Notes

Aku berjalan menerobos kerumunan orang yang memadati Stasiun King's Cross di London dengan langkah cepat dan lebar, menimbulkan kegaduhan setiap menapak di permukaan ubin semen yang kelabu.

Cuaca musim dingin kali ini benar-benar membuatku harus bersin-bersin sepanjang perjalanan ku menuju peron 9¾ di stasiun tersebut, dan rasa lelah setelah perjalanan panjang dari kampung halamanku di dunia muggle sama sekali tidak membuat hal ini menjadi lebih baik. Oh well, satu-satunya hal yang beruntung bagiku adalah barang yang ku bawa saat ini tidaklah terlalu banyak. Itu saja.

Beberapa menit kemudian, aku sampai di peron 9¾. Aku melihat banyak orang berlalu-lalang di sana, sebagian sedang berkumpul dan terlihat sedang membicarakan sesuatu hal yang menarik,entahlah. Masih ada beberapa menit lagi sebelum kereta berangkat. Sambil menunggu aku kembali mengedarkan pandangan ku. Mataku kemudian tertuju pada beberapa gadis yang sedang asik mengobrol tak jauh dari tempatku menunggu saat ini.

Salah satu dari mereka menyita pandanganku, gadis cantik berambut hitam, memakai syal dan penampilannya begitu…sederhana. Tapi benar-benar mempesona. Aku terus memperhatikan gadis itu. Tak sadar dengan sikapku, tiba-tiba gadis itu melihat ke arahku. Dia tersenyum, sangat manis. Aku hanya membalas senyumannya dengan lambaian tangan dan senyuman kecil. Tapi ada apa dengan jantungku? Rasanya berdegup dengan irama yang berbeda. Entahlah, aku tidak tahu.

Tak lama waktu berselang, suara tanda keberangkatan kereta pun di bunyikan, membuat pikiranku kembali pada dunia nyata. Harus kuakui bahwa aku mengagumi gadis itu. Gadis yang menurutku berpenampilan sederhana namun mempesona. Aku ingin sekali mengetahui namanya. Sialnya, saat aku menoleh lagi kearah gadis itu, gadis itu telah berjalan menuju salah satu pintu masuk kereta. Aku berusaha berlari untuk sekedar menjabat tangannya, mengetahui namanya. Itu saja. Tapi sial, aku tak bisa menjangkaunya. Tepat pukul 11:00 kereta pun berangkat.

Aku telah sampai di Stasiun Hogsmeade, dekat Hogwards pada malam harinya. Dan mungkin keberuntungan kini berada di pihakku, karena ketika aku melompat keluar dari gerbong kereta, manik mataku kembali menangkap sosok itu. Tapi sendiri, tidak bersama dengan teman-temannya yang beberapa waktu lalu terlihat bersamanya. Aku segera menghampiri gadis itu, "Hey," Aku menyapanya dengan nada ramah.