Notes

Helen Adams Keller merupakan seorang penulis, aktivis politik, dan dosen Amerika.

Terlahir di Tuscumbia, Alabama, 27 Juni 1880. Ia dilahirkan dengan keadaan normal seperti bayi pada umumnya, namun menginjak usia 19 bulan, Helen terkena penyakit yang membuatnya menjadi buta dan tuli. Sehingga Helen-pun menjadi anak yang liar, keras kepala, kasar, dan cenderung merusak. Kedua orang tuanya hampir putus asa karena tidak berhasil mengendalikannya.

Pada saat Helen berusia 7 tahun, seorang guru yang sabar datang menangani Helen, namanya Anne Sullivan. Anne mencoba mendekati Helen dengan kasih sayang, namun Helen tetap memberontak. Orang tua Helen bahkan sudah memperkirakan bahwa Anne tidak akan berhasil menjinakkan Helen, namun Anne tetap meminta kedua orang tuanya itu bersabar.

Pada usia 7 tahun, orang tuanya mempercayai Anne Sullivan menjadi guru pribadi dan pembimbing Hellen. Anne memegang tangan Helen di bawah air dan dengan bahasa isyarat, ia mengucapkan "A-I-R" pada tangan yang lain. Saat Helen memegang tanah, Annie mengucapkan "T-A-N-A-H" dan ini dilakukan sebanyak 30 kata per hari. Helen diajar membaca lewat huruf Braille sampai mengerti apa maksudnya. Sejak bisa berkomunikasi, Helen berubah menjadi anak yang giat belajar. Anne-pun menambahkan 30 kata baru setiap harinya untuk menambah perbendaharaan kata pada Helen.

Pada usia 11 tahun, Helen menghasilkan buku pertamanya yang berjudul "The King Frost" (1891). Pada usia 20 tahun, Keller kuliah di Radcliffe College, yaitu perguruan tinggi di bawah naungan Universitas Harvard yang dikhususkan wanita. Saat kuliah inilah ia mulai menulis kisah hidupnya, "The Story of My Life", yang menjadi salah satu buku populernya. Empat tahun setelah menjalani kuliah, Keller lulus dengan magna cum laude.

Salah satu ungkapan terkenal dari Helen Keller adalah, "The most beautiful things in the world cannot be seen or even touched, they must be felt with the heart." (Hal terindah dalam dunia tidak dapat dilihat juga tidak dapat disentuh, hal tersebut hanya dapat dirasakan dengan hati.)

Hingga kini, Helen Keller dianggap mewakili sosok yang tidak berada namun mampu bangkit dan menginspirasi dunia.