Notes

[Bandara International ; 12.17]

Seorang Wanita cantik berambut coklat tua tengah diam menyandarkan punggungnya ke salah satu pilar bandara. Wanita itu adalah Claudia.

Claudia dari tadi termenungーentah sedang memikirkan apa. Dia hanya menatap kosong cincin yang sedang ia mainkan.

"Audy!" Teriak Leo, yaitu Kakak Claudia memanggil namanya

Teriakan itu lantas membuatnya terbangun dari renungan panjangnya dan membuat cincin yang dia pegang terjatuh kelantai.

Sadar bahwa cincin yang dia pegang sudah tidak lagi berada ditangannya, Claudia langsung berjongkok mencari-cari cincinnya tersebut.

"Kamu mencari apa?" Tanya Kakaknya

Claudia tidak mengubris pertanyaan Kakaknya dan tetap sibuk mencari cincin kecil itu. Leo menghela nafas panjang, mengerti apa yang sedang dicari oleh adiknya.

Leo ikut berjongkok mencari cincin itu dan dalam sedetik dia sudah dapat menemukan benda itu. Memang beda antara mencari barang dengan pikiran jernih dengan mencari dengan panik.

"Ini yang kamu cari?" Leo menunjukan cincin itu

Claudia tidak dapat menahan senyumanya "Iya!" Dia ambil cincin itu dari tangan Leo "terimakasih.." Gumannya

Leo menghela nafas lagi namun kali ini lebih panjang "Claudia"

Deg! Rasanya jantung Claudia berhenti berdetak sejenak. Dia tau apa yang ingin diucapkan kakaknya, dan itu sama sekali tidak akan membuatnya senang. Kakaknya selalu memanggilnya Audy, kalau dia sudah dipanggil Claudia berarti kakaknya sedang serius.

"Kamu masih belum melupakannya?" Tanya Leo dengan nada yang lembut

Ekspresi senang dimuka Claudia berubah menjadi datar "Aku tidak pernah punya rencana untuk melupakannya" Jelas sekali nada bicaranya menunjukkan bahwa dia tidak senang dengan topik ini.

Yang bisa dilakukan Leo sekarang hanyalah mengganti topik untuk menaikan mood Adiknya tersebut "Ayo kita kekantor pemerintah sekarang, nanti akan aku traktir makan deh" bujuknya

Claudia langsung berdiri dan berjalan duluan menggeret kopernya ke taxi. Tidak ada yang bisa menolak makanan, sama halnya dengan Claudia.


[Kantor Pemerintah Opulent; 13.20]

"Audy aku serahin form kita dulu ya, kamu duduk aja disana" Leo menunjuk deretan bangku tempat menunggu

Claudia menuruti perkataan kakaknya, dia duduk dibangku deretan belakang yang kosong. Dia duduk selama beberapa menit sendirian hingga seorang wanita menghampirinya

"Permisi, apa tempat ini kosong?" Tanya wanita itu

Claudia memerhatikan wanita itu sejenak. Wanita itu berambut merah menyala dan matanya berwarna hijau emerald yang sungguh indah.

"Tempat ini kosong" Dia tersenyum ramah mempersilahkan wanita itu duduk disebelahnya

"Apa kamu warga baru? Ah! Maaf aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Amy, kau?" Tanya Amy sambil menjulurkan tangannya

Claudia menjabat tangan Amy "Aku Claudia dan ya, aku warga baru disini."

Amy tersenyum "Apa yang membuat kamu pindah kesini? Selain kota ini benar-benar sejahtera tentunya"

"Salah satunya karena itu dan karena suamiku meninggal jadi aku putuskan untuk memulai awal yang baru." Jawabnya

Senyuman Amy tergantikan oleh ekspresi bersalah "Maafkan aku"

"Tidak apa, kamu kan tidak tau"

"Apa kamu sudah mendapat kerja disini?" Tanya Amy mengalihkan pembicaraan

"Sudah kok, aku seorang Medical Examiner"

Amy mengernyitkan dahinya "Medical Examiner? Apa itu?"

"Forensic Medical Examiner lebih tepatnya. Aku membantu polisi menemukan penyebab lebih pasti kematian seseorang."

"Wah! Pekerjaan yang mulia ya! Tapi sepertinya kamu tidak akan terlalu sibuk disini karena kota ini sangat damai" Ucap Amy

"Ya, aku harap begitu" Guman Claudia

Disaat itu juga Leo menghampiri mereka berdua "Audy, aku sudah selesai"

Claudia mengangkat kepalanya melihat Leo "oh sudah? Ya sudah ayo kita makan." Dia berdiri dan beralih ke Amy "senang bertemu denganmu Amy, tapi aku harus pergi. Mungkin kita akan bertemu lagi?"

"Ya, tentu. Hubungi aku kalau ingin bertemu ya, akan ku bawa kau keliling kota ini"

Claudia hanya tersenyum, kemudian menggandeng Leo untuk pergi.

-end plot-