Notes

Type plot: Job Plot - Meet Client (2)
Location: Royale's Housing F 4
Date & Time: Current, 10/02/2016

"Appa mau kemana lagi?" suara lembut nan lucu kembali menyeruak ke dalam gendang telinga Aido. Seorang gadis kecil berumur 7 tahun itu tengah merengek sembari melipat-lipat ujung baju Aido.

"Maafin appa sayang, appa harus ketemu client," ucap Aido dengan tangan masih sibuk mengancing baju, dibiarkannya bagian atas terbuka. Ia lebih dahulu merujuk ke Haruhi, bahkan jas nya masih tergantung di bahu milik pemuda itu. Tubuhnya condong ke bawah untuk sekedar mengusap rambut Haruhi, "ah appa. Haru mau main sama appa, appa gak boleh pergi," rengekan Haruhi semakin jadi, tangisannya meluap ke seluruh ruangan. Membuat tungkai pemuda kelahiran 1990 itu semakin berat. Otaknya terus memutar mencari cara agar Haruhi mau diam.

Semuanya akan di mulai pada pukul 07:10PM itu berarti dua puluh menit lagi, danㅡsulit di jelaskan, Aido masih harus terpaut dengan tanggung jawab satu-satunya milik dia. Tangannya kembali di renggangkan, untuk mengambil tubuh Haru. Kini gadis kecil itu tengah berada di pelukannya, "Maafin appa sayang, kalau saja kamu bisa appa bawa, bakal appa bawa kok," tuturnya pada Haru sesekali mengusap pipi gadis itu, yang masih sesenggukan.

"Sayangnyaㅡpekerjaan dan pertemuan ini tidak bisa ada anak kecil, nanti kalau Haru di culik mau?" ucap Aido tanpa menjelaskan kata bahaya atau sejenisnya. Haru sangat takut sekali dengan seorang penculik atau penjahat, satu-satunya + ancaman untuk gadis itu ialah orang-orang yang tadi di golongkan. Masih kecil, Haru masih terlalu dini untuk mengetahui semua. Siapa ayahnya sekarang, siapa keluarganya dahulu dan apa pekerjaan Aido. Tak bisa, Haru tidak bisa mengetahui itu semua sekarang. Suatu saat tapi pasti Aido akan ceritakan, ia berjanji pada dirinya sendiri.

Haru menghapus Airmatanya membuat beberapa cairan mengalir kesana dan kemari, bahkan memenuhi punggung tangannya. Bahkan cairan dari hidungnya juga keluar. "Hahahaa, tuh lihat ingusan kan jadinya," ledek Aido lalu mengambil cairan itu dengan tangannya, dan langsung membuangnya ke dalam kamar mandi.

"Hehe, tapi bawain Haru ice cream ya appa? Yang banyak!" ucapnya dengan senyum merekah dan tawa yang mulai memancar. Aido memberikan jari kelingkingnya sebagai janji dan akan menepatinya. "Janji pinky," ucapnya dengan senyum.

Pemuda itupun pamit kepada Haruhi setelah memakai jas hitam yang tergantung di bahu kirinya. Tangannys tergontai kesana kemari memberikan salam perpisahan pada malaikat kecilnya. "Appa sayang Haru!" lanjutnya membentuk tangan berbentuk love diatas tangannya.

Tungkainya kemudian meninggalkan rumah, yang sempat menjadi miliknya dengan keluarga Yukimiya. Ya, sebelum kakaknya menikah dan memilih untuk tinggal di rumah sewanya.

< Royale's Premium Hotel. 07:05PM>

Aido kini terburu-buru dengan jadwal pertemuannya dengan client kemarin. Semenjak ia mendapatkan kecurigaannya tentang client-nya. Meski sudah menjadi donatur Casino, + menutup kemungkinan bahwa client-nya kemarin adalah orang yang bermasalah.

"Saya reservasi satu kamar, untuk satu malam," ucap Aido pada resepsionis.
"Kartu pengenal dan ATM anda tuan? Atau ingin bayar tunai?"
Aido segera merogoh saku bajunya dan memberikan informasi mengenai dirinya. Sang pelayan pun mengantarkan Aido ke ruangan miliknya, "Oh ya, jika ada seseorang bernama Gerry Smith, tolong antarkan ke kamar saya," ucap Aido dengan senyum yang melengkung. Selang beberapa sekon, pemuda itu sudah berada di ruangannya,

"Selamat menikmati waktu Anda,". Aido mengangguk dan beralih ke sofa untuk menyandarkan tubuhnya. Dalam sepuluh menit sampai di Hotel, entah berapa kecepatan yang ia gunakan. Untung saja ia selamat sampai tujuan.

Baru saja ia duduk, sang client sudah berapa di ambang pintu. Dengan segera Aido memberikan hormat pada Gerry dengan bungkukan 180 derajat.

Bincang penuh bincang, Aido kembali mengamati gerak-gerik Gerry, untungnya pemuda itu pernah belajar ilmu psikologi, tak terlalu sulit untuknya membaca apa yang di fikirkan Gerry.

Dan beberapa bukti telah Aido kantungi, meski hanya dalam beberapa bincangan dan beberapa pertanyaan.

"Terimakasih tlah menyempatkan waktu, sir. Senang bekerja sama dengan Anda," ucapnys kembali bungkuk dan mengulaskan senyuman. Perjumpaan mereka di akhiri sampai disini saja.