NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

< SE Entertainment’s Building >
“Peserta dengan nomor...”
Kalimat yang barusan terdengar bagaikan sebuah alat pacu jantung bagi Seolli. Bagaimana tidak? Antrian duduk di sampingnya kini hanya tersisa dua orang. Ini menandakan bahwa gilirannya untuk masuk ke dalam ruang audisi sudah tidak lama lagi. Gilirannya untuk beraksi sudah tidak lama lagi.
Seolli meremas telapak tangannya yang kini lembap akan keringat. Kedua pahanya kian merapat, dengan kedua telapak tangan menekan permukaan kulit putihnya. Kepala Seolli tertunduk lemas. Kedua kelopak matanya menutup, menghalau jendela jiwa sang dara. Bibirnya tampak komat-kamit. Mengucap sebaris doa yang sekiranya mampu menenangkan hatinya yang kini sedang bergumul secara berulang-ulang.
“Peserta dengan nomor 90, Jeon Seolli.”
Tubuhnya tersentak hebat ketika telinga kanannya menangkap vokal bass menyebut nama lengkapnya lengkap dengan nomor peserta yang dipegang Seolli. Kepala sang dara bergerak sembilan puluh derajat ke kanan, menoleh ke arah sumber suara yang ternyata mengenakan kaos biru berkerah dengan sebuah tanda pengenal bertali merah bergantung di lehernya, tanda bahwa orang tersebut adalah staff yang ikut mengurus jalannya audisi pada hari ini.
“Pendaftar dengan nomor 90, Jeon Seolli?” vokal bass tersebut mengulangi perkataannya dengan suara yang lebih nyaring daripada sebelumnya. Tak lupa nada tanya di akhir kalimat.
Beberapa detik dibutuhkan otaknya untuk mencerna. Selama itukah ia berdoa? Ataukah memang kedua peserta sebelumnya menyiapkan performa yang tidak memakan waktu yang lama?
Setelah beberapa saat tenggelam dalam pikirannya sendiri, barulah ia dengan cepat bangkit dari duduknya seraya mengangkat tangan kanannya,
“Ne! Jeon Seolli disini!”
Ia turunkan tangan yang digunakan sebagai simbol bahwa ia hadir dengan perlahan. Seraya merapatkan coat yang menutupi seluruh tubuhnya, Seolli melangkahkan tungkainya menuju kepada seorang staff. Ia serahkan kertas berisi nomor audisi yang sedari tadi ia genggam.
“Silahkan masuk, Seolli-ssi.”
- - -


Tibalah Seolli di ruangan yang berisi beberapa staff beserta empat orang di kursi juriㅡdua juri berjenis kelamin laki-laki dan dua juri berjenis kelamin perempuan. Keempat juri tersebut memandang Seolli dan berkas di tangan mereka secara bergantian. Pemilik surai kuning keemasan yang dipandangi pun merasa sedikit terintimidasi. Ia melukiskan sebuah senyum kaku pada bibirnya seraya membungkukkan badan. Kurang lebih lima detik memberi hormat, Seolli kembali menegakkan punggungnya.
“Annyeong haseyo, Jeon Seolli imnida.”
“....”
Hening. Semua mata tersorot padanya. Tak ada satupun respon yang didapat sang dara selain tatapan dingin dari para dewan juri.
“Saya... akan menari dan melakukan rap.” Ucapnya pelan. Dikeluarkannya sebuah flashdisk yang berisikan instrumen pengiringnya pada hari ini. Seorang staff berlari ke arahnya dan mengambil benda tersebut. Ia membuka coat yang dikenakannya, melemparkan benda tersebut ke lantai, lalu menundukkan kepala.
Ketika intro memasuki ketukan ketiga, Seolli menyentakkan kepalanya ke atas. Sorot tajam yang dilengkapi dengan senyum tipis menghiasi wajah sang gadis. Ia memiringkan kepalanya ke kanan dan membuat surai keemasan menutupi sebagian wajahnya. Kedua iris hazelnya berubah sayu dengan fokus tetap terpaut pada dewan juri. Kedua lengannya yang sebelumnya berada di kedua sisi tubuh ia angkat dengan kepalan tangan pada ujung lengan, seperti sedang menggenggam sesuatu. Seolli menyentakkan kedua tangannya ke bawah secara bersamaan lalu melangkahkan tungkainya ke depan dengan penuh percaya diri.
“Jeoldae mollabeoneun saram eopsi,”
Kedua telapaknya ia tepuk mengikuti sound effect pada instrumennya. Ketika menyebut kata ‘mollabeoneun’, Seolli menggerakkan telunjuknya ke kanan dan kiri secara gemulaiㅡmelakukan gestur melarang. Ia menyisir surai keemasan yang menggantung di sisi wajahnya ke belakang secara perlahan sambil memiringkan tubuhnya dengan memajukan kaki kanannya. Seolli memamerkan satu sisi lekuk tubuhnya yang terbalut kaus berwarna abu-abu ketat dipadukan dengan celana pendek high-waisted.
“Eodil gana Wanna Touch Me-“ ia memundurkan kaki kanannya dan kembali pada posisi semulaㅡdengan tubuh yang sepenuhnya menghadap ke depan. Seolli meletakkan kedua lengannya di bagian torso. Lengan kanan menyilang ke arah kiri bagian atas, dan lengan kiri menyilang ke arah kiri bagian bawah. Pada bagian ‘Touch Me’, ia mengangkat kedua lengannya di kedua sisi kepala sebelah telinganya. Ia turunkan kedua kuasanya secara perlahan.
“Look!” sang dara merendahkan tubuhnya dengan menekuk lututnya. Kedua telapaknya ia posisikan pada keningnya.
“Ige wollae nae Swag,” kaki kirinya diseret ke belakang. Posisi lututnya masih ditekuk sehingga posturnya membentuk kuda-kuda. Ketika kaki kanannya mengikuti, lututnya ia tegakkan. Tangan kirinya terangkat dan berayun di atas kepala seraya tangan kanannya memegang ujung luar celana celananyaㅡdimana biasanya orang-orang melingkarkan ikat pinggang disana.
“Bulman inneun aedeureun murina jwodo dwae~!” ritme ucapan per kata dalam kalimat kini sang dara percepat. Seolli memutar lehernya ke belakang hingga pada satu titik ia harus mendongak, lalu kembali memusatkan pandangannya ke depan. Sang dara menyapukan telapak kirinyanya pada leher jenjangnya kemudian turun menuju bagian dada hingga berakhir pada perutnya seraya tangan kanannya terkepal di depan paha. Pemilik surai kuning itu menyeret kaki kirinya ke samping, diikuti dengan kaki kanannya sambil kedua kuasanya melakukan wave ke arah yang berlawanan dengan tungkainya. Gerakan ini ia lakukan sebanyak dua hitungan.
Sebelum melanjutkan liriknya, sang gadis berjalan ke sisi kanan dengan kaki yang disilangkan sambil memasang ekspresi fierce. Kuasa kirinya berposisi pada pinggang ramping miliknya. Telunjuk kanannya menyentuh bibirnya sekilas.
“Jah,” ia memberi jeda sebelum lanjut menyanyikan lirik selanjutnya. Telunjuk kanannya melakukan gestur seperti sedang memanggil seseorang. “Olchi, geurae olchi~hh..” Seolli menghembuskan nafas kasar di akhir kalimat, memberi kesan seksi pada performanya. Gadis itu menggosokkan kedua telapak tangannya sebelum menyentakkan bahu kirinya ke bawah sebanyak tiga hitungan sembari tangannya diposisikan di pinggang dengan kaki dibuka selebar bahu. Pada part backing vocal pria melantunkan kalimat ‘Queen’s back moreumyeon shht’, Seolli melakukan chest pump dengan menghentakkan dadanya ke dalam dan kedua bahunya disentak ke depan. Kemudian, sang dara melengkungkan punggungnya ke depan yang membuat bokongnya sedikit terangkat seraya menempelkan telunjuknya di depan bibir. Sudut bibirnya sedikit terangkat, menampilkan seulas seringai di bibir penuh Seolli. Pose tersebut ia tahan selama beberapa detik.
“Scale-i dalla, you can’t touch this.”
Pemilik iris hazel tersebut memposisikan lengan kirinya di depan dadanya secara horizontal dengan jemari kanannya memelintir seutas surai kuning kebanggaannya. Seolli kembali melengkungkan punggungnya seraya menekuk lututnya dan mengacak surai keemasannya yang memang sudah berantakan itu.
“Deureobwatji? PPALGAEYO!” Kedua kuasanya ia posisikan di depan dada. Lalu, ia melakukan chest pump dengan power yang agak lebih dibandingkan gerakan yang lain.
“Chingumajeo nareul sigihae I Know~”
Sang dara mengangkat kedua tangannya di udara. Ia mengepalkan telapaknya dan menyisakan jari telunjuk dan jempol di masing-masing kuasa. Lalu ia mengayunkannya ke depan sebanyak tiga hitungan sembari kedua ujung kakinya berjingkat secara bergantian. Pada lirik ‘I Know’, ia mengulurkan tangan kirinya ke samping dan menyentak ujung jarinya ke atas. Kepalanya pun ikut terangkat selaras dengan pergerakan jarinya.
“Naman honja yeogi-e.” Seolli menyingkirkan rambutnya ke belakang dengan satu tarikan lembut. Pinggulnya ia hentak ke samping sebanyak dua kali.
“Mae-il gatchi nan doma wie I Know~”
Tungkainya melangkah menuju ke sisi kiri ruangan yang kosong itu. Langkahnya begitu pasti, anggun, dan tak lupa, percaya diri. Ia melemparkan sebuah lirikan menggoda kepada dewan juri sambil melenggangkan pinggulnya dengan luwes.
“Ssibeonwa useojul ttae.” Punggung telapak kirinya menutupi mulutnya. Telunjuk kanannya mengelus telapak tangan kirinya.
Sedetik transisi terdengar, menandakan bahwa kini Seolli harus melakukan dance break.
Gadis itu membuka kakinya lebar dan membentuk kuda-kuda. Bokongnya ia hentakkan ke belakangㅡatau biasanya disebut twerking. Lalu, ia menegakkan tubuhnya kembali diikuti dengan gerakan tangan kiri ke depan dan belakang. Gerakan ini diakhiri dengan headbang ringan yang diiringi dengan sebaris lirik, “You can’t touch me!”
Tubuhnya menghadap ke samping kanan dengan lutut yang sedikit ditekuk. Kedua kuasanya menyapu bagian dadanya, mengikuti setiap lekukan yang ada. Lalu, masih dengan kedua tangan di depan dada, Seolli melakukan chest pump sebanyak dua kali. Jemari kanannya ia posisikan di bahu seraya kepalanya menggeleng sekali ke kiri. “Don’t touch me!”
“I don’t care, jeonhyeo sang-gwan anhaeㅡ” Pemilik surai keemasan itu melenggangkan pinggulnya memutar ke belakang dengan kedua kuasa disatukan di depan. Tubuhnya ia tegakkan dengan gestur tangan menunjuk di kedua sisinya. Setelah itu, kepalanya ia hentakkan ke arah kiri sembari kaki kanannya sedikit terangkat. Lalu, ia berjalan ke sisi kanan sambil mengayunkan telunjuk kanannya.
“i’m OK, nae jari-e yeojeonhae!”
Si pemilik netra kecoklatan itu kembali melakukan twerkingㅡpersis seperti yang dilakukannya sebelumnya.
“Don’t touch me.”
Seolli menurunkan tubuhnya hingga posisinya saat ini adalah berjongkok. Ia menjulurkan tubuhnya ke depan dan menopang tubuhnya dengan kedua siku. Sang dara memutar-mutar bokongnya dalam posisi seperti itu. Kakinya yang terbuka lebar ia julurkan ke belakang hingga lurus dengan pinggul terangkat tinggiㅡmembentuk segitiga dengan tubuhnya. Gadis itu melakukan twerk dalam keadaan seperti itu sambil melantunkan lirik menggunakan nada yang menggoda,
“Ireohke? Jeoreohke? Ireohke? Jeoreohke?”
Seolli bangkit, dan membuka kedua kakinya selebar bahu.
“Ige da!” Pinggulnya ia gerakkan ke belakang, “Naega jallagasseo geureohji mwo~” kedua kuasanya saling bertemu dan menimbulkan bunyi yang nyaring.
“Naega yeppeoseo geureohji mwo~”
Kedua tangannya ia silangkan di bagian belakang kepalanya sambil pinggulnya dilenggangkan ke kiri dan kanan secara berirama. Gerakan ini diikuti dengan crab legㅡyaitu menggeser kedua kaki secara berlawanan menuju ke satu arah, kiri dan kanan. Sementara itu, telapak kirinya menelusuri leher hingga perutnya. “Da bureoweoseo geuraeyo!”
Sang dara merentangkan tangannya lebarㅡmelakukan sedikit stage manner sambil terus melantunkan lirik.
“Baby i’m bad all day!”
Kini, tubuhnya menghadap ke samping kiri. Gadis itu mendorong kedua telapak yang ia satukan di depan dadanya, diikuti dengan gerakan mengayunkan jari telunjuk dan jempol di masing-masing tangan ke udara. Gerakan ini ia lakukan sebanyak dua kali, mengiringi dua baris lirik.
“Naega jallagasseo geureohji mwo!
Naega yeppeoseo geureohji mwo!”
Kali ini, ia menyatukan kedua kakinya lalu menggerakkan pinggulnya dengan cepat selaras dengan kedua lengannya.
“Da bae apaseo geuraeyo!
Sorry imma dope girl~”
Pada verse terakhir, Seolli hanya melakukan beberapa stage manner sambil menatap para dewan juri dengan tatapan setajam silet. Memang, lagu yang ia bawakan ini tak pantas diiringi dengan senyuman manis nan imut ala girlgroup rookie yang mengusung konsep cute.
“Jal ochi, geurae olchi,
You can’t touch me, don’t touch me.”
Gadis itu menurunkan tubuhnya ke lantai secara perlahan dan menyamping, membuka kedua pahanya lebar, lalu menggerakan bahunya sesuai irama.
“Jal ochi, geurae olchi~
You can’t touch me, don’t touch me!”
Paha kirinya membuka ke depan, memposisikan dirinya berjongkok saat ini. Seolli menyapukan jemari lentiknya di bibir merahnya, lalu mengangkatnya ke atas sebelum akhirnya bangkit dan berjalan memunggungi para dewan juri sebanyak 3 langkah.
Setelah instrumen miliknya mencapai akhir, sang surai blonde itu membalikkan tubuhnya menghadap ke depan lalu membungkuk dalam, “Gamsahmnidaaa!”

     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.