Notes
Notes - notes.io |
Pada 5 Januari 1592, Shahabuddin Muhammad Khurram dilahirkan dan menjadi anak ketiga dari kaisar Jahangir. Ibu yang melahirkannya adalah seorang putri Rajput dari Marwar yang bernama Putri Manmati atau Bilquis Makani. Sebelum Khurram lahir, seorang peramal telah menduga bahwa Khurram memang ditakdirkan untuk sesuatu yang megah. Karena ramalan itu, kakeknya, kaisar Mughal ke-3 memintanya untuk tinggal bersama Ruqiya, istrinya, agar ia bisa memenuhi permintaan istrinya tersebut untuk membesarkan kekaisaran Mughal, dan baru pada umur 13 tahun Khurram bisa kembali ke keluarga aslinya. Ia dipilih menjadi penerus tahta pada tahun 1627 saat ayahnya meninggal dunia. Masa pemerintahan Khurram perlahan menjadi masa keemasan peradaban India, dan membuatnya disebut sebagai putra terbaik Mughal.
Sejarah Taj Mahal di India memasuki babak awalnya ketika pada saat Khurram berumur 20 tahun pada 1612, ia menikahi Arjumand Banu Begum yang berawal dari kencan yang diatur oleh ahli astrologi istana. Pernikahan tersebut berbeda dengan pernikahan-pernikahan Khurram yang lain, karena pada masa itu ia benar-benar setia padanya dan memiliki 14 anak. Meskipun ada cinta yang nyata di antara keduanya, Arjumand Banu Begum merupakan seorang wanita yang ahli membujuk suaminya, bahkan ia disebut-sebut pernah melarang Khurram memiliki anak dari istri-istrinya yang lain. Beberapa waktu berlalu dan Arjumand Banu Begum akhirnya menjadi permaisuri, dan namanya berubah menjadi Mumtaz Mahal.
Mumtaz Mahal wafat pada usia 40 tahun di Burhanpur saat melahirkan seorang anak perempuan yang bernama Gauhara Begum, dan ia dikuburkan sementara di sebuah taman bernama Zainabad yang terletak di Sungai Tapti, Burhanpur. Kematian Mumtaz Mahal ini membuat anaknya, Putri Jahanara yang saat itu berumur 17 tahun menjadi sangat sedih dan membagi-bagikan permata kepada orang-orang yang kurang mampu, berharap adanya bantuan dari Tuhan. Bukan hanya Jahanara, hal yang sama juga menimpa Khurram yang saat itu sudah mengganti namanya menjadi Shah Jahan. Berita melaporkan bahwa Shah Jahan sama sekali tidak bisa ditenangkan dan tidak muncul selama satu minggu.
Sejarawan istana, Muhammad Amin Qazwini menyebutkan bahwa sebelum Mumtaz meninggal, tak ada lebih dari 12 uban pada jenggot sang Kaisar dan kini jenggotnya sudah berubah putih. Qazwini juga menuliskan bahwa sebentar lagi sang Kaisar akan membutuhkan kacamata karena penglihatannya yang mulai berkurang diakibatkan oleh tangisan tanpa henti selama berhari-hari. Karena hal ini juga, seorang anggota keluarga kerajaan menulis: “Jika ia terus mengabaikan dirinya karena kesedihan ini, Mumtaz mungkin akan berpikir untuk meninggalkan indahnya Surga dan kembali ke Bumi. Jahan juga harus memikirkan anak-anak yang ditinggalkan padanya oleh Mumtaz.” Meninggalnya Mumtaz mengubah perilaku Shah Jahan, dan membuka babak kedua sejarah Taj Mahal di India saat Jahan memutuskan untuk membuat Taj Mahal sebagai makam bagi Mumtaz.
- sejarah berdirinya candi borobudur -
Terbentuk atau dibangunnya candi Borobudur dapat tertulis karena Rakai Panangkaran, yang merupakan penerus tahta setelah Sanjaya memperbolehkan dilakukannya pembangunan monumen-monumen agamis oleh para penganut Budha. Bahkan, Panangkaran memberikan sebuah desa di Kalasan untuk para penganut agama tersebut seperti tertulis pada prasasti Kalasan di tahun 778.
Ada cerita yang mengatakan bahwa Borobudur sempat tersembunyi selama berabad-abad karena tertutup debu vulkanik dan pertumbuhan hutan, meskipun cerita ini belum diketahui kebenarannya. Yang pasti adalah pada satu masa di antara tahun 928 dan 1006, raja Mpu Sindok memindahkan ibukota kerajaan Medang ke salah satu daerah di Jawa Timur karena erupsi vulkanik, dan hal ini dipercaya mempengaruhi pengabaian candi tersebut. Meski tidak dilupakan sepenuhnya, sejak populasi Jawa berpindah kepercayaan menjadi Islam, dua cerita Jawa kuno yang disebut babad mengaitkan Borobudur dengan peristiwa-peristiwa buruk. Babad Tanah Jawi menyebutkan bahwa candi Borobudur menjadi faktor utama Mas Dana memberontak melawan Pakubuwono I yang menjadi raja Mataram pada 1709. Babad Mataram juga menyebutkan bahwa monumen tersebut berkaitan dengan tewasnya pangeran Monconagoro yang menjadi pewaris tahta Kasultanan Yogyakarta pada 1757 karena ia mengambil stupa dan jatuh sakit hingga meninggal keesokan harinya.
Sejarah mengenai berdirinya candi Borobudur kembali menemui titik terang ketika Jawa dikuasai oleh Inggris pada tahun 1811 hingga 1816 dimana Letnan Thomas Stamford Raffles yang saat itu ditunjuk untuk memimpin memiliki ketertarikan akan sejarah Jawa. Ia mengumpulkan benda-benda antik khas Jawa, dan mengumpulkan catatan-catatan penting dengan masyarakat sekitar saat ia berkeliling. Baru pada tahun 1814 saat ia sedang melakukan inspeksi ke Semarang, ia diberitahu tentang sebuah monumen besar di dalam hutan dekat desa Bumisegoro dan mengirim H.C. Cornelius untuk melakukan investigasi. Pekerjaan Cornelius yang terhambat oleh ketakutan akan runtuhnya Borobudur baru dilanjutkan oleh Hartmann pada tahun 1835 dan akhirnya seluruh komplek Borobudur berhasil digali.
Pada 1859, pemerintah Dutch East Indies memerintakan F.C. Wilsen untuk menggambar sketsa relief-relief yang ada dengan bantuan J.F.G Brumund. Pada tahun 1885, barulah sejarah candi Borobudur yang kita tahu selama ini tertulis, tepatnya karena restorasi oleh pemerintah belanda di tahun 1907 hingga 1911 yang dipimpin oleh Theodor van Erp. Rekonstruksi awal berjalan selama tujuh bulan, dan Van Erp melanjutkan restorasinya hingga tingkat Chatra yang ada di atas stupa yang akhirnya dia batalkan karena batu asli yang digunakan tidak mencukupi. Renovasi besar-besaran baru terjadi pada tahun 1960 oleh pemerintah Indonesia dengan bantuan UNESCO dan akhirnya selesai pada tahun 1991 dan mendapatkan tempat dalam World Heritage Site.
|
Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...
With notes.io;
- * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
- * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
- * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
- * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
- * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.
Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.
Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!
Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )
Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.
You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;
Email: [email protected]
Twitter: http://twitter.com/notesio
Instagram: http://instagram.com/notes.io
Facebook: http://facebook.com/notesio
Regards;
Notes.io Team