Notes

# ABOUT [X] ISLAND

Catatan: Nama yang bertanda kurung besar [ ] masih dapat berubah sewaktu-waktu.

Sebelum perang dunia pertama kali meletus, Inggris telah menancapkan kekuasaannya di Asia. Salah satu tempat yang pertama kali jatuh dalam penguasaan Matahari yang Tidak Pernah Tenggelam adalah Pulau X; terletak di Samudera Hindia di sebelah selatan Kepulauan Maladewa.

Oleh Kerajaan, pulau tersebut dihadiahkan kepada Lord Godalming, seorang pahlawan Perang Dunia I. Keasrian alam Pulau X mendorong inisiatif Godalming untuk menjadikannya sebagai sebuah pulau peristirahatan.

Orang-orang mulai berdatangan. Tetapi Lord Godalming, yang telah mencurahkan harta dan pikirannya untuk membuat X sebagai pulau layak huni, menetapkan tarof yang tidak murah bagi mereka yang tertarik mendiami pulaunya. Maka sejak itu X menjadi tempat peristirahatan elit untuk para negarawan, selebriti, dan terutama hartawan; di hari tua mereka. Tidak hanya itu, suasana permai yang diciptakan Godalming juga menjadikan Pulau X sebagai tujuan impian orangtua untuk membesarkan anak-anaknya, kekasih untuk melindungi orang terkasihnya, sampai para buronan untuk kabur dari keadilan yang mengejarnya.

"Pulau ini adalah Pulau Kedamaian," terang Lord Godalming, "bagi mereka yang mampu membayar."

# # YARVIL ISSUE

Bersama waktu, banyak pelancong berkeinginan untuk menetap dalam kerindangan X. Pertambahan penduduk itu membuat Lord Godalming memutuskan X harus memiliki produksi bahan pangannya sendiri, setelah sebelumnya selalu mengimpor dari India. Untuk itu, diperintahkannya pembukaan hutan besar-besaran untuk dijadikan sebagai lahan pertanian. Usaha itu ditentang keras oleh penduduk asli pulau X (selanjutnya disebut Yarvil), hingga menimbulkan aksi kekerasan dari kedua belah pihak.

Tanah milik para pribumi dirampas paksa oleh Godalming, sementara mereka diberi pilihan untuk tunduk pada klan Godalming atau mati. Dalam tragedi yang berlangsung sekitar tahun 1900-an itu, Lord Godalming tewas terbunuh berikut 862 pribumi yang dibantainya. Kurang dari 100 jiwa pribumi yang memilih untuk tunduk kala itu masih bertahan dan berkembang sampai hari ini. Pemerintah Pulau menempatkan mereka pada sebuah daerah khusus di pinggiran kota yang disebut Yarvil. Maka mereka pun mendapat sebutan sebagai Penduduk Yarvil.

Penduduk Yarvil mematuhi ketidakadilan yang ditimpakan penduduk lain pada mereka. Di bawah mata-mata curiga keturunan Godalming, mereka memepelajari penguasaan kekuatan olah tubuh supranatural yang diwariskan leluhur Pulau. Hanya dengan kekuatan dari dalam diri ini, Para Yarvil yakin, kita dapat mengalahkan mereka yang datang dari luar.