NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io


TUGAS MAKALAH PSIKOLOGI PHOBIA

Created by : @MX_LMH93s M-22134
@_CSoobin M-21331
@Rappxre M-116109
@jrgot7_rp M-19547

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan rahmat-Nya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas yang telah di berikan oleh guru.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang akan membaca makalah ini nantinya.

Montana, April 1
Penulis

MX_LMH93s
_CSoobin
Rappxre
jrgot7_rp


BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak kerena pada masa ini anak belum memiliki kemampuan berpikir yang baik. Hal ini membuat mereka sangat reseptif dalam mengembangkan rasa takut pada hal-hal yang tidak dikenal. Pada umumnya, orang memiliki berbagai perasaan takut. Persaan takut yang umum dijumpai dalam diri klien yang meminta terapi adalah takut terbang, takut ketinggian, takut kehilangan, takut pada darah, takut kepada kontaminasi, takut air, takut pada kegelapan, takut dengan tempat yang tertputu atau tempat terbuka, takut pada takut pada hewan, takut berbicara didepan publik, dan takut kehilangan kendali. Beberapa ketakutan, seperti takut mati atau takut bahaya adalah wajar. Sedangkan ketekutan lain, seperti takut anjing, darah atau kegelapan, adalah ketakutan yang berkembang akibat pengalaman traumatik. Perasaan takut akan sangat berguna jika hanya mengakibatkan seseorang menjadi lebih hati-hati dan waspada dalam menjalani hidup. Perasaan takut akan sangat merugikan apabila membuat perilaku seseorang berubah dan menjadi irrasional serta terlampau tegang sehingga mengganggu kehidupanya.

Suatu ketakutan akan menjadi phobia apabila emosi takut ini terpacu oleh beberapa faktor yang irasional dan tidak diketahui. Emosi takut ini sedemikian sering dirasakan sehingga mengganggu kenyamanan hidup seseorang. Orang yang phobia akan bereaksi secara tidak terkendali, tanpa alasan yang jelas tentang situasi yang mereka takutkan. Hal ini terjadi karena tidak mengerti bahwa penyebab reaksi itu adalah konflik yang tertekan di pikiran bawah sadar mereka. Phobia dapat disembuhkan dengan beberapa cara, diantaranya adalah terapi. Begitu banyak orang yang menderita phobia. Maka dianggap perlu oleh observer untuk melakukan pengamatan terhadap insecta phobia yang dialami oleh Mahasiswa terutama mahasiswa perempuan.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penyusun dapat merumuskan masalah yang akan dibahas dalam kaitannya dengan fobia, yakni sebagai berikut:

Bagaimanakah fobia sekolah terjadi?
Bagaimanakah fobia terhadap ketinggian bisa terjadi?
Bagaimanakah fobia terhadap tempat keja terjadi?
Bagaimnakah fobia terhadap anjing terjadi?
Bagaimanakah fobia


1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan :
- agar para siswa dapat mengetahui apa itu fobia

manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:

Memberikan tambahan pengetahuan tentang proses terjadinya fobia dan cara meminimalisirnya.
Meningkatkan pemahaman mahasiwa akan proses psikologis yang terjadi yang dapat menimbulkan gangguan mental.




BAB II

2.1 LANDASAN TEORI

Pengertian Fobia
Fobia adalah kekhawatiran yang akut atau ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Fobia berasal dari bahasa
Yunani, yaitu phobos, artinya kengerian, takut atau horor. Fobia adalah sutu ketakutan, kebencian, atau keengganan terutama irasional. Jadi fobia adalah suatu perasaan ketakutan yang ditimbulkan oleh sesuatu yang tidak memperlihatkan ancaman yang sejati terhadap keberlangsungan hidup kita. Istilah “phobia” berasal dari kata “phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu. Menurut Dr.Kartini Kartono fobia adalah kekuatan atau kecemasasn yang abnormal kuat, tidak rasional, dan tidak bisa dikontrol terhadap suatu situasi atau obyek tertentu.

Gangguan fobia adalah rasa takut yang persisten terhadap objek atau situasi dan rasa takut ini tidak sebanding dengan ancamanya. Oleh karena ketakutan itu begitu irrasional dan tak beralasan, seringkali sulit bagi non-phobic untuk memahami perasaan orang yang memahami perasaan seseorang penderita atau memberikan simpati atas problema si penderita. Ketakutan pada phobia seringkali diciptakan dan diperkuat oleh hokum asosiasi (law of association). Misalnya, jika seseorang mengalami kejadian yang berbahaya dan menakutkan, ia mungkin akan sangat takut pada kejadian serupa dan mulai merasakan emosi yang sama hal-hal atau elemen yang berhubungan dengan kejadian itu.

Dalam bahasa Indonesia arti perasaan takut yang irasional, berlebihan, dan bersifat terus menerus terhadap sesuatu atau situasi. Emosi takut adalah sesuatu yang wajar dan pasti dialami oleh setiap orang. Emosi ini sebenarnya positif karena mempunyai makna antisipatif terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan. Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak kerena pada masa ini anak belum memiliki kemampuan berpikir yang baik. Hal ini membuat mereka sangat reseptif dalam mengembangkan rasa takut pada hal-hal yang tidak dikenal.

Pada umumnya, orang memiliki berbagai perasaan takut. Persaan takut yang umum dijumpai dalam diri klien yang meminta terapi adalah takut terbang, takut ketinggian, takut kehilangan, takut pada darah, takut kepada kontaminasi, takut air, takut pada kegelapan, takut dengan tempat yang tertputu atau tempat terbuka, takut pada takut pada hewan, takut berbicara didepan publik, dan takut kehilangan kendali. Perasaan takut akan sangat berguna jika hanya mengakibatkan seseorang menjadi lebih hati-hati dan waspada dalam menjalani hidup. Perasaan takut akan sangat merugikan apabila membuat perilaku seseorang berubah dan menjadi irrasional serta terlampau tegang sehingga mengganggu kehidupanya.

Suatu ketakutan akan menjadi phobia apabila emosi takut ini terpacu oleh beberapa faktor yang irrasional dan tidak diketahui. Emosi takut ini sedemikian sering dirasakan sehingga mengganggu kenyamanan hidup seseorang. Orang yang phobia akan bereaksi secara tidak terkendali, tanpa alasan yang jelas tentang situasi yang mereka takutkan. Hal ini terjadi karena tidak mengerti bahwa penyebab reaksi itu adalah konflik yang tertekan di pikiran bawah sadar mereka. Ketakutan pada phobia seringkali diciptakan dan diperkuat oleh hokum asosiasi (law of association). Misalnya, jika seseorang mengalami kejadian yang berbahaya dan menakutkan, ia mungkin akan sangat takut pada kejadian serupa dan mulai merasakan emosi yang sama hal-hal atau elemen yang berhubungan dengan kejadian itu.

# Tipe-Tipe Fobia
Tipe fobia yang berbeda biasanya muncul pada usia yang berbeda-beda. Usia munculnya dan sepertinya merefleksikan tahap perkembangan kognitif dan pengalaman hidup. Ketakutan terhadap binatang sering kali merupakan subjek dari fantasi anak-anak. Misalnya. Sebaiknya, agorafobia biasanya muncul mengikuti serangan panik yang mulai pada masa dewasa. Berikut ini marilah kita tinjau tiga tipe fobia yang diklasifikasikan dalam system DSM: fobia spesifik, fobia sosial, dan agorafobia.



# Fobia Spesifik (specific phobias)
Adalah ketakutan yang berlebihan dan persisten terhadap objek atau situasi spesifik, seperti ketakutan terhadapa ketinggian (acrophobia),takut terhadap tempat tertutup (claustrophobia), atau ketakutan terhadap binatang-binatang kecil seperti tikus atau ular atau binatang dan reaksi fisiologis yang meninggi bila bertemu dengan objek fobia, yang menimbulkan dorongan kuat untuk menghindari atau melarikan diri dari situasi atau menghindari stimulus yang ditakutkan.

Untuk sampai pada taraf psikologis, fobia tersebut harus secara signitif mempengaruhigaya hidup atau berfungsinya seseorang, atau menyebabkan distres yang signifikan. Anda bisa saja mempunyai ketakutan terhadap ular, terapi hanya bila ketakutan Anda itu menggunakan kehidupan Anda sehari-hari atau menyebabkan distress emosional yang signifikan dalam diri Anda, maka barulah pada tempatnya untuk memberikan diagonis gangguan fobia.

Fobia spesifik seringkali bermula pada masa kanak-kanak. Banyak anak yang mengembangkan ketakutan terhadap objek atau situasi spesifik, terapi, hal ini akan berlalu. Meskipun demikian, beberapa diantaranya terus berlanjut mengembangkan fobia kronis yang signifikan secara klinis (Merckelbach dkk, 1996). Claustrophobia sepertinya berkembang lebih akhir dibandingkan dengan fobia spesifik lainnya, dengan rata-rata kemunculannya pada usia 20 tahun.

Fobia spesifik adalah suatu gangguan psikologis yang paling umum, mengenani sekitar 7% sampai 11% dari populasi umum pada suatu saat didalam hidup mereka (APA, 2000). Fobia spesifik cenderung untuk berlangsung terus selama bertahun-tahun atau selama beberapa decade kecuali bila ditangani dengan sukses (USDHHS, 1999a). perempuan mempunyai kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengembangkan fobia spesifik (APA, 2000). Perbedaan Gender ini sampai taraf tertentu mungkin merefleksikan factor budaya yang mensosialisasikan perempuan untuk tergantung pada laki-laki demi mendapatkan perlindungan terhadap objek-objek yang mengancam dalam lingkungan. Pemeriksa juga perlu menyadari factor-faktor budaya bila membuat penilaian diagonistik. Ketakutan terhadap hal magis atau roh-roh jahat adalah hal biasa dalam sejumlah budaya dan tidak seharusnya dianggap sebagai tanda gangguan fobia kecuali ketakutan tersebut berlebihan dalam konteks budaya dimana hal itu terjadi dan membawa kepada distress emosional yang signifikan atau fungsi yang terganggu (APA, 2000).

# Fobia sosial
Fobia sosial lebih sekedar sikap pemalu yang berlebihan (Schneider dan kawan-kawan,1996). Lundh dan Ost (1996) menunjukkan bahwa para penderita fobia sosial yang melihat sejumlah gambar wajah cenderung lebih mengingat ekspresi-ekspresi kritis, sementara orang-orang normal lebih mengingat ekpresi-ekspresi menerima. Studi lain menujukkan bahwa penderita fobia sosial menyeluruh bereaksi terhdap wajah – wajah marah dengan aktivitas yang lebih besar pada amigdala dibanding orang – orang normal (Stein, Golden, Sareen, Zorila, Brown, 2002)

Tidaklah abnormal untuk mengelami sedikit ketakutan terhadap situasi sosial seperti berkencan, datang ke pesta atau pertemuan sosial, atau memberi ceramah atau presentasi kepada suatu kelas atau kelompok. Tetapi, orang-orang dengan fobia sosial (Social Phobia) (atau disebut dengan gangguan kecemasan sosial) mempunyai ketakutan yang intens terhadap situasi sosial sehingga mereka mungkin akan menghindarinya, atau menghadapinya tetapi dengan distress dengan sangat besar. Fobia sosial yang mendasar adalah ketakutan yang berlebihan terhadap evaluasi negative dari orang lain. Orang-orang dari fobia sosial takut untuk melakukan atau mengatakan sesuatu yang melakukan atau yang akan membuat dirinya merasa hina. Mungkin mereka merasa seakan-akan seribu pasang mata sedang memeriksa dengan teliti setiap gerak yang mereka lakukan. Mereka cenderung untuk sangat kritis terhadap kemampuan sosial mereka dan membawa dalam mengevaluasi performa mereka sendiri ketika berinteraksi dengan orang lain. Beberapa bahkan mengalami serangan panik yang parah dalam situasi sosial.

Demam panggung dan kecemasan berbicara dengan tipe fobia sosial yang umum. Suatu survey acak terhadap 500 penduduk Winnipeg, Manitoba, menemukan bahwa 1 diantara 3 orang mengalami kecemasan yang berlebihan ketika berbicara didepan umum, yang mempunyai pengaruh buruk yang cukup sigifikan terhadap hidup mereka (Stein, Walker, dan Forde, 1996). Orang-orang dengan fobia sosial mungkin akan menemukan berbagai macam alasan untuk menolak suatu undangan sosial. Mungkin mereka akan makan siang di meja mereka untuk menghindari bersosialisasi dengan rekan-rekan sekerja. Atau bila mereka mendapati diri mereka dalam situasi sosial, mereka akan berusaha untuk cepat pergi pada tanda pertama adanya kecemasan. Kelegaan dari kecemasan secara negative menguatkan tingkah laku menghindari. Tetapi dengan menghindari, menghalangi orang-orang dengan fobia atau belajar mengatasi situsi yang menimbulkan ketakutan dengan cara yang lebih adaptif. Meningkatkan situasi sebelum kecemasan hilang hanya memperkuat asosiasi antara situasi sosial dengan kecemasan, beberapa orang dengan fobia sosial tindak mampu untuk memesan makanan dirumah makan karena takut bahwa pelayan atau teman mereka menertawai makanan yang mereka pesan atau bagaimana cara mereka mengucapkannya. Yang lain lagi takut bertemu dengan orang baru atau berkencan.

Fobia sosial dapat mempunyai pengaruh pada fungsi sehari-hari dan kualitas hidup seseorang (Leibowis dkk, 2000; Olfson dkk., 2000; Stein & Kean, 2000). Dapat menghali orang untuk menyelesaikan sasaran pendidikannya, maju dalam karir, atau bertahan dalam pekerjaan yang membutuhkan interaksi dengan orang lain. Makin banyak situasi yang ditakuti, makin besar gangguan fungsinya (Stein, Torgurd & Walker, 2000). Orang-orang dengan fobia sosial sering berpaling pada obat-obat penenang atau mencoba “mengobati” diri sendiri dengan alcohol ketika menyiapkan diri untuk suatu interaksi sosial. Pada kasus-kasus ekstrim, mereka sedemikian takutnya untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga mereka terus saja tinggal dirumah.

Estimasi prevalansi seumur hidup untuk fobia sosial berkisar antara 3% sampai 13% (APA, 2000). Gangguan ini tampaknya lebih sering terdapat pada perempuan dibandingkan laki-laki, mungkin karena tekanan sosial dan kultural yang lebih besar diletakkan kepundak perempuan-perempuan muda untuk menyenangkan orang lain dan dengan demikian mendapatkan persetujuan mereka.

Fobia sosial tripikal bermula pada masa kanak-kanak atau remaja dan sering kali diasosiakan dengan riwayat masa lalu (USDHHS, 1999a). orang-orang dengan fobia umumnya melaporkan bahwa mereka pemalu semasa kanak-kanak (Stemberger dkk., 1995). Konsisten dengan model diatesistres, pemalu mungkin mempresentasikan suatu diatesis atau predisposisi yang membuat orang menjadi rentan untuk mengembangkan fobia sosial bila berhadapan dengan situasi-situasi penuh stress, seperti perjumpaan sosial yang traumatis (misalnya, dipermalukan di depan orang). Sekali fobia sosial tercipta, secara tipikal hal tersebut akan berlanjut pada perjalanan yang kronis dan persisten sepanjang hidup.

# Agorafobia
Kata agorafobio berasal dari kata Yunani yang berani “takut kepada pasar”, yang sugnetif untuk ketakutan berada di tempat-tempat terbuka dan ramai. Agorafobia melibatkan ketakutan terhadap tempat-tempat atau situasi-situasi yang memberikan kesulitan atau membuat malu seseorang untuk kabur dari situ bila terjadi simtom-simtom panic atau suatu serangan panic yang parah; atau ketakutan kepada situasi-situasi di mana bantuan mungkin tidak bisa didapatkan bila problem tersebut terjadi. Orang-orang dengan agorafobia takut untuk pergi berbelanja di toko-toko yang penuh sesak; makan di rumah di jalan yang ramai; menyebrangi jembatan; naik bus; kereta api; atau mobil; makan di rumah makan; atau keluar dari rumah. Mereka mengatur hidup mereka sedemikian rupa dapat menghindari pemaparan terhadap situasi-situasi yang menakutkan dan pada beberapa kasus menjadi terikat di rumah selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, sampai-sampai tidak mampu keluar rumah untuk mengeposkan surat. Agorafobia mempunyai potensi untuk menjadi tipe fobia yang paling membatasi seseorang.

Agorafobia lebih umum terdapat pada perempuan dari pada laki-laki (USDHHS, 1999a). sering kali bermula di akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Sekitar 6% dari orang amerika dewasa pernah mengalami agorafobia pada suatu saat dalam hidup mereka (Eaton, Dryman, & Weissman, 1991). Agorafobia dapat terjadi bersama atau tidak bersamaan gangguan panik yang menyertai. Pada gangguan panik dengan agorafobia, orang tersebut hidup dengan ketakutan akan terjadi serangan yang berulangdan menghindari tempat-tempat umum di mana serangan telat terjadi atau mungkin terjadi. Karena serangan panik bisa terjadi begutu saja, beberapa orang membatasi aktivitas keadaan tanpa pertolongan. Lainya mencoba keluar hanya bila ditemani. Tetapi, banyak pula yang memaksa diri meskipun mengalami kecemasan yang intens.

Orang-orang dengan agorafobia yang tidak mempunyai riwayat gangguan panik dapat mengalami simtom panik, seperti pu temsing yang menghalangi mereka untuk melangkah keluar dari tempat-tempat di mana mereka merasa aman dan tidak terancam. Mereka juga cenderung tergantung kepada orang lain untuk mendapatkan dukungan. Ada bukti bahwa orang-oarang denga agorafobia tanpa riwayat gangguan panik dan juga agorafobia (Goisman dkk., 1994). Kasus berikut adalah agorafobia tanpa riwayat gangguan panik, kasus ini memberi ilustrasi ketergantungan yang sering diasosiasikan dengan agorafobia.

# Animal Phobia
Ketakutan terhadap binatang dan serangga dapat disebut anumal phobia. Sekali lagi, ketakutan ini sangat wajar tetapi bisa menjadi fobik bila sangat mengganggu fungsi seseorang. Sebagai contoh, kami pernah menjumpai sejumlah khusus di klinik kami dimana orang=orang yang memiliki fobia terhadap ular atau tikus tidak sanggup membaca majalah karena takut secara tak sengaja mempunyai gambar satu binatang yang ditakutinya tersebut. Ada banyak tempat yang mereka hindari, sebenarnya mereka sangat ingin kesana misalnya wilayah pedesaan dimana sodara atau teman dekatnya tinggal. Ketakutan yang dialami para penderita fobia terhadap binatang ini sangat berbeda dengan revulsi (reaksi mendadak) ringan biasa. Onset fobia ini, sama seperti fobia terhadap lingkungan alam lainnya, mencapai pucaknya pada umur sekitar 7 tahun (Antony, 1997 a; Ost 1987).

Natural Environment Phobia
Kadang-kadang, anak-anak yang masih belia mengembangkan ketakutan terhadap situasi atau kejadian yang berlangsung di alam. Ketakutan ini disebut natural environment phobia (fobia terhadap lingkungan alam). Contoh-contohnya dimulai adalah ketakutan terhadap ketinggian, badai, dan air. Ketakutan-ketakutan ini tampaknya (Anthony & Barlow, 2002; Hofmann dan kawan-kawan, 1997). Bila anda anda takut terhadap sebuah situasi atau kejadian, seperti air yang dalam, anda juga cenderung takut terhadap hal lain seperti badai. Banyak diantara situasi tersebut yang memang mengandung bahaya dan oleh karenanya ketakutan ringan sampai sedang terhadap situasi semacam ini. Ada sesuatu dalam gen kita yang membuat sangat sensitive terhadap situasi-situasi yang mungkin mengandung bahaya semacam itu. Onset fobia terhadap lingkungan alam ini menacapai puncaknya pada sekitar umur 7 tahun. Kalau ketakutan itu segera lewat, maka ketakutan tersebut tidak dapat disebut fobia. Ketakutan itu harus persisten/menetap dan sangat mengganggu fungsi seseorang, menyebabkannya menghindari berpergian dengan perahu atau liburan musim panas di pegunungan yang mungkin akan memaksakannya menghadapi badai.

2.2 Teknik Penyembuhan

Ada beberapa teknik untuk penyembuhan phobia diantaranya adalah:

Hypnotheraphy: Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia.
Flooding: Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang takut kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi.
Desentisisasi Sistematis: Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak.
Abreaksi: Si penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit dihilangkan.
Reframing: Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya.
Eksperimen terhadap penyembuhan fobia
Pada tahun 1920, seorang psikolog bernama Jhon Broadus Watson mengadakan suatu eksperimen yang memberikan ilustrasi klasik bagaimana anak-anak dan orang dewasa belajar untuk takut. Subjeknya, yang kini dalam sejarah ilmu bernama Albert Cilik, adalah seorang yatim piatu berusia sebelas bulan yang amat menyukai tikus putih. Setelah beberapa lama mengamati anak ini dan memperhatikan cara ia mendekati dan memperlakukan binatang itu tanpa rasa takut, Watson berdiri di belakang anak itu dengan sebuah palu dan sebuah lempengan metal. Setiap kali Albert Cilik meraih untuk menjamah seekor tikus, Watson memukulkan palu pada lempengan metal sehingga terdengar suara yang memekakkan telinga. Tentu saja suara yang menulikan telinga itu mengagetkan dan menakutkan Albert Cilik.

Setelah beberapa lama, karena suara yang menakutkan itu menjadi berkaitan dengan kemunculan tikus-tikus itu, Albert Cilik tak lagi mau menjamah atau bermain dengan binatang tersebut. Sesungguhnya, bahkan untuk melihatnya saja menyebabkan ia menangis dan melarikan diri. Albert Cilik telah dikondisikan untuk takut terhadap tikus putih.

BAB III

3.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa fobia itu,
kekhawatiran yang akut atau ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan.

3.2 Daftar pustaka

http://blog.uad.ac.id/fatimatuz1300001275/2015/01/09/makalah-kesehatan-mental-fobia-2/

3.3Penutupan

Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Terima kasih atas perhatian Guru pengajar kami Ms Voda.

Terima kasih

Montana, April 2016
Hormat kami,


MX_LMH93s M-22134
_CSoobin M-21331
Rappxre M-116109
jrgot7_rp M-19547
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.