Notes

Ditengah kesunyian malam terdengar langkah langkah yang saling berkejaran, sesekali langkah langkah itu terhenti dan berganti dengan suara suara senjata tajam yang saling beradu. Dalam kegelapan hutan terlarang pemilik langkah – langkah itu saling menyerang satu sama lain, menghunuskan senjatanya untuk bertahan. Mereka hanya memiliki dua pilihan, membunuh atau dibunuh.

“pangeran kau harus ikut kami kembali ke istana”

“tidak. Langkahi dulu mayat rick, dan bunuh aku. Setelah itu kalian bisa membawaku kembali pada raja biadab kalian itu”

Rick memegang sejata ditangannya dengan erat, matanya nyalang menatap sekelompok pasukan penghisap darah yang terlihat cukup menyeramkan dengan taring tajam mereka dan mata yang telah berubah menjadi gelap, seolah menandakan bahwa mereka berada dalam kondisi paling sempurna untuk menyerang mangsanya.

“pangeran ini demi kebaikanmu”

“kebaikanku? Kau bercanda hah? Rajamu itu telah membunuh kedua orangtua ku. Dan jangan kalian pikir aku sama sekali tak tau rencana busuknya setelah menangkapku”

“perintah tetap lah perintah, maafkan kami pangeran jika kau akan terluka”

Dalam hitungan detik pemimpin kelompok itu telah terbang dan menyerang sang pangeran. Sementara Rick tertahan dengan kelompok penghisap darah yang menyerangnya secara bertubi tubi

Rick menghunuskan pedangnya secara membabi buta, matanya berubah menjadi merah pekat. Satu persatu kelompok penghisap darah itu lenyap menjadi butiran debu akibat hunusan pedang dari Rick.

Melihat pangeran yang kesusahan menahan serangan dari pemimpin kelompok itu sendirian, Rick segera menolongnya. Menghunuskan pedang perak tepat di jantung musuhnya dan mencabiknya hingga ia lenyap.

“kau baik baik saja pangeran?” rick membantu pangeran berdiri kemudian menyimpan kembali pedang peraknya.

“aku hampir terbunuh, bagaimana mungkin baik – baik saja” keluh sang pangeran dengan wajah kesalnya

“maafkan saya pangeran” Rick menunduk

Sementara sang pangeran menahan senyumnya sebelum berkata “sudahlah, kau pikir aku selemah apa hah? Ayo cepat. Kita harus pergi ke Saint Vladimir Academy untuk bersembunyi dan meminta bantuan. Hanya mereka satu satunya harapan kita untuk melawan Morck”

===============================================

“Nama saya Arthur. Saya adalah putra mahkota Clan Vampire di negara Slovania, tentunya anda mengenal kedua orangtua saya kan?” Arthur – sang pangeran – duduk dengan wajah serius menatap sosok wanita cantik di hadapannya
“Tentu, saya mengenal mereka dengan sangat baik. Saya turut berduka cita atas kematian kedua orangtua mu Arthur”

“terimakasih, tetapi bukan rasa simpati anda yang saya harapkan untuk saat ini” nada suara Arthur berubah menjadi berat

“lalu?” wanita dihadapan arthur itu sama sekali tidak menunjukan wajah penasarannya, ia tetap tenang

“saya membutuhkan bantuan anda untuk melawan Morck dan merebut apa yang menjadi hak saya”

Ellena Kirova, sang wanita cantik yang duduk berhadapan dengan Arthur itu tampak terdiam beberapa saat. Dalam ketenangan sikap dan raut wajahnya, sesungguhnya Ellena sedang mencoba meraba kejadian apa yang akan ia hadapi jika membantu Arthur.

Arthur nampak gusar dan tak sabar menanti jawaban dari wanita cantik itu “Miss Ellen, saya mohon. Hanya anda dan Saint Vladimir Academy harapan saya satu – satunya “

Ada kemenangan diatas pengorbanan banyak clannya, hal itu lah yang di lihat Ellena Kirova. Sebagai pemimpin tentunya ia tak bisa bertindak gegabah dalam memutuskan hal seperti ini “istirahatlah terlebih dahulu pangeran, aku akan membicarakan hal ini dengan dewan guru”

“kalau begitu saya permisi Miss”