Notes

Full Name: Lucius Heatran

Face Claim: Ben Barnes

Age: 22 (that year)

BOD: May 1, 1598

Cluster: Warrior (Wizard)

Personality:
(+) Petualang, religius, arif, altruis.
(-) Mudah hilang kesabaran, sulit membenci, mudah berpuas diri.

History:

"Tiap serigala bermimpi memimpin kawanan, kecuali pemimpin kawanan itu sendiri."

Saat kecil, Lucius berharap bisa merasa iri terhadap anak-anak lainnya. Ia ingin bisa merengek melihat permainan keluaran baru atau pakaian yang lebih berkelas. Tapi hidupnya sempurna; ia telah mendapatkan segalanya tanpa perlu meminta.

Lucius yang penuh syukur, ia mencintai semua orang dan tumbuh menjadi pribadi yang sederhana; tanpa ambisi—kecuali untuk pengetahuan dan ketangkasan yang lebih tinggi.

Tidak ada satu orang pun yang mengetahui kejadian persis selama penculikan Lucius, bahkan sang korban sendiri. Para pengikut Penyihir Hitam memerangkapnya, alih-alih Latios yang menjadi target sebenarnya, di tengah permainan Lucius dengan adik laki-lakinya.

Penyihir Hitam mengutuk kekuatan sihir ke dalam diri Lucius, sebagai bentuk frustasi atas ketidakmampuan murid-muridnya menangkap anak yang benar. Namun begitu, Lucius dengan cepat menjadi murid Penyihir yang paling tekun. Ia masih lebih menyukai pedang daripada tongkat, dan itu menimbulkan kegusaran sang guru kepada murid favoritnya.

Penolakan Lucius untuk menjadi bagian dari kaum penyihir seutuhnya membuat Penyihir Hitam memilih jalan kekerasan. Namun oleh kenekatan berpadu keberuntungan, Sang Penyihir mati di tangan Lucius dan sekelompok murid yang secara rahasia berkubu dengannya. Pembunuhan pertama oleh Lucius Heatran.

Lucius melarikan diri ke dari kejaran murid lainnya ke belantara, terdorong oleh penyesalan sekaligus kepuasan diri. Mengingat pembunuhan yang ia lakukan atas sihir, Lucius bertekad dapat membuat kehidupan makhluk lain lebih baik dengan sihirnya.

Dibawah nama Partha Csikszentmihalyi, ia mengelana sebagai penyihir dan sais kereta dari satu desa ke desa, menemukan kebahagiaan lebih besar pada kehidupan barunya.

Lucius tidak pernah berpikir untuk kembali ke istana, sampai permintaan satu pasangan alkemis renta mengetuk benaknya.

"Kau banyak menjelajah, anak muda. Pernahkah kau bertemu Pangeran Lucius? Beliau dahulu sering bermain di pekarangan kami, tapi kini hilang diculik setidak nya tiga tahun lalu."

Dengan hati-hati ia melepaskan penyamaran dan membawa dirinya pada seorang prajurit kerajaan. Negeri sejenak gegap gempita oleh kembalinya Lucius Heatran yang telah berusia 18 tahun. Lucius melanjutkan hari-harinya sebagai putra pertama seolah dia tidak pernah pergi. Kisah petualangannya, ia tetapkan sebagai miliknya sendiri.

"Aku hanya Lucius Heatran. Aku bukan penyihir."