Notes

HOM G1-3 17/04/2016

Lanjutan Materi minggu lalu

Saudara tertua, yang suka bertempur, meminta tongkat sihir yang tak terkalahkan; yang layak untuk seorang penyihir yang telah mengalahkan Sang Maut. Untuk memenuhinya, Sang Maut mengambil ranting sebuah pohon elder dan menciptakan tongkat sihir untuk saudara yang tertua.

Saudara kedua yang angkuh, bermaksud mempermalukan Sang Maut kembali. Karenanya, ia meminta kekuatan untuk memanggil orang yang telah mati. Sang Maut kemudian mengambil sebuah batu dari tepi sungai dan memberitahu bahwa batu itu memiliki kekuatan kebangkitan (Resurrection Stone).

Saudara ketiga adalah yang paling rendah hati dan bijaksana. Ia tidak memercayai Sang Maut, sehingga ia meminta sesuatu yang dapat membuatnya bepergian tanpa bisa diikuti oleh Sang Maut. Sang maut membuatkan jubah gaib.

Setelah beberapa waktu, ketiganya berpisah dan pergi dalam petualangan masing-masing. Saudara tertua bertempur dalam duel yang selalu dimenangkannya, membanggakan tongkat sihir yang ia dapatkan. Namun, pada suatu malam, ketika ia sedang tidur, seorang penyihir yang iri hati mengendap-endap dan menggorok lehernya, lalu mengambil tongkat sihir itu.

Saudara kedua memiliki rumah dan tinggal di sana sendirian. Ia mengambil batu kebangkitan dan memutarnya sebanyak tiga kali di tangannya. Wanita yang dicintainya, namun telah meninggal, kemudian muncul. Wanita itu terpisahkan dari dunia kematian, sedih dan dingin. Hal ini kemudian membuat saudara yang kedua menjadi gila dan membunuh diri sendiri.