NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

1. Menggonggong

2. Makanannya berupa bambu, daun dan daging
Termasuk dalam keluarga beruang.
Berkembang biak dengan cara melahirkan.

3. Burung gagak

4. 14 jam

5. Perbuatan itu merupakan perbuatan yang tidak patut dicontoh. Selain membuat hewan yang diburu punah, hal ini membuat manusia rugi juga dikarenakan rantai makanan tidak bisa berjalan dengan baik. Akibatnya ekosistem akan terganggu dan akan terjadi eksploitasi jumlah hewan yang menjadi mangsa hewan langka tersebut

6.- anjing
Saat anjing merasakan sesuatu yang asing ia akan menggonggong. Begitu pula ketika melihat hal hal supranatural
-kucing hitam
Kucing ini juga dipercaya bisa merasakan keberadaan makhluk halus. Malah ia dipercaya sebagai perwujudan dari makhluk halus itu sendiri
- ayam jantan
Jika mendeteksi makhluk gaib, Ayam Jantan biasanya akan bereaksi dengan berkokok
Berulang-ulang pada malam hari. Sebagian masyarakat percaya Ayam Jantan bisa melihat keberadaan sosok malaikat didekatnya.
- Cicak
Jika seekor Cicak bersuara, diyakini di tempat itu atau di sekitar tempat itu sedang ada makhluk halus. Selain diyakini bisa melihat makhluk halus, Cicak juga dianggap hewan yang membawa sial.
-Burung gagak
Banyak yang percaya jika burung ini mengeluarkan suara-suara aneh, maka burung tersebut sedang merasakan kehadiran makhluk gaib di sekitarnya.

7. Memang sebagai.makhluk hidup hal yg wajar bisa merasaka hal hal seperti itu. Dan itu merupakan karunia tersendiri.dari Tuhan. Tergantung dari kita menanggapinya seperti apa

8. Perkembangan teknologi membuat penjualan satwa liar dapat dilakukan secara online dan semakin mengkhawatirkan.

Perdagangan Satwa Liar Semakin MengkhawatirkanMeski tergolong satwa yang dilindungi undang-undang, perdagangan kukang di pasar Jatinegara, Jakarta, dilakukan secara terbuka.. (Reynold Sumayku/National Geographic Indonesia)
Perdagangan satwa liar yang berstatus langka kini semakin mengkhawatirkan, dalam beberapa tahun terakhir. Diduga, satwa-satwa yang berstatus endemik dari berbagai pulau di Indonesia kini sudah semakin mudah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia.
Penyebaran satwa liar tersebut terjadi melalui jaringan sosial media yang semakin masif perkembangannya dalam 10 tahun terakhir ini. Fakta tersebut kini sudah semakin mengkhawatirkan, karena kekuatan sosial media dewasa ini sudah diakui sangat besar oleh semua kalangan d dunia.
Irma Hermawati dari Wildlife Crime Unit/Wildlife Conservatory Society (WCU/WCS) menilai bahwa peredaran satwa liar berstatus langka saat ini sudah semakin tak terbendung. Karenanya, harus dicari cara bagaimana untuk menghentikan perdagangan satwa liar melalui sosial media.
“Sekarang ini satwa liar memang sudah semakin gawat. Sudah banyak yang menawarkan perdagangan satwa liar melalui sosial media. Ini harus dihentikan segera,” tutur Irma di Jakarta, Kamis (5/6).
Menurut Irma, motif perdagangan melalui jaringan dalam jaringan (daring) tersebut rata-rata berujung pada keuntungan materi. Hampir semua transaksi perdagangan melalui daring dilakukan oleh para pedagang lama yang biasa berjualan satwa. Di antara mereka, terdapat para pedagang hewan di Pasar Pramuka, Jakarta Timur.
WCS mencatat, sepanjang 2014 terjadi transaksi perdagangan melalui daring sebanyak 26 kali. Hampir sebagian besar dari transaksi tersebut dilakukan melalui pembayaran di muka (cash on delivery/COD).
“Namun, selain para pedagang lama, dalam modus perdagangan melalui daring ini, kini mulai terdapat para pedagang baru. Mereka ini adalah para pedagang muda yang mengerti dunia daring, terutama sosial media,” jelas Irma.
Tidak hanya itu, meski dilakukan melalui jaringan daring, namun Irma memastikan bahwa modus baru tersebut sudah memiliki jaringan tetap dan kuat. Dia mencontohkan, untuk burung elang, calon pembelinya hampir dipastikan adalah konsumen dari Jepang. Sementara, untuk burung kakatua, konsumennya berasal dari negara Timur Tengah.
“Harus ada tindakan tegas dari aparat hukum untuk menghentikan aksi perdagangan ilegal melalui daring ini. Karena, bagaimanapun ini sudah mengancam populasi satwa langka tersebut. Saya yakin aparat bissa melacak siapa saja pelaku perdagangan ilegal melalui daring tersebut karena sudah jelas,” papar dia.
Satwa Indonesia, Satwa‘Penakut’ di Dunia

Terus berlangsungnya perburuan liar satwa langka di Indonesia dan kemudian dijual melalui jaringan online maupun offline, menurut Ahli Spesies dari World Wildlife Foundation (WWF), Sunarto, berdampak pada perilaku satwa yang ada di alam liar.
“Satwa Indonesia di alam liar termasuk penakut jika dibandingkan dengan satwa serupa di negara lain. Ini tak lepas dari perilaku posesif masyarakat Indonesia yang agresif melakukan perburuan liar. Ini memang sangat menyedihkan,” ungkap Sunarto.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, dia meyakini melalui penelitian yang dilakukan, satwa liar berstatus langka di Indonesia akan terkena dampak ekologis yang berat. Dan itu, sudah jelas akan semakin mengancam populasi mereka yang sudah sedikit saat ini.
Selain perburuan yang terus dilakukan pada satwa liar, Sunarto menuturkan, perilaku masyarakat Indonesia sejak lama terbiasa untuk memelihara satwa langka di tempat tinggalnya masing-masing. Namun, adopsi aksi tersebut ternyata tidak diikuti dengan keseriusan dalam merawatnya dan bahkan cenderung mengabaikannya.
“Biasanya, saat satwa baru diterima dan masih segar bugar, si pemelihara akan senang. Tapi, karena perawatan yang tidak benar, satwa kemudian jadi cepat sakit dan kemudian diserahkan ke lembaga konservasi satwa,” cetusnya.
Karena itu, Sunarto memberi saran, jika memang masyarakat merasa tidak siap untuk memelihara satwa, sebaiknya jangan memaksakan diri. Pasalnya, jika satwa sudah sakit karena salah pemeliharaan, yang akan terkena imbasnya adalah lembaga konservasi satwa.
Rekayasa Kultur Harus Dilakukan

Untuk mencegah terus meluasnya aksi perdagangan ilegal melalui jaringan daring, Sunarto mengusulkan agar dilakukan rekayasa kultur oleh Pemerintah Indonesia dan seluruh stakeholder yang berkaitan dengan satwa di Indonesia.

“Sudah saatnya dilakukan rekayasa kultur di sejumlah tempat yang menjadi populasi satwa tersebut. Dengan rekayasa kultur, masyarakat diharapkan bisa semakin paham bagaimana untuk menyikapi keberadaan satwa liar langka,” tandasnya.

Sementara itu, menurut Samedi, Program Director Tropical Forest Conservation Action for Sumatera (TFCA-Sumatera) KEHATI, selain harus ada perubahan paradigma dan kultur di masyarakat, harus juga ada perubahan di tingkat regulasi terkait keberadaan satwa liar di Indonesia.

“Harus ada sanksi hukum untuk pelanggarannya. Kemudian harus ada juga perlindungan menyeluruh di semua level. Terutama, harus ada perlindungan di habitat, selain perlindungan hewan secara langsung,” tegasnya.

Menurut Samedi, pada dekade 90-an, Indonesia biasa mengekspor burung ke berbagai negara di Eropa dan Amerika Serikat. Namun, seiring berjalannya waktu, saat ini ekspor tidak bisa dilakukan lagi karena pemberlakuan aturan yang sangat ketat dari negara-negara tersebut.

“Ini juga ada kaitannya dengan perilaku satwa. Bisa jadi karena memang dipengaruhi oleh perilaku posesif dari masyarakat yang melakukan perburuan liar. Karenanya, harus ada tindakan tegas dari semua kalangan menyikapi hal ini. terutama harus ada perubahan paradigma dan kultur,” pungkas dia.

(M. Ambari/mongabay.co.id)
9. Seharusnya teknologi digunakan untuk hal yang positif seperti membuat slogan slogan anti perburuan hewan liar bukannya malah untuk memperdagangkan hewan seperti di artikel. Kurang tegasnya pemerintah dalam mengatasi hal ini merupakan penyebab menyebarluasnya perburuan liar ini. Sanksi yang kurang tegas juga membuat si pelaku tak jera.
10. Ailuropoda melanoleuca
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.