalam Yoongi. Begitu hangat dan banyak. Hingga Yoongi dibuat melayang merasakan cinta Jimin.
Jimin melepaskan tautan keduanya. Berbaring disamping Yoongi dan menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya.
"Jim-"
"Tidurlah sayang. Kita bicara lagi besok. Kau harus istirahat"
Yoongi semakin tak berniat mengeluarkan suara saat merasakan tangan Jimin menyibak keningya yang tertutupi rambut basahnya, kemudian memberikan kecupan disana.
Yoongi memilih untuk memeluk Jimin erat. Mendekap namja kesayangannya itu. Mendengar detak jantung Jimin dibalik dada yang ada didepannya kini.
"Aku mencintaimu, Yoongi. Selamat malam" Jimin membalas pelukan Yoongi tak kalah erat. Yoongi tersenyum.
"Aku lebih mencintaimu, Jimin. Selamat malam"
.
,,,
.
"Aku tau malam mu menyenangkan Park."
Jimin tertawa pelan melihat kedatangan Taehyung. Ia mencium kening Yoongi dan memberikan gestur pada pemuda alien yang seenaknya mendatangi mereka itu agar tidak berisik. Kemudian mereka berjalan keluar kamar.
"Apa rencanamu?"
Taehyung duduk di sofa ruang tamu itu dengan tangan di lebarkan. "Prancis. Aku bilang. Prancis. Yakinkan saja kekasihmu. Lalu, kita akan ada di Prancis."
.
,,,
.
"Apa? Prancis??!"
Yoongi membulatkan mata sipitnya. Apa Jimin dan Taehyung sudah gila??
"Hyung tenanglah. Kau sudah paham keadaannya kan?" Taehyung menghela nafas. Yoongi mengangguk pelan.
"Tidak... Prancis keamanannya sangat tinggi.." kemudian ia menarik nafas panjang. "Aku tidak keberatan berbahasa Thailand. Aku memiliki teman pemilik motel disana."
Jimin dan Taehyung saling memandang. Benar... keamanan Prancis termasuk yang hebat. Lagipula kalo di fikir fikir, lebih aman mereka di Thailand. Yoongi kenal pemilik motel. Mereka bisa bersembunyi...
"Thailand.... kumohon?"
.
,,,
.
"Siapa penyebar bahwa aku menyuruh seseorang membunuh musuhku?!"
"Seorang berinisial J.."
Pria tua itu menggeram. "J... Jimin..."
"Jimin, Tuan?"
"Habisi dia... habisi dia sebelum polisi menangkapnya dan namaku terseret!"
.
,,,
.
"Hyung? Kau sudah menyiapkan barang barang mu?"
Yoongi mengangguk. "Kita pergi?"
Taehyung melongok dari luar apartment itu. "Jika sudah selesai, bisa kita pergi? Firasatku buruk dan ini sudah siang."
Jimin mengangguk dan melempar sebuah coklat pada Taehyung. "Untukmu. Jarang jarang aku memberimu coklat. Untuk menaik kan mood?"
Taehyung tertawa dan memakan coklat batangan itu. "Yeah thanks chim. Kau mendadak baik. Tapi ayolah kita akan terlambat!"
Jimin terkekeh dan menjitak Taehyung. Tentu saja dibalas pukulan oleh alien itu hingga mereka terlibat adu jitak.
Yoongi hanya tersenyum. Ia berharap tetap dapat melihat senyum kedua orang paling berarti di hidupnya ini. Ia benar benar menyayangi mereka lebih dari nyawanya sendiri.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.