Notes

JACKPOT
( 0.41 – 0.48 )
[ @AOent_tv ]
Sesaat setelah @ao_niklaus menyelesaikan bagiannya, Leo pun mengambil alih. Hentakan lirik ia lantunkan, beriringan dengan para dancer berkemeja putih menyingkir guna memberikannya lahan untuk melangkah.
“Fit-han teoksidowa brand new shoes, yeobiseowa well-being food.”
Leo menggerakkan tangannya untuk menggambarkan cita rasa makanan yang lezat, sekaligus melayangkan ciuman ke arah dancer wanita.
Selagi ia melangkah maju layaknya prajurit, seorang dancer sudah siap berlutut di depannya dan Leo pun meletakkan kaki kanannya di atas lutut itu.
“Geunsahage oechuljunbi, nunddeobonikka ggumiya!”
Leo membuat ekspresi kaget, karena ternyata semua itu hanyalah sebuah mimpi. Ia melangkah ke sisi kanan panggung, memberikan space kepada @ao_zac

[ 1.10 – 1.41 ]
[@AOent_tv @ao_rangga ] “La la lala lala lalalalalalala la la lala lala…”
Suara Gray dan beberapa anak kecil mendominasi seisi venue, teriakan dari XSHIELD yang turut bernyanyi pun terdengar mengiringi. Kelima pria itu dengan kompak melakukan gerakkan melangkah maju dengan tangan yang mengayun di atas kepala.
“Tojyeotda ja ja ja Jackpot!”
Suara baritone milik Leo terdengar di sela-sela dentuman musik.
“La la lala lala lalalalalalala la la lala lala…”
Gerakkan melangkah maju dengan sedikit lompatan terlihat sangat ceria. Dan, di saat itu pula, Leo melipir ke sisi kiri panggung untuk bersiap ke bagian selanjutnya.
Zach dan Gray membuat gerakan seolah menamparnya hingga berputar, lalu menendangnya.
“Aight…!” Suara salah satu member kesayangannya terdengar. Ke-4 member lain berdiri mematung, sebelum membuat sebuah barisan horizontal.
“Naireul meogodo jigabeun tallyeok neomchigetji.” Leo mulai membawakan rap dengan satu kali embusan napasnya. Kakinya tidak bisa diam, membuat tubuhnya bergerak ke sana ke mari. Ia menggerakkan kakinya tangannya seperti memantul, memperkuat kata fleksibel pada liriknya.
Setelahnya, Leo mengayunkan tangannya layaknya pemain golf, lalu berjalan ke sisi kanan panggung dan bergabung dengan 2 dancer wanita yang sudah menunggunya; yang ia gambarkan sebagai Caddie.
“Heosseuwing nallyeodo na, naiseusyasiraneun Caddie.
Nareul musihaetdeon nomdeurege boksudaesin aksureul geonnene.”
Leo menggerakkan tangannya seolah berkata tidak lalu berlutut, diikuti kedua dancer wanita itu. Tak lama, ia membuat tangannya yang tidak memegang mic layaknya sebuah pistol dan menembakkannya kea rah XSHIELD di bagian Orange A.
“Jomsihae nektaiwa sonmoksigyeneun mokjul ddoneun sugabeuro byeonhae…”
Ia mengarahkan tangannya ke arah leher, lalu ia angkat ke atas kepalanya. Salah satu dancer wanita sudah siap berperan layaknya memborgol tangan Leo yang sedikit cengengesan, dan menggiringnya ke sisi belakang panggung.
@ao_edward pun mengambil alih panggung.

[ 2.30 – 2.32 ]
[ @AOEnt_tv ] Sementara @ao_niklaus berjalan ke sisi kiri panggung, Leo berjalan dengan santai ke tengah panggung.
“Break it down, break it down now, minggijeokgeorijima!” Suaranya seolah sedang mengintimidasi seseorang, dengan raut muka yang dihiasi seringainya.
Ia segera kembali ke belakang dari sisi kanan panggung saat @ao_rangga mulai maju.

[ 2.57 – 3.14 ]
[@AOent_tv @ao_rangga ] “La la lala lala.” Suara anak kecil kembali mendominasi, riuh sorak sorai dari XSHIELD menambah semangat seluruh member XBLADE.
Mereka berlima mengitari panggung yang ada di tengah venue.
“Luxury, luxury life.” Salah satu kamera mengarah kepadanya, menampilkan wajahnya pada bigscreen di dalam venue.
“Get that money, money, get that right!” Kelima pria itu melakukan sedikit gerakan menggeliat lucu dengan tubuhnya. Lalu menjentikkan jarinya untuk menggambarkan uang, kekayaan. “Luxury, luxury life.”
Aze, Ed, Leo, Zac dan Nik membuat barisan segitiga dengan Leo sebagai center.
“Anyway, we’re playing hard to get lucky!” Kalimat tersebut mengakhiri penampilan pertama XBLADE pada konser malam ini. Kelima member itu pun menundukkan tubuhnya dengan tangan di depan dada; terlihat sangat sopan dan berkelas.
 
LOSER
[ 1.26 – 1.46 ]
[@AOent_tv @ao_edward ] Berkat trik kamera serta stage yang ditata sedemikian rupa, Leo berhasil berdiri di bagian tengah panggung putar dengan hiasan kaca tanpa ada yang mengetahui. Saat bagian reff selesai, ia pun tersorot dan langsung tampil di bigscreen.
“Banbokdoeneun yeojadeulgwaui nau silsu.” Suara berat yang sangat khas darinya mulai terdengar memenuhi Seoul Olympic Gymnasium. Leo menengadahkan kepalanya, menghadap kamera yang terpasang di atas sana.
“Harutbameil saranghago hae tteumyeon siljeung. Chaegimjiji mot hal naui igijeogin gippeum, hana ttaeme modeun geosi manggajyeobeorin jigeum.”
Leo tak henti menunjuk ke arah kamera. Rahangnya nampak tegang, sorot matanya tajam; penuh akan emosi. Ya, emosinya berkecamuk.
“Meomchul jul moreudeon naui wiheomhan jilju, ijen amureon gamheungdo jaemido eomneun gibun.”
Matanya ia pejamkan, tangannya ia gerakkan mengikuti ketukan dan hentakan dari lagu dan lirik. Segala macam emosi, baik itu penyesalan maupun rasa kesal bercampur.
“Na byeorang kkeute honja inne I’m going home, na dasi doragalle yejeonui jejariro!” Leo menekankan kalimat “I’m going home,” lalu membuat gerakkan seolah melakukan hormat dengan malas.
Tepat setelah rapnya habis, suara @ao_zac langsung mendominasi. Leo pun keluar dari ‘persembunyiannya’ dan bergabung bersama yang lain.
 
BAE BAE
[ 0.58 – 1.28 ]
[@AOent_tv @ao_edward ] 5 orang dancer wanita mendahuluinya memasuki tengah panggung dari sisi kanan. “Yeah!” Pria bernama Leo ini berseru, terdengar malas. Ia bergerak dengan cane di tangan kirinya.
“Saseumgachi yeppeun nun naui PRINCESS, nareul bogo biutneun ge neomu CHIC hae! Michin geo anilkkan jayeon miin teugihae teugihae.”
Setelah bagian itu terlewati, Leo membuat gerakan tangan yang membentuk lekukan tubuh wanita. “Naui MUSE hae.”
“Uri duri pyeonhae wanjeon saljjine, neowa momi wanjeon chakchak gamgine.” Ia menyempatkan diri untuk menghentakkan pinggulnya dengan tatapan mencoba menggoda XSHIELD.
“Yeongwonhi neon seumuldaseosiya naege, yeonhi anha BABE, ogopagio BABE!”
Kamera utama segera menyorot @ao_zac yang ada di sisi kiri panggung.
 
Hold Me Tight
[ @AOent_tv ] Lampu di dalam venue yang tadi redup, kini mulai kembali bersinar. Menyorot sosok pria di tengah panggung, yang berada tepat di hadapan VIP A, dengan mic dalam genggamannya. Intro dari lagu mulai terdengar. ( https://www.youtube.com/watch?v=XMG0tsnWZiI )
“Yeah, ada yang tau lagu ini?” Leo membuka penampilan dengan sedikit interaksi kepada XSHIELD. “Ey! Ey!” Dengan senyumannya yang mengembang, ia mencoba menghidupkan suasana.
Ia melangkah kecil, hingga tiba di titik tengah-depan panggung, barulah ia memulai rapnya. Menyampaikan apa yang sedang ia rasakan dan pikirkan beberapa hari belakangan. Ya, curahan hati.

“Nan ije iksukhaejineun geot gata,
kiga jakeul ttaebuteo haewatdein sangsang,
maeumkkeot pyeolchigo kkul gateun danjang,
jago ireonasseo eodil gadeun naneun hangsang,
jasingam neomchige haengdonghaeya haji,”

Lantunnya dengan cepat, mengikuti ketukan dan irama dari lagu. Tangannya bergerak dengan bebas, sesekali ia membungkukkan badannya.

“Ajik manhi bujokhagin haedo kkeutkkaji,
irweonael gwoya nae kkum neodo alji,
keuraedo niga isseo nan himi naji.”

Matanya bergerak, mencari sosok seseorang yang ada di bagian VIP A. Saat ia berhasil menemukannya, sembari terus melakukan rapnya, ia menunjuk gadis itu. Ya, seorang gadis.

“Neo-eui haruneun eottaesseo,
neukkyeojyeo ttak meokseorieso,
nuga tto ni simgie son daesseo,
maja jeonbu keu sarami jalmothaesseo,”

Ia masih mentap gadis itu dengan raut mukanya yang nampak khawatir. Tangannya ia gerakkan seolah sedang mengusap kepala gadis yang sedang ia tatap.

“Sseudadeumeojugo sipeo ni meorireul,
oneuldo gosaeng manhi haesseo,
ibeon jumaleneun tteonaja eodideun,
ildan nun gama nae pale gidaeseo.”

Memasuki bagian reff, suara dari soloist Crush terdengan dari pengeras suara yang memenuhi venue.
“Baby, nan neoman dama… Oneuleun pyeonhage naege angyeodo dwae. Keobmeokjima… I bami uril hwanhage bangyeojune.”
Leo merentangkan kedua tangannya, kepalanya mengangguk. Seolah siap untuk memeluk gadis itu.
“Nuneul gama… Du nuneul gama… Heorie pareul gama… Naman midgo ttarawa…”
Setelah reff dituntaskan dengan high note milik Crush, Leo kembali melanjutkan rapnya. Kali ini, ia seperti sedang menceritakan kehidupan kesehariannya yang cukup melelahkan.
Leo berdiri tegak, dengan kepala yang tertunduk dan mata yang terpejam.

“Swineun donganedo jumalmada ili saenggiji,
gakkeumeun neomu jeongsin eobseoseo nae momdo motchaenggiji,
nae nareumdaero-eui yoksim ttaemune apbaki morireul joyeodo,
da puleonaeseul ttae keu siwonhami nareul mudaewiro tto olyeojwo,
nado oneul ireil kkeutnaesseuni pyeonanhage waseo angyeodo dwae,
hyeonsili kkori mulgi jeone deoisangeun amugeotdo saenggakhaji angirohae, eoh!”

Leo mengangkat kepalanya dan membuka mata. Ia sempat mengedarkan pandangannya ke seisi venue, ingin melihat XSHIELD. Baru setelahnya, ia kembali fokus pada 1 orang. 1 gadis. Her.
“Kwaenchanha kwaenchanha, uri dul bakke eobseo,” Leo mengangkat dua jarinya, membentuk V.
“Niga hago sipeun daero hae junbi andwen geon eobsi.”

Suara Crush kembali terdengar melalui pengeras suara. Leo berjalan mengeliling panggung, menyapa XSHIELD yang berada di Orange A, Orange B, lalu kembali ke VIP A.

Nyaris mencapai akhir lagu, Leo kembali membawakan rapnya.

“Miri matchweonwasseo jeokdanghan ondo,
neo ttaemune oneul achimbuteo demhyeo nwaseo ttadeuthae nae momdo,
iri waseo nuwodo dwae nae yeop-e nun gamko gidaebwa nae yeop-e,
jabeun son nohji anha jeoldae niga nuneul tteodo eodi kaji anha jeoldae.”

Lirik tersebut menggambarkan seberapa siap Leo untuk merengkuh dan mendekap tubuhmu. Tubuh gadis yang ia cintai. Diperkuat dengan 2 kalimat akhir pada lirik rapnya, “Come here and lay down next to me, close your eyes and lean on me. I won’t let go of your hand, even when you open your eyes, I won’t go anywhere.”

Suara Crush kembali terdengar, melanjutkan rap Leo dengan suara merdunya.
“Keokjeonghajima uriga manal siganeun manha, oneul ttara bami chagapjiman gyeotte issei kwaenchanha. Pyeonhage nungama nae gyeote nuwodo dwae, du soneul kkok jabgo Ma Baby.”
Lantunan high note yang sangat apik dari Crush.
Kini, suara baritone milik Leo terdengar sedang melantunkan sebuah nyanyian. Ya, bagian reff sekaligus akhir dari lagu.
“Baby, nan neoman dama… Oneuleun pyeonhage naege angyeodo dwae. Keobmeokjima… I bami uril hwanhage bangyeojune. Nuneul gama… Du nuneul gama… Heorie pareul gama… Naman midgo ttarawa…”
Leo memeluk tubuhnya dengan satu tangan, matanya kembali tertuju kepada seorang gadis di VIP A. Sebelum lampu kembali meredup, ia melemparkan sebuah ciuman yang disalurkan melalui jemarinya.

I love you, S.I.