Notes

[@baeriene – Baeravynne A. Peverell – Slytherin – 6thAU – Div + Rune +HoM ]

CHARM
1. C
2. D
3. A
4. C
5. A

POTION
1. C
2. A
3. D
4. B
5. C

ARITHMANCY
1. D
2. C
3. B
4. A
5. D

TRANSFIGURATION
1. C
2. D
3. C
4. B
5. A

DEFENCE AGAINTS THE DARK ARTS
1. A
2. B
3. C
4. D
5. B

HERBOLOGY
1. D
2. A
3. D
4. B
5. C

ESSAY
-PEMINATAN-
DIVINATION
Setiap negara memiliki caranya sendiri dalam meramalkan.
> Jepang : Seimihandan adalah ilmu meramal di Jepang yang sudah kuno, meramal nasih dari namanya dalam huruf Kanji. Omikuji adalah ilmu meramal tradisional yang ditulis di atas kertas yang terlipat. Ramalan ini biasanya dijual di kuil seharga 100 yen. Teso adalah meramal dengan membaca garis tangan.
> China : Fortune Cookie yaitu kue yang di dalamnya ada kertas berisi ramalan, dan biasa dijual di mana-mana.
> Scotlandia : biasanya di gunakan saat Halloween oleh sepasang kekasih. Cara meramalnya adalah dengan menulis nama masing-masing di atas dua buah kacang lalu lempar ke dalam api, alau kacang hangus artinya akan awet, kalau tidak maka tidak akan awet.
> Italia : Kartu tarot, ada 78 lembar keseluruhannya. 22 disebut Arcana Mayor dan 56 disebut Arcana Minor, dihubungkan dengan dewa-dewa Mesir di abad ke-18 sampai 19.

RUNE
3 Harta Falenas - Sun, Dawn, & Twilight Rune
Falenas adalah salah satu bangsawan yang berada di Nordik Utara. Falenas memiliki 3 harta utama yaitu:
1. Sun Rune
2. Dawn Rune
3. Twilight Rune

3 rune tersebut berasal dari 27 rune utama yang memiliki kekuatan dari harta itu tersendiri.

Sun Rune
* Sejarah Sun Rune
Dahulu kala, Sun & Night Rune menyatu, tapi karena ada sesuatu hal, Night Rune memisahkan diri dari Sun Rune & menjadi pedang yang dapat merubah penggunanya menjadi jahat.
Pada awalnya, tujuan dari Sun & Night Rune itu sama. Untuk menjaga keseimbangan dunia. Namun semua itu berubah ketika raja terdahulu Falenas menggunakan 2 rune ini untuk memperbudak bangsa itu. Ia ingin membuat rakyat tersebut untuk menguasai seluruh daerah di dekat Falenas & juga membangkitkan istrinya yang meninggal akibat perbudakan.
Dengan Night Rune yang melambangi dunia bawah, raja tersebut menggunakan kedua rune itu untuk melakukan keinginannya, namun Night Rune memisahkan diri menjadi pedang & Sun Rune menjadi tidak stabil.
Pecahan dari Sun & Night Rune itu kemudian membentuk Dawn & Twilight Rune yang menjaga kekuatan dari Sun Rune yang dapat menghancurkan sekitarnya ketika tidak stabil, tetapi kekuatan dari Sun Rune itu sendiri bisa mengembalikan apa yang dihancurkannya menjadi seperti semula.

* Klasifikasi Sun Rune
PemIlik sekarang: Tidak ada
Pemilik sebelumnya: Ancient Armes Kingdom dan Arshtat Falenas.
Melambangkan: Kehangatan, Pemeliharaan dan Kesuburan.
Kekuatan: Memelihara kesuburan dan kesejahteraan suatu kerajaan.
Penempatan: Dahi sang pemakai.
Cara pemakaian: Dapat dikontrol melalui fikiran.

* Beberapa fakta mengenai Sun Rune
- Raja Armes & Falenas kehilangan kendali ketika memakai rune ini, namun Arhstat dapat mengendalikannya.
- "Kehangatan matahari yang akan membakar segalanya, terangkanlah semua kegelapan malam. Tunjukanlah kekuatanmu yang sebenarnya dengan nama penguasa rune. Kuperintahkan kau untuk membakar semua jiwa yang ternoda."

Itu adalah sebuah mantra yang digunakan Arshtat Falenas yang melenyapkan sekitar 5.107 prajurit yang ingin menyerang Falenas.
- Rune yang sangat sulit dikendalikan dibandingkan 27 rune lainnya.
- Saat Raja Ancient Armes memiliki rune ini, beliau malah membuat kerajaannya menjadi tandus. Ketika kekuatan Sun Rune kembali stabil, tanah dari kerajaan itu menjadi subur & memiliki tambang emas.
- Ketika Arshtat Falenas memiliki rune ini, terjadi pemberontakan di kota Lordlake yang menyebabkan Dawn rune menghilang, Arshtat mendapat gangguan mental layaknya raja Ancient Armes. Sebelum dia semakin tak terkendali, Ferid sang suami berhasil menarik rune itu.
- Ketika Arshtat dibunuh, Sun Rune kembali ke tempat dimana dia pertama kali disegel. Kemudian semua petualang maupun bangsawan menolak untuk memakai rune itu.

HOM
1. Akasia sangat tidak biasa, karena menolak penggunaan sihir selain oleh pemiliknya, karena itu Akasia sangat setia. Karena itu sedikit sulit dijadikan wand. Cocok untuk duel kekuasaan tapi sering diremehkan.
2. Alder, kayunya keras. Pemilik idealnya sering membantu, tidak keras kepala dan perhatian. Tongkat Alder sangat loyal dan cocok untuk sihir nonverbal, maka itu dianggap cocok untuk penyihir yang sudah hebat.
3. Pohon apel kuat dan cocok untuk orang yang bervisi tinggi. Pemiliknya akan dicintai dan berumur panjang, katanya. Karena itu orang yang memiliki pesona/aura yang kuat akan cocok dengan wand dengan kayu apel.
4. Pohon Ash hanya bisa digunakan oleh pemilik sejatinya, mirip dengan Akasia. Pemilik idealnya tidak plinplan, pemberani, tidak terlalu keras kepala, tapi tidak kasar ataupun sombong.
5. Pohon Aspen : cocok untuk yang sering melakukan duel. Bahkan di abad 18 ada sebuah klub duel The Silver Spears yang hanya menerima penyihir dengan tongkat Aspen. Pemilik idealnya berkemauan kuat, menyukai hal baru karena aspen adalah tongkat untuk para penyihir revolusioner. Kayu aspen yang berkualitas adalah yang berwarna putih.
6. Pohon Beech cocok untuk penyihir yang 'masih muda sudah bijaksana', karena menghasilkan sihir lemah bagi orang-orang berpikiran sempit. Jika orang-orang begitu memiliki tongkat ini—biasanya atas dasar keindahannya—maka mereka pasti merasa tongkat ini kekuatannya kurang. Jika cocok dengan pemiliknya, maka wand ini akan terlihat sangat artistik dan indah.
7. Pohon Blackthorn cocok untuk pejuang. Tapi bukan berarti orang baik saja. Ini karena semak Blackthorn yang menghasilkan duri jahat tapi juga buah manis. Tongkat ini perlu melewati bahaya dengan pemiliknya agar bisa benar-benar terikat. Jika sudah begitu, tongkat ini akan jadi sangat setia.
8. Pohon Black Walnut mencari penyihir berwawasan luas dan insting yang bagus. Tapi sulit dikuasai. Akan kehilangan kekuatannya jika pemiliknya sering berbohong pada diri sendiri dan orang lain, dan menjadi abnormal jika bertemu orang dengan konflik batin. Cocok dipasangkan dengan pemilik yang tulus.

ESSAY G5
Duel Club adalah suatu sarana di Asrama_Hogwarts untuk menyalurkan hobi para murid yang menyukai duel A_H. Di club ini dibagi menjadi 2 tim, yaitu Death Eaters yang disingkat DE serta Dumbledore's Army yang disingkat DA. Saya juga anggota dari tim Dumbledore's Army. Di club ini saya diajak untuk explore ke tempat yang tak terduga untuk melatih skill saya dalam duel. 2x. Dikelola oleh Profs Ace, bertujuan utk mengembangkan seseorang dalam hal duel (turn base energy). Sering diadakan explore (1 bulan 2x) sehingga dapat belajar dan cepat tanggap saat meluncurkan serangan. Mendapat hadiah bintang, disertai misi2 tertentu yang membuat lebih semangat dalam melakukan duel.

Tanggapan:
- Seperti yang saya bilang tadi, Duel Club adalah tempat yang baik untuk melatih skill saya dalam duel. Lebih jeli saat menghitung status, berlatih menggunakan perlengkapan duel layaknya equipments, armor, suit, & items.
- Di club ini juga dilatih untuk bekerjasama saat duel yang juga dapat menambah pengalaman saya mengenai duel.
- Dapat melatih untuk mengatur strategi dalam duel. Baik saat menggunakan equipment, armor, suit, dan items maupun tidak.
- Dapat melatih untuk berpikir cepat untuk memberi serangan yang efisien.
- Dapat melatih kemampuan kita untuk melihat situasi dan kondisi sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat untuk kedepannya.
- Dapat melatih untuk dapat bekerjasama dalam team dan mengatur penempatan setiap anggota dalam team sesuai dengan kekuatan anggota team sehingga dapat lebih menguntungkan saat duel dan lebih efektif saat menyerang.

ESSAY G6
The Tale of Three Brothers
Dongeng ini sempat disinggung di buku Harry Potter yang ketujuh, menceritakan mengenai tiga orang saudara yang hendak menyeberangi sebuah sungai yang sangat sulit untuk diseberangi. Tapi karena kecerdikan ketiga saudara yang adalah penyihir itu, mereka menyihir sebuah jembatan untuk melewati sungai.
Ternyata sungai itu adalah sungai milik Kematian, yang merasa dicurangi karena ketiga saudara itu berhasil lewat dan ia tidak bisa mendapatkan jiwa mereka. Namun Kematian memiliki rencana lain, ia muncul di hadapan mereka dan menawarkan hadiah karena berhasil menemukan cara untuk melewati sungai dengan selamat.
Si Anak Pertama sangat sombong. Kepada Kematian, ia meminta sebuah tongkat sihir yang tak bisa dikalahkan, tongkat sihir yang paling kuat di seluruh muka Bumi. Maka Kematian mematahkan ranting pohon Elder di pinggir sungai dan memberikannya kepada Anak Pertama, mengatakan bahwa tongkat sihir itu tidak akan dapat terkalahkan.
Anak Kedua ingin mempermalukan Kematian. Ia meminta sebuah batu yang bisa memanggil orang yang sudah meninggal. Maka Kematian mengambil sebuah batu di pinggir sungai dan mengatakan bahwa batu itu bisa memanggil roh orang yang sudah meninggal.
Anak Ketiga adalah yang paling bijaksana di antara mereka. Ia tak percaya kepada Kematian, karena itu ia meminta sesuatu yang bisa membuatnya tidak bisa ditemukan oleh Kematian sekalipun. Maka dengan berat hati Kematian memberikan jubah gaibnya sendiri kepada Anak Ketiga.
Ketiga saudara itu pun berpisah jalan. Anak Pertama menuju kota. Ia mabuk-mabukan di sebuah penginapan sembari memamerkan kehebatan tongkatnya. Seseorang yang iri pun merampoknya ketika tidur dan memotong lehernya. Akhirnya Anak Pertama menjadi milik Kematian.
Setelah Anak Kedua mendapatkan batu dari Kematian, ia memutarnya tiga kali dan memanggil roh kekasihnya. Kekasihnya itu datang, tapi dalam wujud tak utuh dan sedih, sama sekali tidak bahagia karena dipanggil. Pada akhirnya Anak Kedua menjadi gila dan mengakhiri hidupnya, dan menjadi milik Kematian.
Bertahun-tahun Kematian mencari-cari keberadaan Anak Ketiga. Tapi Anak Ketiga terus bersembunyi di balik jubah gaib yang diberikan kepadanya. Akhirnya ketika Anak Ketiga tumbuh menjadi orang tua, ia keluar dari persembunyiannya dan mewariskan jubah gaib tersebut kepada anaknya, yang mewariskannya kepada cucunya, yang mewariskannya kepada cicitnya. Dan ia menyambut Kematian, seperti sepasang teman lama.

Mengapa anak-anak harus tahu dongeng ini? Karena dongeng ini, bagi anak-anak, memiliki pesan moral bahwa kita tidak boleh serakah dan menjebak orang lain karena pada akhirnya kita akan mendapat balasannya. Selain itu kita tidak boleh mudah percaya dengan orang asing dan berpikir panjang sebelum mengambil tindakan. Tapi sebenarnya dongeng ini diangkat dari kisah nyata Antioch Peverell, Cadmus Peverell dan Ignotus Peverell.