Notes

Yukimura Akemi adalah seorang gadis yang dikenal sebagai pemain violin yang handal. Namun di balik sikapnya yang ramah dan penyayang ini, dirinya adalah seorang gadis yang pada umumnya takut pada banyak hal. Ketakutannya yang paling terlihat adalah ketakutan akan kegelapan. Memang ketakutan tipe ini sangatlah sering ditemui namun kasusnya sedikit berbeda. Awalnya ketakutan ini hanya membuatnya panik, namun akhir-akhir ini dirinya mulai tidak sadarkan diri ketika ia sedang berada di suatu tempat gelap. Hal ini ia biarkan karena ia anggap hal yang biasa.

Hingga suatu saat, saat sedang bersiap untuk tidur tiba-tiba lampu di rumahnya mati dan tidak ada seorang pun di rumahnya. Tentunya hal ini membuatnya takut, panik, namun ia masih sadar. Dalam kesadarannya ini, ia terjatuh lemas di dekat kasurnya yang tepat berada di depan kaca full body length miliknya.

Saat itu pun, tiba-tiba ia mendengar suara yang tidak asing lagi. Suara tersebut adalah suaranya, namun bukan dirinya yang mengeluarkan kata-kata tersebut. Perasaannya pun mulai bercampur aduk antara takut dan penasaran. Perlahan ia pun menolehkan kepalanya ke arah sumber suara yaitu kaca yang tepat berada di hadapannya.

"Akemi. Akemi. Akemi." Panggil suara tersebut.

"S-Siapa kau..?" Tanyanya dan menatap kaca tersebut yang menunjukkan bayangan samar dirinya.

"Aku? Aku adalah kau bodoh." Jawab pantulan dirinya tersebut sambil tertawa gelap.

"B-Bagaimana mungkin..." Ujarnya kembali

"Oh? Kau tidak percaya? Aku tahu segalanya tentang kau, Akemi. Kau takut akan kegelapan seperti sekarang, kau sedang kalang kabut. Kau bersikap ramah dan baik hanya karena kau ingin di hormati padahal dirimu cepat marah, tidak sabaran, dan sungguh licik. Kau pernah menuduh teman masa kecilmu mencuri pensilmu hanya karena dirinya lebih sering bermain dengan teman barunya. Tentunya kau sadar akan ini kan?" Lanjut sang pantulan atau bisa disebut shadow.

"Tidak.. Tidak.. Aku tidak pernah melakukan itu.. Kau bukan diriku!" Jerit Akemi.

"Begitukah? Kau tidak mau mengakui bahwa dirimu adalah seorang pengecut karena telah membuat salah satu kontestan lomba violin minggu lalu mengalami patah tulang karena mendorongnya hingga ia jatuh dari lantai ke-3?" Lanjut si shadow tanpa berhenti.

"Berhenti.. Berhenti.. Kumohon berhenti!" Jerit Akemi kembali sambil memegangi kepalanya yang mulai berdenyut kencang.

"Masih tidak mau mengakui? Kau memang rendahan ya.. Pengecut tingkat tinggi, licik pula." Tanpa ada jeda sedikitpun, shadow tersebut tetap melanjutkan kata-katanya.

"Baiklah.. Baiklah aku mengakui bahwa diriku pengecut dan licik.. Tapi aku akan berubah.. Aku akan berubah dan aku yakin akan hal itu!" Ujar Akemi yang sudah mulai tenang sambil memejamkan matanya.

Tanpa ia sadari pantulan dirinya; shadow tersebut tersenyum tipis walau tak terlihat karena kamarnya hanya di terangi oleh sinar bulan yang samar. Shadow tersebut pun berubah menjadi persona milik Akemi. Ini adalah hasil ketetapan hatinya hingga ia bisa mendapatkan personanya. Malam itu pun menjadi kenangan yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.

Sejak berhadapan dengan pantulan dirinya; shadow tersebut, Akemi pun berubah menjadi gadis yang lebih periang dan menjadi lebih jujur. Ia tidak lagi melakukan kecurangan. Ia tidak lagi adalah seorang pengecut dan licik.