NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

PART 3
RILEY POV
“Jadi hari ini kalian akan berjaga diperbatasan?” tanya Riley dengan lemas. Ia masih ingin bersama Dave dan Blake, tetapi tugas mereka selama berhari - hari terbengkalai karena kehadirannya. Ia mengaduk makanan dihadapannya, memandang tanpa nafsu sama sekali.

DAVE POV
Dave tersenyum, ia mengelus rambut Riley dan memainkannya. “Tenang sayang, kami akan kembali secepat mungkin. Aku berjanji akan membawakanmu blueberry dari hutan, oke?” Bujuk Dave.

RILEY POV
wajah Riley bersemu merah dan jantungnya berdetak lebih cepat saat mendengar ucapan Dave yang memanggilnya dengan sebutan ‘sayang’. Riley hanya bisa mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Dave, dan kembali melanjutkan sarapannya yang sempat terhenti tanpa berani menatap kearah pemuda vampir itu yang kini duduk disampingnya.

Setelah selesai dengan sarapannya, Riley segera beranjak. Berusaha menjauh dari jangkauan Dave agar ia bisa menyelamatkan jantungnya yang masih berdetak dengan begitu cepat.
‘Apakah aku sakit? Jantungku sepertinya bermasalah’

Sebelum benar – benar meninggalkan ruang makan, Riley menengok kerah Dave dan mendapati seukir senyum dari pemuda itu yang kembali membuat kinerja jantungnya yang kembali berdetak diluar kendali. Tidak ada rasa nyeri yang menyerangnya, anehnya Riley justru merasa nyaman dengan perasaan aneh itu.

DAVE POV
Dave melirik jam yang menempel di dinding, pukul 8 pagi. Sudah saatnya ia pergi untuk berjaga. Ia menoleh pada Riley yang masih setia bersama buku yang diberikan Blake. “Sayang, sudah waktunya aku pergi. Aku akan kembali secepat mungkin, aku berjanji” ucap Dave sembari merebut buku yang dibaca Riley.

RILEY POV
Riley melirik Dave kesal karena mengganggu acara membacanya. Muncul semburat kemerahan di kedua pipi gadis itu, entah karena kesal atau lebih karena malu dengan panggilan baru yang diberikan Dave kepadanya“Kembalikan Dave! Kau menggangguku, cepatlah pergi” gerutu Riley, ia mengambil buku itu lagi dan membacanya.

DAVE POV
“Wah wah lihat sekarang, bukankah tadi kau menahanku untuk tidak pergi? Tetapi sekarang kau mengusirku” Dave merengut kesal karena ucapannya tidak ditanggapi Riley yang masih fokus dengan bukunya. “Aku akan cepat kembali sayang, jaga dirimu baik – baik. Jika ingin sesuatu bilang saja ke pengawal, mengerti?” Dave terkekeh melihat Riley yang hanya mengangguk sekilas dan kembali memusatkan semua perhatiannya pada buku itu. Ia mengecup dahinya lama dan beranjak dari sofa.


RILEY POV
Riley melihat jam, “Satu jam lagi mereka pulang” ucapnya sembari menguap, membaca membuat matanya lelah dan mengantuk. Dalam hitungan detik ia pun tertidur dengan buku tergeletak di lantai.


VIXEORY POV
“Tolong...Tolong”

RILEY POV
Riley terbangun dari tidurnya karena mendengar suara seseorang yang terus meminta tolong.

VIXEORY POV
“Tolong...Tolong”

RILEY POV
Suara itu membuatnya melangkah ke taman belakang, manik emasnya menelusuri taman itu hingga matanya berhenti di satu sosok yang terlihat renta. Segera saja ia berlari menghampiri sesosok yang diyakininya seorang nenek nenek tua. Ia mengecek badan nenek itu dan bernafas lega saat mengetahui ia baik baik saja.

“Nenek kenapa ada disini? Disini berbahaya” ucapnya dengan wajah khawatir.

VIXEORY POV
“Bisakah nenek tua ini mendapatkan segelas air minum cu? Nenek tersesat dan sangat lelah” ucap sang nenek dengan suara paraunya.

RILEY POV
Riley yang tidak tega segera memapah nenek tua itu dengan hati hati dan masuk kedalam kastil. Didudukkannya sang nenek di sebuah kursi tempat dimana ia biasa makan, diambilnya segelas susu vanilla dan sepotong roti. “Ini nek makan dan minumlah, kemudian kau bisa beristirahat dikamarku” Riley tersenyum kepada nenek itu.

VIXEORY POV
Ratu vixeory yang merubah wujudnya menjadi nenek - nenek itupun menyeringai melihat kepolosan putri tiri di hadapannya. Setelah meminum setengah dari susu itu, ratu mengambilkan salah satu apel dari keranjang yang ia bawa.

“Ini cu, ambillah. Ini apel termanis yang nenek petik dihutan tadi, makan lah. Anggap saja nenek membalas kebaikanmu” ucapnya seraya memberikan apel merah itu, ia tersenyum saat Riley mengambil apel dari tangannya.

“Cobalah cu, ini apel yang sangat enak” bujuk sang ratu.

RILEY POV
Riley mengigit apel itu dengan semangat. Rasa manis khas apel memenuhi mulutnya. “Wah ini benar benar enak nek, terima kasih” puji Riley.

VIXEORY POV
Ratu vixeory tersenyum melihat Riley yang sudah masuk dalam jebakannya. “Makan lah lagi cu, habiskan apel manis itu” ucap ratu.

RILEY POV
Riley menjawabnya dengan anggukan dan kembali menggigit apel itu. Dia begitu terlena dengan kenikmatan apel yang dimakannya. Hingga rasa sakit menyerang dadanya, ia melihat apel itu berubah menjadi berbulu dan membusuk. Seketika saja ia menjatuhkan apel tersebut kemudian memegangi dadanya yang sangat sakit dan menatap nenek itu meminta pertolongan. Riley tidak kuat lagi menahan rasa sakit yang teramat sangat , ia jatuh tersungkur sambil memegangi dadanya yang terasa seperti dihujam oleh ribuan belati tajam.

VIXEORY POV
Sang ratu tertawa puas melihat putri tirinya kesakitan sembari memegangi dadanya. Ia duduk disamping Riley, kemudian kembali mengubah wujudnya menjadi seorang ratu yang sangat cantik. “Dengan darah gadis tercantik maka tergenapilah, dan hanya dengan darah gadis tercantik maka hancurlah. Kaulah satu – satunya orang yang bisa mematahkan mantranya dan menghancurkan aku. Dan satu – satunya orang yang cukup murni untuk menyelamatkanku. Kau bahkan tidak menyadari betapa beruntungnya dirimu yang tak pernah tau rasanya menjadi tua” seringainya tercetak jelas saat Riley terjatuh, menahan sakit didadanya.

Disaat itulah sang ratu mengeluarkan belatinya dan menghunuskannya menembus jantung Riley.

BLAKE POV
Blake yang pulang lebih dulu dari tugasnya mengernyitkan dahinya saat merasakan aura penyihir lain yang ada didalam kastil. Kecurigaannya membesar saat ia mendengar suara wanita yang tak dikenal dari arah dapur.

“RILEY!” serunya, ia hendak menyerang ratu Vixeory tetapi kalah cepat, ia sudah merubah dirinya menjadi gagak dan pergi.

Blake terduduk disebelah Riley yang sudah menutup matanya. “Oh tidak, Riley tolong bertahanlah” Ia mencoba mengguncangkan bahu Riley tetapi nihil, tidak ada apapun yang terjadi. “Cepat panggil Dave kemari!” perintah Blake kepada anak buahnya.

Ia mengangangkat Riley ke kamar terdekat, membaringkannya di ranjang. “Hanya ini yang bisa aku lakukan untukmu Riley” Blake mencabut belati yang menghujam dada Riley kemudian ia menyentuh dahi gadis itu, diucapkannya sebuah mantera hingga sinar hijau kembali keluar dari telapak tangan Blake.

DAVE POV
Dave berlari setelah mendengar ratu Vixeory yang berkunjung ke kastilnya. Semua pikiran buruk terus berkeliaran dalam otaknya, membuat dadanya sakit karena terlalu banyak pertanyaan buruk yang membuat ia ketakutan.

‘Apakah terjadi sesuatu dengan Rileynya? Apakah Riley terluka? Apakah ratu Vixeory berhasil mendapatkan yang ia inginkan?’

Begitu sampai di depan pintu kamarnya, ia segera mendobrak pintu tersebut. Dave membelalakkan matanya saat melihat keadaan Riley yang hampir sekujur tubuhnya basah oleh darah, bahkan Dave tidak mendengar detakan jantung Riley lagi seperti biasanya. “Apa yang terjadi dengannya Blake? Oh tuhan tolong, Blake cepat sembuhkan dia dengan sihirmu atau apapun dan buat dia bangun Blake!” Bentaknya.

Dave menggeram, ia berfikir seharusnya ia tidak meninggalkan Riley sendirian. Seharusnya ia tidak ikut berjaga. Terlalu banyak penyesalan yang ada dipikirannya membuat Dave berlutut disebelah Riley, memegang tangannya erat dan menangis disisi tubuh Riley. Andai saja Dave tau ini akan terjadi.

BLAKE POV
Blake terus memeras otaknya, mantera apa yang bisa mematahkan sihir ratu Vixeory ini. Walaupun ratu terlihat melemah, tetapi sihir Blake tetap tidak bisa menandinginya. Ia hanya bisa memperlambat kematian Riley dengan manterainya seperti tadi. Tiba tiba sebuah ide terbesit di otaknya.

“Dave cepat ubah Riley, jadikan ia seorang vampir!” seru Blake.

DAVE POV
Dave menolehkan kepalanya ke Blake, bodoh sekali dirinya. Kekalutan terlalu menguasainya hingga ia melupakan solusi itu. Tapi bagaimana jika ini tidak berhasil? Bagaimana jika Riley tetap mati atau ini malah membuat kematian Riley lebih cepat? Dave benar – benar tidak bisa berpikir jernih saat ini.

BLAKE POV
Blake menggeram melihat sahabatnya malah melamun dan tidak segera melakukannya. “Dave apa yang kau pikirkan? Cepat lakukan!” Bentak Blake yang membuat Dave tersadar dari lamunannya.

DAVE POV
Dengan harapan yang tersisa, Dave mengangkat tubuh Riley dan memangkunya. “Maafkan aku sayang” Dave berkata lembut. Disibakkannya rambut hitam riley kebelakang. Ia mulai berkonsentrasi ke leher Riley, taringnya mulai memanjang dan tajam sempurna.

Dengan sekali gerakan taringnya sudah menembus kulit leher Riley, ia menghisap sedikit darahnya kemudian mengalirkan racun vampir agar Riley dapat menjadi salah satu dari mereka.

VIXEORY POV
Senyuman tidak mampu terlepas dari wajah cantik ratu Vixeory. Dengan anggunnya ia memasuki istananya sembari tertawa kecil. "Aku membunuh Snow White, akhirnya keabadian berada di tanganku" ucapnya.

Ia mematut wajahnya yang seiring waktu semakin berubah, kerutan mulai hilang dan pipinya mulai kencang kembali. "Mirror mirror on the wall, siapakah wanita tercantik di seluruh dunia?" tanyanya, kembali sosok emas itu keluar dari cermin, berhadapan langsung dengan sang ratu.

"Tentu saja kau ratu, kau sudah membunuh Snow White" jawab sang cermin.

"Itu masalah kecil, sebentar lagi aku akan sempurna, keabadian ini menjadi milikku selamanya" Tawa ratu menggelegar di kamarnya, ia sangat bahagia karena berhasil melakukan rencananya.

"Tapi kau tau kan, ganjaran jika Snow White masih hidup kau akan menjadi abu" ucapan sang cermin membuat ratu terdiam sejenak. Berbagai pikiran buruk yang muncul dalam otak sang ratu segera ditepisnya mentah – mentah, 'aku penyihir hitam terkuat tidak ada yang bisa mematahkan sihirku' batinnya.


BLAKE POV
‘Ini sudah hampir 12 jam semenjak gigitan itu dan Riley belum sadar? Apakah ada yang salah? Oh berpikirlah Blake!’ Batin Blake berkecamuk, sedari tadi ia terus saja berjalan mondar - mandir didepan kamar Riley dan Dave.

Seharusnya racun vampir bekerja cukup cepat. Ia melihat jam yang menunjukkan pukul 12 malam tepat - waktu mantranya sudah selesai - ia gagal menyelamatkan Riley.

Ia memasuki kamar itu, miris melihat seorang calon pemimpin seperti Dave yang masih terdiam. Segala usaha telah dilakukan oleh pemuda itu untuk mencoba membangunkan kekasihnya yang bahkan tidak bergerak sedikitpun. “Dave maafkan aku, akan aku panggilkan Stella untuk mengganti bajunya yang lebih pantas” ucap Blake yang mendapatkan geraman dari Dave.

DAVE POV
“Apa yang kau bicarakan Blake? Dia belum mati! Jangan mengada - ada! Rileyku belum mati, belum!” Dave mulai menggila lagi, rasa sakit dihatinya kian bertambah saat melihat waktu yang terus berjalan, sedangkan Rileynya sama sekali bereaksi.

BLAKE POV
Blake hanya mampu terdiam, tidak tau harus berkata apa. Semua memang menginginkan Riley selamat, namun kenyataannya berkata lain. Mereka harus benar benar merelakan kepergian Riley sekarang.

DAVE POV
Dave memeluk erat tubuh Riley, tangisnya meledak. Dave benar benar tidak bisa merelakan kepergian Riley yang mendadak seperti ini.

BLAKE POV
“Ayo keluar Dave” bujuk Blake.

DAVE POV
Dave bergeming, matanya masih menatap tubuh Riley. Berharap tiba – tiba ada gerakan kecil yang menandakan Riley kembali, namun nihil. Riley tetap diam ditempatnya dengan tenang.
Dave menghela nafas pasrah, ia keluar dari kamar itu. Tenaganya seakan hilang bersama kepergian Riley. Tatapan Dave kosong, hanya terlihat penderitaan diwajahnya.

BLAKE POV
Blake menundukkan wajahnya, kepergian Riley benar benar membuat mereka sedih. Beberapa menit kemudian Stella dan beberapa pelayan wanita keluar, mengatakan bahwa mereka telah selesai dengan Riley.

“Dave masuklah”

DAVE POV
Riley sudah dipindahkan ke ranjang kecil yang berhiaskan bunga cantik disepanjang sisi – sisinya. Dress berwarna putih menutupi tubuhnya hingga pergelangan kaki. Cantik. Hanya kata itu yang mewakilinya saat ini.

Dave kembali menitikkan air matanya. Dia tak kuasa menahan sakit yang terus menerus menghujam di hatinya. Dave berlutut disamping ranjang Riley. Mengiba meminta kekasihnya untuk segera bangun.
“Riley bangunlah..Riley...Riley...” ratap Dave pilu.

Satu persatu dari penghuni kastil memberikan penghormatan terakhir kepada Riley, sesosok gadis cantik yang membuat kastil itu menjadi hangat. Mereka mendoakan agar Riley mendapatkan tempat yang terbaik diatas sana. Dave hanya terduduk disisi ranjang, tidak memperdulikan apa yang dilakukan mereka pada Rileynya.

BLAKE POV
Blake yang telah selesai melakukan penghormatan terakhir menghampiri Dave yang masih senantiasa berlutut, ia menepuk pelan punggung sahabatnya itu. “Giliranmu Dave” ucapnya lembut. Ia sangat tau apa yang dirasakan oleh Dave, karena ia juga terikat pada kehangatan sikap Riley selama ini.

VIXEORY POV
Sudah 12 jam berlalu tetapi kulit tangannya belum kembali seperti semula. "Ap-apa yang terjadi? Mengapa tubuhku belum kembali?" ucapnya. Ia sibuk memperhatikan tubuhnya, ada beberapa tempat yang belum kembali dengan sempurna, hingga ia tidak memperhatikan sang cermin keluar dari tempatnya tanpa diminta.

"Maaf ratu, aku memiliki berita mengejutkan yang harus kau tau" ucap cermin yang membuat ratu tersentak. Ratu menghampiri cermin dengan tatapan penasaran sekaligus takut.

"Apa itu?" tanya sang ratu.

DAVE POV
Dave tidak berkata apapun, namun ia berdiri dari tempatnya. Memandang wajah Riley penuh cinta. Ia membelai pipinya dengan lembut seakan Riley dapat pecah jika ia tidak menyentuhnya dengan hati – hati.

“Riley” ucapnya parau, air mata belum bisa berhenti keluar dari manik merahnya. “Ijinkan aku menciummu, untuk pertama dan terakhir kalinya” Dave mendekatkan bibirnya ke bibir Riley. Ia memejamkan matanya saat bibir mereka bertemu, mengalirkan semua rasa yang dimilikinya di bibir dingin Riley.

“Aku sangat mencintaimu” bisik Dave saat ia melepaskan ciumannya.

Dave berjalan mundur, mencoba menegarkan hatinya dan merelakan kepergian Riley yang terlalu cepat.

BLAKE POV
Blake berjalan menuju Riley, mereka sudah siap memakamkannya. Dengan hati hati mereka memasukkan peti kaca Riley di sebuah rumah kecil tempat makam keluarga kerajaan vampir.
Sesaat akan menutup peti itu, sebuah gerakan tertangkap oleh manik hijau Blake. “Berhenti!” perintahnya.

“Riley...Riley kau bisa mendengarku?” Blake membuka peti itu dan mengguncangkan pelan tubuh Riley.

VIXEORY POV
Sang cermin tidak menjawab, ia menggeser tubuhnya hingga ratu dapat melihat pantulan tubuhnya dengan jelas di cermin itu. Perlahan tapi pasti wajahnya mulai mengabur membentuk titik titik debu yang beterbangan, Ratu membulatkan matanya setelah megerti apa yang terjadi.

"TIDAK! INI TIDAK MUNGKIN, AKU SUDAH MEMBUNUH SNOW WHITE DENGAN TANGANKU SENDIRI." Ratu berlutut dan meraung keras, ia memohon pada sang cermin untuk menyelamatkannya. Tetapi nihil, sang cermin tidak bergeming sedikitpun. Ratu menangis, berteriak meminta pada siapapun untuk menolongnya. Hingga suara itu perlahan menghilang dan tubuh sang ratupun berubah menjadi debu yang lenyap tersapu oleh angin malam.

"Sihir yang besar memiliki pengorbanan yang besar" gumam sang cermin.

DAVE POV
Dave yang mendengar nama Riley terpanggil segera melesat kembali memasuki rumah itu, dilihatnya bola mata yang tertutupi kelopak indah itu bergerak. Dan perlahan terbuka, menampilkan manik keemasannya yang berubah menjadi merah. Dave tersenyum dan langsung membawa Riley dalam dekapannya. Ia terus saja mengucapkan terima kasih, kekasihnya telah hidup kembali. "Aku mencintaimu, Riley" bisik Dave.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.