Notes

Seseorang berwajah asing, masuk kedalam ruang audisi. Senyuman kecil terpatri dibibirnya. Mata besarnya memandang takjub kedepan juri-juri yang berada dihadapan, siap untuk menilai sang dara. Rambutnya pendek, bahkan potongannya hampir menyerupai lelaki. Wajah dan ekspresi yang ia miliki juga tidak jauh berbeda—tomboy.

“A-annyeong ha..seyo! Eamnoi Yusaeraniyom im.. imnidaa,” logat korea yang ia miliki masih minim, suara serak dan sedikit berat turut menghiasi lantunan perkenalan darinya, “hmm.. teman-temanku biasa memanggilku Nann. Umurku 25 tahun, berdarah asli thailand. But, jangan khawatir karena aku sudah 5 tahun di korea!” Gadis itu terlihat sedikit linglung, sesekali tangan kanannya naik untuk sekedar menggaruk rambutnya atau sekedar mengelus tengkuk.

“Boleh aku mulai sekarang?” Setelah sekiranya pembukaan darinya cukup, ia menatap lurus ke arah para juri. Jantungnya berdegup kencang melihat sang idola, Hyorin SISTAR.

Jaypark hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Nann, “Sesi tanya jawab dulu ya nona—atau tuan?” tawanya lepas, lelaki dari AOMG itu membolak-balik CV milik gadis berwajah unik didepannya. “Jadi.. tidak bisa menyanyi? Kau akan banyak disindir di acara para trainee yang sedang booming itu jika ikut.” Jaypark lagi-lagi tertawa, “Rap apa yang paling kau sukai?”

Nann hanya bisa ikut tertawa canggung ketika mendengar ceplosan-ceplosan dari lelaki bertato itu tentangnya, “Irama lambat berisi story telling, aku seorang bigfans dari SanE!” dengan lancar gadis itu menjawab, bahasa koreanya masih bisa dimengerti walau sedikit berantakan.

Tablo mendekatkan diri pada micnya, “Jangan menyebut nama rapper lain ya, didepanmu ada dua.” Ia berujar sekaligus bercanda, mungkin berniat untuk mencairkan suasana.

Gadis yang berada diantara lelaki-lelaki tampan yang sedari tadi hanya duduk terdiam akhirnya angkat suara—sesuatu yang pastinya ditunggu oleh si penggemar tomboy itu, “Nann, hmm tidak perlu berlama-lama sepertinya, CEO mudah lelah. Ayo mulai?” Raut wajah tertarik terlihat jelas dari Hyorin, tidak perlu diberitahu lagi, Main Vocal SISTAR itu adalah penggemar HipHop. Pastinya ia menunggu-nunggu penampilan Rap yang *mungkin* agak jarang.

Seringai kecil di bibir Nann terlihat, musik yang sudah ia siapkan terputar.

https://www.youtube.com/watch?v=KLp0g8SAdDg

Irama awal, tidak ada suara apapun yang keluar dari bibirnya, Nann masih diam menunduk. Namun raut wajah kikuk dan canggung dapat dijamin sudah tidak terlihat disana.

“Define Love. Do you feel loved?” gadis thailand itu mengangkat wajahnya perlahan. “ 4 characters word that drag 2 characters to be involved.” Beat pelan masih mengalun, tanpa bergerak dari tempatnya—bahkan berkedip pun tidak, Nann masih betah berdiri ditempat.

“The L standing first in line describing Loyalty until shoved.” Telunjuk dan ibu jarinya membentuk huruf L naik perlahan dan sebelum sampai kedepan, perlahan huruf L itu melengkung dan menjadi huruf O lalu kembali turun kebawah, “Does the O have something behind? Out of the blue. Is that the one? No one know!” suara seraknya mengudara, irama musik masih pelan, namun beat dari Rapnya semakin cepat. Kedua tubirnya kembali tertutup, “Haha.” Sebuah tawa sinis keluar dari katup. “How about the V. Of course it’s not about Va****, Vast! They grow.” Ia melempar tangan kanannya ke atas, tatapannya tajam. “Last but not least, the E. Everlasting, don’t hope about earning or the money’s flow.” Jemarinya tampak seperti memegang uang didepan mata, lalu membuangnya.

Kaki panjangnya maju tepat tiga langkah kedepan sebuah kalimat bernada datar terlontar dari bibir polos si gadis, “This might be just a bullshit that you’ve heard, like the usual crow,” ia menghela nafas dan melanjutkan penampilannya, “because the thing is. Nowadays love is so narrow.”

“L Lust, O Obsession, V Vary, E Exploit.
This is the time to alter.
But, we don’t know ourself don’t we?” gadis itu mempercepat temponya, instrumental lagu Bruno Mars yang ia gunakan sudah mendekati hook.

“Lovetalk. I want the concrete love. Not that kind of presently.” Benar-benar tidak banyak bergerak, Nann masih berdiri ditempat, hanya berpindah 3 langkah dari tempat awalnya. “Sounds desperate already? Aha.”

Sudah tuntas Rap yang ia buat semalam suntuk, ketiga juri tampak tidak puas, namun lagu memang belum selesai. Kemeja kotak-kotak yang tadinya menempel pada tubuh Nann, sudah terlempar ntah kemana, menyisakan selapis kaos putih tanpa corak.

(Vis, laki-laki baju merah, 00.44-11.12)
https://www.youtube.com/watch?v=NP-378x39Do

(00.44-00.50) Ketika hook mengalun, Nann mulai menggerakkan tubuh kurusnya yang sengaja dibuat sedikit menunduk, kedua tangannya menyilang diantara kedua paha yang terbuka. Perlahan silangan tangan itu naik kedepan dada dan memutar kedua pergelangan tangannya disana, kemudian naik ke sisi kiri kepala mengular ke kanan, kiri dan kembali ke kanan, menyisakan telapak tangan kiri menempel di kepala dan tangan kanan yang berputar berlawanan arah jarum jam. Telapak tangan kanannya sekarang yang menempel di kepalanya, memberikan *aftereffect* untuk tangan kirinya seakan terpental kesamping sehingga lengan kiri Nann membentuk siku-siku. Disusul tangan kanannya yang memegang siku, dan tubuhnya memutar ke kiri, dengan wajah tepat didepan telapak tangan kiri.

(00.50-00.55) Gadis itu menyatukan kedua kepalan tangannya didada, mengayunnya ke atas dan kebawah, lalu kembali berakhir di sisi kiri. Tangan kirinya teracung kedepan bergerak seperti mendorong, dan dilanjutkan menekan kebawah. Berganti tangan kanannya melakukan gerakan yang sama. Tangan kanannya yang baru saja menekan berpindah ke bahu kiri dan mengelusnya kebawah dengan sebuah gerakan patah-patah.

(00.55-01.05) Gerakan mengayun kepalan tangan yang disatukan itu kembali ia lakukan, namun kali ini perlahan tubuhnya ikut meliuk kebawah dan mengantarnya untuk bertemu dengan ubin. Dengan tumpuan tangan kiri dibelakang punggungnya gadis itu melempar badan keatas dan kembali berdiri, dilanjutkan menggerakan tangan cepat sesuai irama.

(01.05-01.12) Seakan memukul dadanya, Nann menggerakkan tangan kanannya ke dada sebelah kiri. Kali ini tangan kanannya bergerak sebagai tumpuan, ia tempelkan ke lantai selagi memutar tubuhnya untuk membelakangi juri. Dan dengan cepat pekerjaan tangan kanannya untuk menjadi tumpuan digantikan oleh tangan kiri, gadis itu membawa tangan kanannya terkulai diatas lutut kanannya.

Adegan membelakangi juri itu sekaligus menutup penampilan audisi Nann kali ini, tepuk tangan yang cukup keras terdengar di belakang punggungnya.

Gadis itu berdiri, mengusap keringatnya yang mengucur deras.

Jaypark kembali angkat bicara, “WAH! Ntah, aku benar-benar suka melihat dancemu. Dan rapmu boleh juga!” ucapnya semangat. Lelaki ceria itu berdehem singkat, lalu kembali membuka *contekan review* yang ia buat barusan, “dan gerakanmu tanpa kuduga bisa membuatku terbawa pada emosi lagu ini. Goodjob.”

CEO yang sedari tadi belum berbicara, bangkit dari sandarannya, “Saya suka, namun sedikit berantakan dan hmm.. ntah kenapa masih ada yang mengganjal. Tapi still, saya suka.” Singkat, padat, jelas. Namun Nann terlihat menyukai komentar yang diberikan kedua juri itu.

Hyorin—idolanya, hanya diam dan tersenyum, tidak berbeda dengan Tablo yang juga tersenyum dengan tambahan acungan jempol.

Nann masih megejar nafasnya, cukup melelahkan untuk si gadis yang belum terbiasa dance dan rap dalam waktu yang cukup panjang.

Sang CEO kembali berbicara melihat si gadis yang sepertinya tidak akan menjawab, “Untuk hasil, akan kami kabari secepatnya ke E-mail anda! Goodluck, nona.”