Notes

Seorang gadis berparas semampai terlihat melangkahkan kakinya dengan santai menuju lapangan indor sekolah. Hari ini adalah hari pertama sang dara mengajar di salah satu sekolah ternama di Seoul.

Gadis yang menyandang nama Jung Jiyoung ini meniup peluit yang melingkar di lehernya dengan keras tatkala ia sampai di tempatnya mengajar membuat seluruh perhatian murid yang berada di sana berpaling padanya.

Lapangan yang tadi terdengar ramai seketika hening saat Jiyoung mulai angkat bicara.

"Buat barisan lima orang kebelakang."
Titah Jiyoung sembari mengambil beberapa buah bola voli dalam keranjang. Hari ini ia memang berencana mengajar pelajaran bola voli sebagai pembuka.

Netra miliknya mengedar, melihat satu persatu wajah satu persatu dengan serius-- mencoba menghapal wajah murid-muridnya yang malah membuat Jiyoung terlihat galak. Terimakasih pada wajah dinginnya.

"Annyoeng. Nama saya Jung Jiyoung. Kalian bisa memanggiku Miss atau Jiyoung saem." Jiyoung menarik kedua sudut bibirnya, melemparkan senyuman ramah pada sekumpulan murid yang menatap lurus dengan raut wajah bingung yang kentara kearahnya.

"Seperti yang kalian lihat saya guru olahraga baru di sini. Mohon bantuannya."
Lanjut Jiyoung lalu membungkuk singkat sebagai tanda perkenalan. Agak gagal paham tatkala ia mendengar beberapa murid bertepuk tangan sambil bersiul.

Ada-ada saja.

"Mari kita mulai pertemuan pertama ini dengan Voli."
Jiyoung memulai sesi mengajarnya, melemparkan beberapa bola voli pada setiap murid yang berada di barisan paling depan.

"Pasti kalian semua sudah pernah belajar permainan olah raga ini 'kan?"
Jiyoung mengangkat bola voli yang berada dalam genggamannya dan kembali menatap muridnya. Hanya pertanyaan basa-basi agar kelas tak terlalu hening atau tegang. Jujur saja walaupun Jiyoung agak kalem tapi ia tak terlalu menyukai kondisi kelas yang sepi saat mengajar.


"Ne, Miss!"

"Bagus. Kalau begitu tak masalah 'kan kalau saya memberi tugas makalah bola voli?"
Jiyoung kembali melemparkan pertanyaan, namum kali ini mengundang protesan dan keluhan dari para muridnya.

Jiyoung terkekeh dan mengibaskan tangan cepat, membuat gesture kalau ucapannya tadi hanya bualan belaka. Bukan hal yang serius.

Jiyoung tak sekejam itu untuk memberi tugas di pertemuan pertama.

"Kamu--"
Jiyoung memunjuk seorang murid secara acak-- berhubung ia tak tau siapa murid yang pandai dalam bidang olahraga, Jiyoung jadi memilih secara asal.

"Temani saya memimpin pemanasan."
Titah Jiyoung terdengar mutlak. Dapat ia lihat raut panik dan ingin protes di wajah murid yang ia tunjuk itu.

"Miss kenapa harus saya?"
Tanyanya tatkala sudah sampai di dekat Jiyoung.

"Karena kamu paling menarik di mata saya."


"Ciiyeeeeee."
Jawaban asal ceplos Jiyoung malah memancing keributan. Tapi ia tak ambil pusing, toh dulu semasa SMA ia juga seperi itu.

Merasa siswa sudah tak seramai tadi, ia mengarahkan telunjuknya pada seorang gadis yang berdiri paling ujung.
"Hitung sampai delapan."

----

Sepuluh menit waktu yang mereka butuhkan untuk melakukan pemanasan. Walaupun hari ini mereka hanya akan melakukan olahrga ringan, tapi pemasan tetaplah penting untuk dilakukan sebelum olahraga. Jiyoung tak ingin ambil risiko jikalai ada muridnya yang cidera setelah olahraga. Bisa-bisa ia dipecat di hari pertama mengajar.

"Sekarang berbalik berbaris didekat net. Yang memegang bola berbaris di bagian paling depan. Dalam hitungan ke lima sudah rapih ya. Satu.."
Sambil terus menghitung Jiyoung kembali memungut bola yang sengaja ia letakkan di bawah saat memulai pemasan tadi dan berpindah ke dekat net. Manik hazelnya memperhatikan setiap murid yang tengah berhamburan membuat barisan baru tanpa repot-repot ikut campur tangan.

Mereka sudah cukup dewasa untuk berbaris sendiri 'kan?

"Li-- ma!"
Tepat pada hintungan kelima-- yang sebenarnya sudah masuk hitungan ke sepuluh, Jiyoung kembali meniup peluitnya. Memaksa atensi setiap murid kembali terfokus padanya.

Setelah merasa sudah cukup kondusif, Jiyoung mulai membuka labianya menerangkan materi dasar perihal Voli.

"Teknik pertama dalam permain bola voli adalah service. Service juga sering disebut seranga pertama. Service terbagi menjadi dua, service atas dan bawah. Sekarang lihat cara Miss melakukan service bawah. Pertama berdiri dengan salah satu kaki berada di depan dan tubuh yang sedikit condong. Jangan lupa tangan yang mengepal."
Jelas Jiyoung sembari mempraktekkan apa yang ia katakan tadi.
"Lalu lambungkan bola dengan tangan kiri setinggi pinggang kemudian ayunkan tangan kanan dengan kondisi lurus dan ditegangkan untuk menghasilkan pantulan bola yang efektif."
Disela-sela penjelasaanya, Jiyoung melempar bola yang berada diatas telapak tangan kirinya, kala bola tersebut melambung setinggi pinggag, ia mengayunkan tangan kanan yang mengepal ke arah bola sehingga bola tersebut melambung jauh melewati net.

"Paham?"
Tanya Jiyoung sambil berbalik untuk menatap para muridnya. Sebagian murid terlihat antusias ingin mencoba.

"Paham Miss!"

"Ayo mulai, dimulai dari barisan paling depan, yang sudah memukul pindah ke sana."
Menunjuk sebrang lapangan di belakang net yang memisahkan lapangan.

"Dan lempar bola pada temanmu yang berikutnya. Mulai."
Meniup peluitnya dengan keras dan mengambil langkah hingga berada di luar garis. Mengamati setiap muridnya yang mulai sibuk melalukan gerakan service. Sesekali Jiyoung menghampiri murid yang kesulitan saat melalukan service yang mayoritas tak bisa memukul saat bola dilambungkan. Kalau dipikir memang bagian itu yang paling sulit saat melakukan service.

"Perhatikan bolanya dan tunggu bola jatuh sebatas pinggul baru kalian pukul sekuat tenaga."

Jiyoung kembali bersuara, mengingatkan para murid yang terlihat frustasi karena selalu gagal memukul.

Wah sepertinya hanya karena service akan memakan banyak waktu.