Notes

Terlahir dengan nama Kim Minjoon. Sebagai anak pertama dari dua bersaudara membuatnya harus menjadi sesosok kakak yang dapat menjadi panutan bagi adik semata wayangnya. Memiliki Ayah yang jarang berada di rumah dan kerap bekerja di manca negara membuat Minjoon menjadi pribadi yang dapat diandalkan. Ia selalu menggantikan sang Ayah jika beliau sedang bertugas di luar negeri, dan itu menjadi beban tersendiri untuknya. Kehidupannya berjalan normal, dan lelaki itu tak pernah memusingkan apa yang di lakukan oleh Ayahnya. Namun tidak untuk kejadian terpahit yang dialaminya ketika akhir SHS, lelaki yang selalu di hormatinya itu memaksanya untuk menolak beasiswa jurusan musik di Jerman, Ayahnya tidak merelakan Minjoon meninggalkan ibu dan adiknya yang special (mengidap retardasi mental/ keterbelakangan mental) . Alasan yang menurut Minjoon sangat egois. Bahkan Ayahnya tau jika lelaki itu sangat mencintai musik. Dan lagi-lagi Minjoon harus mengalah dan mengikhlaskan cita-cita yang sudah ia impikan itu sirna dalam sekejap. Sebelum kejadian ini, Minjoon adalah sosok yang ekspresif karena melalui musik ia mampu menyampaikan seluruh perasaannya. Dan keadaan adiknya yang butuh perhatian ekstra tidak pernah membuatnya merasa terbebani, bahkan lelaki itu sangat menyayangi adiknya. Ia tak pernah menganggap alasan yang diberikan Ayahnya itu sebagai alasan utama, sebab ibunya mendukung penuh keputusan lelaki itu. Namun sejak saat itu, Minjoon menjadi sosok yang lebih pendiam dan sempat vakum beberapa waktu dalam bermain musik, yang membuatnya lebih suka memainkan alat musik secara diam-diam agar tak ada seorangpun yang tau.
Minjoon kembali menjalani kehidupannya yang sedikit sulit, di awal kuliah menjalaninya dengan setengah hati. Namun lambat laun ia menikmati apa yang di miliki dan di jalaninya sekarang, menjaga ibu dan adiknya adalah hal yang paling utama.