NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Nama : Afdal Amran
No. BP : 15014023
Kelas : 2 IK
Prodi : Ilmu Komunikasi
Mata Kuliah : Teori Komunikasi

A. Teori Pengaruh dan Penentuan Isi Media Massa
1. Spiral of Silence Theory (Teori Spiral Keheningan)

Teori the spiral of silence (spiral keheningan) dikemukakan oleh Elizabeth Noelle-Neuman (1976), berkaitan dengan pertanyaan bagaimana terbentuknya pendapat umum. Teori ini memiliki asumsi dasar bahwa terbentuknya pendapat umum ditentukan oleh suatu proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, dan persepsi individu tentang pendapatnya dalam hubungannya dengan pendapat orang-orang lain. Teori ini menjelaskan mengapa dan bagaimana orang sering merasa perlu untuk menyembunyikan (to conceal) pendapat-pendapatnya, preferensinya (pilihannya), pandangan-pandangannya, dsb., manakala mereka berada pada kelompok minoritas.

Secara ontologis kita bisa melihat bahwa teori ini termasuk kategori ilmiah. Teori ini mempercayai bahwa sudah menjadi nasib atau takdir (fate) kalau pendapat atau pandangan (yang dominan) bergantung kepada suara mayoritas dari kelompoknya.
Noelle-Neuman menyatakan bahwa kekuatan media massa diperoleh dari :
kehadirannya di mana-mana (ubiquity)
pengulangan pesan yang sama dalam suatu waktu (kumulasi)
konsensus (konsonan) tentang nilai-nilai kiri di antara mereka yang bekerja dalam media massa, yang kemudian direfleksikan dalam isi media massa.

Bukti-bukti yang diungkapkan oleh Noelle-Neuman diperoleh dari Jerman Barat, meskipun ia menyatakan bahwa “konsonan” itu iuga berlaku bagi demokrasi parlementer Barat dan sistem media yang dikontrol pemerintah. Tidaklah jelas apakah ia juga akan memperluas teorinya agar mencakup negara-negara yang sedang berkembang. Namun untuk kasus di Indonesia, masa peralihan pemerintahan Megawati ke Susilo Bambang Yudhoyono memiliki sisi-sisi yang cukup relevan dengan asumsi teori ini.

Tapi, seperti teori-teori yang lain, teori ini juga bukan tanpa kritik. Berlakunya teori ini hanya situasional dan juga kontekstual, yakni hanya sekitar permasalahan pendapat dan pandangan pada kelompok. Tampaknya, teori ini tidak berpengaruh buat orang-orang yang dikenal sebagai avant garde dan hard core. Yang dimaksud dengan avant garde di sini ialah orang-orang yang merasa bahwa posisi mereka akan semakin kuat biasanya para intelektual, artist, visioner, sedangkan orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok hard core ialah mereka yang selalu menentang, apa pun konsekuensinya (Noelle-Neumann, 1984).

Seputar tentang Spiral of Silence Theory :
Individu memiliki opini tentang berbagai isu. Akan tetapi, ketakutan akan terisolasi menentukan apakah individu itu akan mengekspresikan opini-opininya secara umum. Untuk meminimalkan kemungkinan terisolasi, individu-individu itu mencari dukungan bagi opini mereka dari lingkung¬annya, terutama dari media massa.

Teori Spiral Keheningan secara unik menyilangkan opini publik dan media. Untuk lebih memahami perbatasan ini, pertama-tama akan diuraikan pemikiran mengenai opini publik, komponen utama dari teori ini. Kemudian tiga asumsi dari teori ini akan dibahas.

Asumsi Spiral of Silence Theory
Dengan adanya opini public sebagai dasar dari teori ini, kita sekang akan mempelajari tiga asumsi dari Teori Spiral Keheningan. Noelle-Nuemann (1991:1993) telah membahas tiga pernyataan ini sebelumnya:
Masyarakat mengancam individu-individu yang menyimpang dengan adanya isolasi; rasa takut terhadap isolasi sangat berkuasa.
Rasa takut akan isolasi menyebabkan individu-individu untuk setiap saat mencoba menilai iklim opini.
Perilaku publik dipengaruhi oleh penilaian akan opini publik.

2. Teori Ketergantungan (depedency theory)

Teori penggunaan dan Kepuasan dan Kekuasaan sering di mulai sebagai gagasan yang memandang media memberikan efek terbatas pada audiensi. Dengan kata lain, teori ini menjamin kemampuan individu untuk melakukan kontrol terhadap media yang melakukan konsumsi karena media memiliki kemampuan terbatas untuk mempengaruhi audiensi. Namun pada tahun 1975, Melvin DeFleur dan Sandra Ball-Rokeach mengemukakan gagasan mereka mengenai teori ketergantungan (dependency theory) yang membahas mengenai kekuatan media massa dalam mempengaruhi khalayak audiensi karena adanya sifat ketergantungan audiensi terhadap isi media massa.

Teori ketergantungan memiliki dasar asumsi bahwa pengaruh media ditentukan oleh hubungan antara sistem sosial yang lebih luas, peran media dalam sistem tersebut dan hubungan khalayak dengan media. Dengan demikian menurut DeFleur dan Rokeach ketergantungan audiensi terhadap media bersifat integral yang mencakup tiga pihak yaitu : media, audiensi dan sistem sosial yang melingkupinya. Dalam hal ini, DeFleur dan Rokeach dalam mengemukakan gagasan nya “ teori ketergantungan “menekankan pada pendekatan pada sistem secara luas.

Menurut DeFleur dan Rokeach derajat ketergantungan terhadap media merupakan kunci dalam memahami kapan dan mengapa pesan media massa dapat mengubah kepercayaan, perasaan dan perilaku audiensi. Dalam masyarakat industri modern, orang semakin tergantung pada media untuk :
A. Memahami dunia sosial mereka
B. Bertindak secara bermakna dan efektif dalam masyarakat
C. Untuk menemukan fantasi dan pelarian
Derajat ketegantungan khalayak terhadap media di tentukan oleh:
A. Tingkat kepentingan informasi yang disampaikan media
B. Derajat perubahan dan konflik yang terjadi dalam masyarakat
Kedua ahli ini setuju dengan gagasan awal teori penggunaan dan kepuasan bahwa orang bergantung pada informasi yang diberikan media utntuk memenuhi kebutuhan tertentu atau untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi orang tidak bergantung pada semua media secara sama dan merata.

Rokeach dan De Fleur mengemukakan dua faktor yang menentukan ketergantungan seseorang terhadap media :
• Pertama, seseorang akan lebih bergantung pada media yang dapat memenuhi sejumlah kebutuhannya sekaligus dibandingkan dengan media yang hanya mampu memenuhi beberapa kebutuhan saja.
• Kedua, perubahan sosial dan konflik yang terjadi di masyarakat dapat menyebabkan perubahan pada institusi, kepercayaan dan kegiatan yang sudah mapan. Situasi sosial yang bergejolak (perang, bencana, dan kerusuhan) dapat menimbulkan perubahan pada konsumsi media. Misalnya, orang jadi lebih bergantung pada media untuk mendapatkan informasi atau berita. Pada situasi sosial yang stabil kebutuhan media juga akan berubah dimana orang lebih menyukai program hiburan.

Dengan demikian, ketergantungan pada media merupakan hasil dari 2 faktor penting yaitu motif audiensi untuk mendapatkan kepuasan dan ketersediaan alternatif tontonan. Masing-masing faktor dipengaruhi oleh sejumlah karakteristik. Misalnya, seseorang yang memiliki gangguan kesehatan dan karenanya tidak bisa pergi ke mana-mana akan bergantung pada media seperti televisi untuk mendapatkan hiburan.


Menurut model yang disebut dengan uses and dependency model (model penggunaan dan ketergantungan) ini, beberapa elemen tertentu dalam sistem media seperti struktur masyarakat, perbedaan individu dan sistem media itu sendiri menyebabkan orang menggunakan dan bergantung pada media. Ketergantungan pada media akan menimbulkan efek pada media itu sendiri. Semakin besar ketergantungan seseorang pada media, maka semakin besar pula efek yang ditimbulkan media terhadap orang yang bersangkutan. M. M. Miller dan S.D. Reese (1982) dalam penelitiannnya terhadap efek politik menemukan bahwa efek media semakin besar terjadi pada mereka yang lebih tergantung kepada media dibandingkan dengan mereka yang tidak.

B. Produksi, Seleksi dan Alur Media Massa
1. Gatekeeper (White)

Konsep penjaga gerbang (gatekeeper) dalam operasional media massa sesungguhnya telah berkali-kali digunakan dalam studi mengenai proses komunikasi massa. Galtung dan Ruge bukanlah yang mengawalinya. Sebelumnya Kurt Lewin (1947) telah melontarkan konsep adanya area gerbang (gate areas), tempat dimana keputusan diambil oleh seseorang berdasarkan aturan yang diberlakukan oleh penjaga gerbang (gatekeeper). Kurth mengambil contoh pada proses pengambilan keputusan pembelian keperluan rumah tangga. Setiap informasi yang melewati saluran (channel) sebelum sampai pada keputusan selalu melewati gate areas. Pada area inilah informasi ataupun barang yang tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh gatekeeper diseleksi. Konsep yang dikemukakan oleh Kurth kemudian diadopsi dan dikembangkan oleh White (1950) dengan studi mengenai peranan redaktur (editor) yang menyeleksi kiriman berita melalui telegram (zaman ketika berita dikirim lewat telegram) pada sebuah surat kabar pedesaan di Amerika. Aktivitas seleksi tersebut oleh White dianggap sebagai aktivitas utama penjaga gerbang (gatekeeper).

Pengertian Gatekeeping:
”The term gatekeeping has been widely used as a metaphor to describe the prosses by which selections are made in media work, especially decisions whether or not to admit a particular news report to pass through the ’gates’ of a news medium into the news channels” (White 1950; Shoemaker 1991)

Model gatekeeper yang diperkenalkan oleh White banyak mendapat kritik, karena hanya menempatkan satu orang penjaga gerbang. Padahal pada kenyataannya operasional sebuah media sangat kompleks. Model White disempurnakan oleh McNelly dengan memperkenalkan model Aliran Berita (News Flow). McNelly mengambil fakta pada proses pengiriman berita luar negeri yang disampaikan oleh koresponden luar negeri kepada redaktur biro regional. Di sini berita mengalami seleksi dan penyuntingan, sebelum dikirim ke redaktur yang bertempat di biro pusat. Seleksi dan penyuntingan terjadi lagi. Dari sini berita dikirim ke redaktur biro tingkat nasional, sebelum akhirnya didistribusikan ke berbagai surat kabar, radio dan televisi, yang tentunya juga melakukan penyuntingan, sebelum disampaikan kepada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa. Gatekeeping itu sendiri merupakan suatu proses pemilahan dan pemilihan terhadap apa yang layak dan tidak layak, baik dari materi/content, bahasa penyampaian, pemilihan berita, dan sebagainya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan target audience atau pembaca dari suatu media (media cetak/radio/televisi dsb).Proses seleksi berita juga tergantung pada peran para pemasang iklan.
Proses gatekeeping merupakan salah satu elemen penting dari proses pemberitaan sebuah media, di mana elemen-elemen yang terkait gatekeeping mendasarkan diri pada visi dan misi media serta lingkungan social (media need, target audience). Jika prosesgatekeeping tidak berjalan dengan baik, maka akan membawa implikasi baik internal maupun eksternal. Internal berkaitan dengan kredibilitas media, pencapaian target bisnis, demoralisasi di newsroom. Eksternal berkaitan dengan kepercayaan audience (oplah/rating), pencapaian bisnis, masalah hukum. Seseorang yang melakukan prosesgatekeeping disebut sebagai gatekeeper, dimana di setiap media penyebutannya bisa berbeda, misalnya:
• Media Cetak : reporter, redaktur, redaktur pelaksana, pemimpin redaksi.
• Radio : reporter, penyiar, program director, produser, pemimpin redaksi
• Televisi : reporter, kamera man, kordinator peliputan, produser, editor, news manager, pemimpin redaksi.

Gatekeeper terintegrasi dalam sebuah System newsroom, di mana setiap unsur saling berinteraksi berdasarkan panduan profesionalisme, etik untuk menyeleksi berita mana yang layak dan tidak layak untuk diberitakan.

2. ARUS BERITA MODEL MCNELLY
Model ini menunjukan beberapa gatekeeper, yang biasanya dapat ditemukan pada surat kabar. Proses yang digambarkan model ini adalah :
Seorang reporter kantor berita asing melihat sebuah peristiwa dan menulis beritanya yang pertama kali dikirim ke biro daerah dan dari sana dikirimnya dalam bentuk yang lebih pendek ke biro pusat kantor berita tersebut.
Di sini berita tersebut mungkin digabungkan dengan berita-berita lain yang ada kaitannya dan kemudian dikirim ke biro nasional dan daerah, dimana berita itu dapat lagi dipotong-potong untuk dikirimkan ke redaksi surat kabar, radio siaran, atau TV. Disini berita itu kembali dipotong sebelum sampai ke pembaca atau pemirsa. Kemudian terjadi lagi seleksi, apakah berita itu akan dibaca atau dilewatkan saja atau diceritakan kembali dari mulut ke mulut. Sepanjang proses diatas, berbagai bentuk umpan balik diberikan menjadi petunjuk untuk mengirim berita selanjutnya.

Hal-hal penting ditekankan oleh model ini adalah :
a) Kenyataan bahwa tindakan gateekeeping yang paling utama mungkin saja berlangsung sebelum berita sampai redaksi sebuah surat kabar, terutama jika beritanya datang dari luar negeri dan dikirim oleh biro-biro kantor berita dunia (internasional)
b) Gatekeeping bukan hanya pemilihan dan penolakan saja, tapi karena komunikator tengah sering kali mengubah bentuk dan sifat berita.
c) Gatekeeping tidak hanya berhenti pada media berita, karena pembaca pun sering kali bertindak sebagai gatekeeper bagi mereka sendiri.
d) Feedback sering kali tidak teratur dan mengalami penundaan.
Model ini tetap tidak komplit dalam beberapa hal, karena model ini dapat diperluas lagi. Model ini tidak memperhatikan nilai berita yang menganggap koresponden sebagai sumber utama. Mungkin saja ada dua atau tiga tahap-tahap tambahan : bisa ada saksi atau seorang yang terlibat, atau wartawan lokal yang memberikan berita pada koresponden itu.

3. Arus Berita Internal Dua tahap
Asumsi dari Teori Bass ini adalah : “Tindakan Gatekeeper yang paling penting terjadi di dalam organisasi pemberitaan dan bahwa prosesnya dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu perolehan berita dan pengolahan berita”. Penjelasan dari Model Bass adalah : tahap pertama terjadi ketika para pencari berita membuat “berita kasar” (peristiwa, pidato, konferensi pers) menjadi “copy berita” atau “bahan berita”. Tahap kedua terjadi ketika para pengolah berita merubah atau menggabungkan bahan-bahan itu menjadi hasil akhir (sebuah surat kabar atau siaran berita) yang disiarkan kepada umum.

4. Gatekeeping Selekstif (Galtung And Ruge)

Model gatekeeping Galtung & Ruge merupakan penyempurnaan dari model White, dengan mengemukakan sembilan kriteria sebagai “alat saring” darigatekeeping. World event yang akan disajikan dalam media image ini akan melalui beberapa proses seleksi dengan menggunakan sembilan kriteria sebagai “pisau analisis” untuk memilih dan memilah apakah berita tersebut layak atau tidak untuk disajikan kepada audience.
Sembilan kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
Jangka waktu terjadinya peristiwa (timespan). Setiap peristiwa memiliki jangka waktu kejadian yang berbeda-beda. Ada yang cepat dan ada yang lambat. Jangka waktu kejadian ini akan menjadi pertimbangan setiap pengelola media dengan waktu terbit atau waktu siaran. Misalnya, peristiwa tabrakan mobil dengan bus yang menewaskan seluruh penumpang mobil. Berlangsung dengan cepat dan penyelesaiannya juga cepat. Seluruh korban dievakuasi ke rumah sakit dan dimakamkan hari itu juga. Peristiwa ini cocok atau menjadi “makanan” koran harian atau berita televisi. Mungkin sekarang dot com atau situs berita paling suka dengan berita semacam ini. Sebaliknya, kongres WTO di Doha, yang berlangsung selama sepekan, lebih cocok diulas di majalah mingguan.
Nilai intensitas. Ini sama artinya dengan magnitude peristiwa, atau nilai besar kecilnya sebuah peristiwa. Contoh, kecelakaan pesawat Garuda di Yogya yang menewaskan puluhan orang lebih memiliki magnitude dibandingkan dengan pesawat milik maskapai Sriwijaya yang tergelincir saat mendarat di bandara.
Kejernihan. Sebuah peristiwa yang memiliki data dan fakta yang jelas dan pasti, tidak ambigu, maka layak menjadi berita.
Kedekatan dan relevansi. Semakin dekat sebuah peristiwa dengan nilai, budaya dan kepentingan yang dimiliki oleh calon khalayak, tentu akan dipilih dan diolah menjadi berita. Contoh: TKI meninggal di luar negeri.
Kesesuaian. Setiap peristiwa yang sesuai dengan pra-konsepsi atau nilai-nilai standar yang dimiliki calon khalayak akan dipilih dan diolah menjadi berita.
Tak terduga. Peristiwa yang terjadi tanpa diduga banyak orang atau tidak seperti biasanya terjadi. Misalnya, bom Bali, 9/11, pesawat jatuh.
Kontinuitas. Sebuah peristiwa yang memiliki nilai berita tinggi (newsworthy), pasti akan ditunggu berita selanjutnya (follow up stories). Misalnya, kasus Ryan penjagal manusia dari Jombang, berita lanjutannya bermacam-macam.
Komposisi. Berhubungan dengan keseimbangan dalam memilih berita berdasarkan lokasi peristiwanya. Misalnya komposisi berita nasional dengan berita regional. Kalau Warta Kota pasti banyak berita lokal, karena koran lokal. Kalau Kompas banyak berita nasionalnya.
Nilai-nilai sosial dan budaya khalayak dan penjaga gerbang (redaktur atau pengelola media), sudah pasti akan mempengaruhi dalam proses seleksi berita.

Hal ini merupakan kelebihan dari model Galtung & Ruge jika dibandingkan denganWhite’s simple gatekeeping model, karena White tidak menjelaskan mengenai kriteria-kriteria apa saja yang digunakan untuk memilih dan memilah berita yang akan disajikan.

Ada 3 hipotesis terhadap penggunaan faktor berita.
1. hipotesis saling menambahkan (additivity hypothesis), jika sebuah peristiwa memiliki lebih banyak faktor berita, maka peristiwa itu akan mudah diangkat menjadi berita.
2. Hipotesis saling melengkapi (complementarity hypothesis). Jika sebuah peristiwa memiliki potensi yang rendah di satu faktor berita, biasanya akan memiliki tingkat lebih besar di faktor berita yang lain.
3. Hipotesis pengeluaran (exclusion hypothesis), sebuah peristiwa yang rendah dalam setiap faktor berita tidak akan diproduksi menjadi sebuah berita.

     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.