Notes

Ruang Kosong

siang itu, aku dan temanku tengah berjalan-jalan di koridor. Karena bosan kami memutuskan untuk menccari tempat bersantai di lantai teratas gedung sekolah.

Saat mengitari koridor, aku melihat sebuah ruangan kosong. Yang ku tahu, ruangan itu tidak pernah digunakan dua tahun terakhir ini. Karena butuh tempat bersantai, aku dan temanku memutuskan masuk ke dalam ruangan itu, kubiarkan pintunya terbuka, karena bau ruangan yang pengap. Jelas saja, ada berbagai jenis barang yang tertumpuk disana, di tambah kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan.

Tiba-tiba saja temanku bangkit, menutup pintu. Aku meliriknya dengan bingung, ia menjawab ''Ac nya menyala, pintunya ditutup saja.'' lagi-lagi aku hanya mengangguk.

Cukup lama kami sudah bersantai, namun saat ku mencoba membuka pintu, terasa keras dan tidak bisa dibuka. ''Pintunya terkunci!'' kataku panik. Temanku segera membantu untuk memutar knop tersebut. Aku mulai merasa takut, bulu kudukku berdiri mengingat aku terkurung di ruangan yang lebih mirip gudang itu. Aku kembali duduk di tempat semula. Memanjatkan doa kepada Yang Kuasa.
Setelah di putar-putar, syukurlah pintu mau terbuka kembali. ''Lihat! Karatnya sudah banyak, makanya macet tadi!'' ujar temanku seraya menunjuk knop pintu yang tadi macet. Aku memberi anggukan kecil dan segera meninggalkan ruangan kosong itu.