Notes

Sebelum Mafuyu sempat melahap sushi miliknya, walaupun hanya satu, pria itu angkat bicara; yang membuatnya mengalihkan pandangan dari makanannya. Kalimat yang dilantunkan oleh pria tersebut, seperti menunjukkan ketidaksukaan terhadap kepasrahan yang telah dia lantunkan beberapa saat lalu. Dengan kedua kelopak mata yang melebar, kepada dia anggukkan beberapa kali dengan gerakan kaku. Kemudian, pria itu melanjutkan perkataannya, kedua gendang telinga masih bekerja untuk mendengar apa yang terucap. Memang benar bahwa dia ingin menangkap pelakunya, namun beberapa kali pria itu berkata bisa menyelesaikan kasus ini sendirian, oleh karena itu dia ingin mengundurkan diri saja. Seukir senyuman tipis terpatri pada bibirnya, perasaan kalut yang menghampiri benaknya perlahan mulai membaik. Dan dengan perlahan, manik violetnya berkaca-kaca karena terus mendengarkan apa yang terucap dari bibir pria tersebut. Dia merasa dia tidak paham akan pria tersebut, pertama-tama membuatnya merasa 'down', lalu membuatnya perasaannya kembali membaik.

Lalu, dia pun bangkit dari posisi duduknya dengan kedua telapak tangan yang dia tumpu di atas meja. "Tentu saja aku tidak akan melepaskan kepercayaan Ranpon kepadaku!" Seru Mafuyu; tidak perduli pula akan orang-orang sekitar yang melihat, termasuk para pramuniaga itu.

Kemudian, dia kembali duduk di atas kursinya seraya mengucek-ngucek kedua sudut matanya dengan kepala menunduk. "Aku hanya merasa Ranpon tidak menyukaiku tadi, makanya kepercayaan diriku menjadi turun." Ujarnya kepada pria tersebut, kemudian menyunggingkan seukir senyuman tipis.