Notes

Plot
Slice of life

"Mikee...arghh!" Cakaran demi cakaran diterima Mike, "bertahanlah, sebentar lagi kita akan sampai" ucap Mike mencoba menenangkan. Sembilan bulan terasa cukup singkat untuk melihat istrinya membawa beban sang buah hati. Serasa baru kemarin saja istrinya meminta untuk dibelikan buah apel berwarna oranye, entah waktu yang bergulir cepat atau dia yang akhir-akhir ini disibukkan oleh pekerjaan. Ia siap untuk menjadi ayah, namun belum siap untuk menjadi sosok panutan bagi sang buah hati.

Roda bangsal berbunyi di sepanjang lorong, Mike hanya berharap istrinya kuat. Suami mana yang tega melihat istrinya bergelimang keringat karena menahan sakit di perutnya. Suasana rumah sakit yang masih sepi membuat roda bangsal semakin keras berputar menggelinding di lantai rumah sakit.

Pintu putih itu terbuka menampakkan sosok empat orang perawat yang berada di ambang pintu dengan wajah khawatir. "Bapak silahkan tunggu di luar" ucap salah satu perawat menutup pintu putih dengan kaca buram. "Tolong selamatkan istri saya dan anak saya" mike memohon dengan suara parau, ia sungguh takut akan kemungkinan terburuk yang ada.

Mike menatap penuh harap kea rah pintu putih yang masih tertutup, perasaannya makin tak karuan. "Tuhan, tolong selamatkan istri dan anak saya, biarkan kami membentuk keluarga kecil yang bahagia" Mike memohon agar tuhan mendengar doanya. Ia dalam keadaan yang kacau. Ia hanya berdoa akan keselamatan sang buah hati dan juga istrinya.

Seorang wanita yang memakai jas putih masuk ke dalam ruanga, ia hanya bisa melihat oramg tersebut dari samping, wajahnya tidak terlalu jelas. "Dokter" panggilnya tapi wanita itu lebih dahulu masuk ke dalam dan menutup pintu.

Beberapa jam kemudian, pintu yang tadi tertutup rapat itu akhirnya terbuka. "Tuan mike," ujar seorang perawat yang keluar dari pintu putih. Mike segera menghampiri perawat itu untuk menanyakan keadaan anak dan istrinya. Ia berpacu dengan degup jantungnya, sehingga kata kata yang keluar tidaklah terlalu jelas terucap. “Tenangkan diri anda dulu,” perawat itu pun tersenyum manis ke arah Mike “istri dan kedua anak bapak selamat. Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Selamat atas kelahiran bayi kembarnya, Pak.” Senyuman cerah terukis jelas di kedua sudut bibir Mike. Mike segera menghampiri istrinya yang sedang terbaring lemah bersama kedua anaknya.

"Kayla " Mike mencium kening Kayla yang saat ini masih terbaring di bangsal rumah sakit, dengan wajah lemas nan bahagia. "Anak kita mirip kamu mike" ujar Kayla. "Tentu saja, dia pasti tampan seperti aku, dan yang satunya pasti cantik seperti kamu." Sepasang anak kembar, kini kebahagiaan mike lengkap.

"Mike..." panggil Kayla kepada Mike yang sedang sibuk mengamati wajah bayinya yang tidur di gendongannya. "Dokter yang menolongku dia sangat cantik dan lemah lembut" ucap Kayla dengan nada gembira. "Sepertinya aku harus mengucapkan terima kasih banyak padanya"

Suara langkah kaki memasuki ruangan Kayla dan Mike. "Nyonya Kayla, saya ingin...." Perempuan itu kaget saat masuk ke dalam ruangan, begitu juga Mike. Lantas Mike melirik papan nama di jas perempuan itu 'Dr.Stefani Halston'.

Suasana ruangan rawat inap mencekam, Stefani dan Mike saling melempar tatapan tajam. Selesai memeriksa Kayla, Stefani segera meninggalkan ruangan.

Memorinya berputas ke beberapa tahun silam, masa Dokter yang berjasa menolong istri dan anaknya. "Bagaimana bisa?" Mike menjambak rambutnya. "Kenapa?" tanya Kayla terbangun. "Tidurlah, ini sudah malam. Apa perlu aku peluk dulu agar kau bisa tidur nyenyak?"

"Stefani, maafkan aku telah meninggalkanmu" ucap Mike kini ia berada di dalam ruangan Stefani, duduk berhadapan dengannya. "Sudahlah, istrimu beruntung bertemu denganmu ketika kau sudah tidak brengsek" Suara Stefanj terdengar tertahan. "Terima kasih kau tidak dendam padaku, semoga kau menemukan pria lebih baik dari saya" kata Mike sebelum keluar dari ruangan Stefani. "Jagalah istrimu jangan kecewakan dia, dia sangat baik, dan anakmu mereka sangat tampan dan cantik" Pinta Stefani tersenyum, sebelum akhirnya Mike benar-benar keluar dari ruangan Stefani.

Beberapa hari berlalu, hari ini adalah jadwal untuk memeriksakan si kembar, "dokter stefani tidak terlihat, suster?" Tanya Kayla, "Beliau memutuskan untuk pindah ke Jerman, beberapa hari yang lalu" Mike hanya terdiam menatap Kayla saat mendengar ucapan sang perawat. ia akan menutup kenangan itu di bagian hatinya yang terdalam, dia sekarang sudah bahagia bersama kedua anak dan istrinya yang cantik. Memori indah akan berada di tempat paling indah.