Notes

-Ade Armando, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia
LGBT tidak merugikan, tidak mengancam dan menyerang. Kan tidak semua ajaran agama itu harus wajib ditaati. Jadi harus ada rasa empati bagi para LGBT.

-Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia.
Hal-hal itu (LGBT), kalau secara pribadi, harus kita akui, itu memang ada. Lumrah saja hal-hal itu terjadi. Itu kita anggap biasa, asal bersifat pribadi. Yang salah, ini kalau menjadi gerakan untuk mempengaruhi orang lain. Apalagi ingin meresmikan perkawinan sejenis.

-Chairul Huda, Pakar Hukum Pidana Universitas Muhammadiyah Jakarta.
LGBT sebenarnya dapat ditekan dengan memberikan edukasi. Bukan dengan ancaman hukum pidana.

-Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sosial RI.
Kalau bawaan dari lahir, sebagaimana disebut para ahli fikih, ada anak lahir dengan kelamin ganda. Tinggal peran orang tua untuk mengawasi arahnya yang dominan nanti ke mana.

-Arsyita Rokhma, Trainer dan Hypnotherapist.
Mereka yang termasuk dalam kelompok ini mencoba menularkan sifat adiktif kepada pihak yang normal.

-Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta.
Jika ditanya secara agama dan kitab suci, (LGBT) tidak ada. Tuhan menciptakan Adam berpasangan dengan Hawa, bukan Adam dengan Ali.

-Muksalmina MTA, Pengamat Hukum dan Politik Islam di Aceh.
LGBT merupakan salah satu penyakit yang sangat dirisaukan oleh masyarakat. Tidak ada satu agama pun yang melegalkan mereka, jika ada negara yang melegalkannya maka menandakan bahwa negara itu tidak normal lagi.

-Arifin Saleh Siregar, Pengamat Sosial dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Tidak dapat dipungkiri, pesatnya remaja ataupun kaum terpelajar menyukai hubungan sesama jenis karena kehidupan masyarakat Indonesia meniru masyarakat di negara-negara barat.

-Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama RI
Kita tidak boleh memusuhi dan membenci mereka sebagai warga negara, tapi bukan berarti kita membenarkan dan membiarkan gerakan LGBT menggeser nilai-nilai agama dan kepribadian bangsa.