NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

[JUNGWOO]
Dari satu dari sekian banyak manusia yang berada di Korea Selatan, ada Choi Jung Woo. Seorang pemuda yang saat ini merasa sangat senang dengan kehidupannya. Ia dipercaya menjadi ketua organisasi mahasiswa di kampusnya. Sebuah posisi yang ia inginkan semenjak jadi mahasiswa baru. Meski sebagai gantinya waktunya tersita sangat banyak. Seperti saat ini, kala universitasnya mengadakan pameran besar dimana acara ini dipanitiai oleh organisadinya Jungwoo. Membuat dia harus pulang larut setiap hari memikirkan acara tersebut.

— Jungwoo's bedroom ; 02.00 KST —

"Aku pulang..." gumamnya membuka kamarnya sendiri , yang tentu saja tidak ada yang membalas karena dia tinggal sendiri. Pemuda itu menghempaskan tubuhnya di kasur. Hari ini terasa sangat melelahkan baginya , selesai kelas ia harus rapat dan bekerja bersama teman-temannya hingga baru pulang dini hari ini karena event kampusnya. Namun disisi lain ia bersyukur, setidaknya ini hari terakhirnya pulang larut malam. Jungwoo memiringkan badannya, menghadap samping, membuat matanya tak sengaja menangkap sebuah foto yang ditempel di lemarinya. Foto dirinya bersama kekasihnya Lee Minjung. "Astaga" pemuda itu segera bangun, merogoh ponsel dan segera mengetik sesuatu.

-LINE to Minjung -
✅hei
✅pasti sudah tidur ya?
✅maaf baru balas. Aku baru datang dan baru buka ponsel
✅besok jalan2 ke pameran kampus bareng yuk. Kita ketemu di tempat biasanya ya. /ins grins sticker/ ✅selamat tidur. I love you.

Setelah memastikan chat nya terkirim Jungwoo langsung tidur. Mempersiapkan tenaga untuk acara nanti.

[MINJUNG]
Lee Min Jung, begitu nama yang di berikan orang tuanya kepadanya. Satu dari sekian gadis bertubuh mungil yang ada di dunia ini, hidup dengan bahagia. Bagaimana tidak? Ia memiliki orang tua yang menyayanginya serta pacar yang sangat mencintainya. Banyak orang yang terkadang iri padanya, tapi ia tidak mau menggambil hati.

Ia merasa kalau ia masih memiliki banyak kekurangan, contohnya saja, ia tidak seaktif yang lain. Mengikuti banyak kegiatan di kampus, serta tidak memiliki nilai yang baik. Terlebih lagi, kekasih yang sangat ia cintai menjadi super sibuk.

— 06.00 KST —

Seperti biasanya, bunyi alarm pada ponsel miliknya setia membangunkannya. Dengan cekat tangan berkulit itu, meraih ponsel miliknya yang tak jauh dari tempat ia berada sekarang. Ia menggeser layarnya beberapa kali, dan dengan sekejap bunyi itu menghilang. Ia mencoba membukakan matanya, melihat jam yang tertera pada ponselnya. "Eoh? Jam segini?" Ia segera mendudukan badannya.

Melihat notifikasi yang masuk, dan tepat. Kekasihnya, Jungwoo mengirimkan pesan padanya, dini hari tadi. Terukir senyum di bibirnya, namun sesungguhnya ia masih kesal pada kekasihnya itu. Ya, seharian Jungwoo tidak mengabarinya, menunggu kabar itu sangat membosankan.

[ Line to Jungwoo ]
▷ Pagi? Sudah bangun tauu.
▷ Pameran? Baiklah. Tunggu saja disana hm?
▷ Belikan aku cake?eskrim?yayaya?
▷ /insert love emoji/ Kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.

Dan sekali lagi, ia tersenyum senang. Ia tidak bersabar untuk bertemu kekasihnya. Tentu saja, mereka jarang bertemu karen kesibukan Jungwoo.

[JUNGWOO]
Meski hanya tidur kurang dari 6 jam. Jung Woo tetap bisa bangun dan berangkat ke kampus untuk mengurusi acaranya. Tujuannya tentu saja agar persiapan acaranya bisa selesai secepat mungkin. Sehingga dia bisa jalan-jalan bersama Minjung.

'Pokoknya hari ini harus bisa keluar sama Minjung' batinnya dalam hati saat sampai di ruangan organisasinya. Mereka memang jarang sekali keluar sejak dia ikut organisasi. Lebih-lebih saat mengikuti acara ini, tingkat komunikasinya menjadi menurun drastis.

"Jung woo!" Seru salah seorang temannya ketika melihat sang ketua datang.

"Vendor yang kemarin tiba-tiba saja menarik diri dari acara ini."

Saat itu juga Jungwoo membulatkan matanya, semua rancangan yang ia susun sedemikian rupa hingga harusnya dia bisa sedikit lebih bersantai pada hari ini pun buyar semuanya. Pikirannya pun terpaksa fokus untuk mengatasi lubang masalah yang dimunculkan oleh vendor tidak bertanggung jawab itu. Ia bahkan lupa ada seseorang yang menunggunya saat ini hingga acara selesai.

— 18.00 KST —

Pada akhirnya pameran itu berlangsung dengan baik, meski ada kesalahan-kesalahan minor.

"Kerja yang bagus, teman!" Seru jung woo menyemangati teman-temannya yang sedang melepas lelah di ruangan mereka.

"Ngomong-ngomong, Kukira kau mau keluar bareng sama Minjung. Tadi aku melihat dia menunggu di taman dekat kampus." Celetuk Jinhwa, temannya yang lain.

Jungwoo yang tadi bercanda dengan teman-temannya langsung terdiam. Ia benar-benar lupa dengan ajakan kencannya hari ini. Ponselnya tadi juga tak sengaja terkena air hingga tidak bisa digunakan sampai sekarang.

"Err— a-aku pulang dulu, ya. Ada yang harus kulakukan" ucapnya cepat sambil membawa tas hitamnya dan pergi keluar dari ruangan tersebut.

"Eh, mau kemana? Ga jadi makan-makan?!" Seru jinhwa dari jauh. Yang tentu saja tak digubris oleh Jungwoo.

Pemuda berambut hitam itu segera pergi ke taman yang dimaksud. Sesampainya disana ia mencari-cari Minjung, apakah gadis itu masih berada disana atau tidak.

[MINJUNG]
"All done!"

Tak perlu waktu lama Minjung untuk bersiap. Ia sudah tampak rapi dengan balutan sweater berwarna ungu pastel. Hari ini adalah hari yang ia tunggu tunggu, di mana dapat jalan berdua dengan Jungwoo. Sudah sangat lama sejak Jungwoo masuk organisasi, ia tidak pernah lagi merasakan kebersamaan. Kedua tungkainya membawa tubuh mungilnya menyusuri jalan setapak. Menarik nafas panjang kemudian menghempasnya perlahan. Ia menduduki tubuhnya di sebuah kursi taman, tempat kesukaannya dan Jungwoo.

— 13.00 KST —

Sudah lebih dari 3 jam ia berada di taman itu. Namun yang di tunggu tunggu tak kunjung datang. Sinar matahari sudah menjulang tinggi, dan kini menerangi tempat Minjung. "Oh bagus-"celetuknya kesal. Sesungguhnya ia meninggalkan tempat itu, tapi ia masih ingin menunggu. Siapa tau Jungwoo datang, atau dia sedang menyiapkan surprise? Mungkin saja. Gadis ini meraih ponsel yang berada di kantongnya. Ia menyentuh layarnya beberapa kali, sehingga berakhir pada aplikasi LINE.

[ LINE to Jungwoo ]
▷Aku menunggumu, cepatlah datang

— 16.00 KST —

Hari sudah semakin gelap, dan kekasihnya itu belum datang juga. Saat ini ia merasakan sangat kesal, sedih dan sendiri. Sedari siang bahkan pagi ia sudah duduk bak orang idiot di kursi tanan itu. Perut yang terasa perih, akibat telat makan. Dan lagi pula, tidak akan ada penjual kaki lima disini. Mau tidak mau ia harus tahan lapar. Sekali lagi, ia meraih ponselnya. Kemudian memainkan layar ponselnnya.

[ LINE to Jungwoo ]
▷ aku tunggu sampai setengah 6
Mijung kembali memasukan ponselnya kedalam saku jaket. Ia menghela nafas panjang.

— 17.30 KST —
Sudah tidak tahan lagi, akhirnya ia beranjak dari tempat duduknya. Terasa sangat pegal dan membosankan. Ia melihat ke arah ponselnya miris, tak ada balasan sedikit pun.

"Baiklah. Pulang saja." Mijung mulai melangkahkan kakinya pergi menjauh dari taman. Sehingga tempat itu sudah tak terlihat. Tidak peduli, kalau Jungwoo datang menemuinya. Kali ini ia sedang kepada kekasihnya itu.

[JUNGWOO]
'Tap tap tap'

Derap langkah Jungwoo membawanya ke taman. Namun terlambat, gadis itu sudah tidak ada disana.

'Pasti masih ada di sekitar sini.' Batinnya, karena tadi ia bertemu dengan teman Minjung di jalan yang mengatakan bahwa kekasihnya masih menunggu sampai sore tadi. Ia pun terus berlari menuju arah jalan pulang, dan benar saja, ia melihat siluet Minjung dari belakang.

"Minjung-ah!" Serunya sambil langsung menghampiri gadis itu dengan cepat. Ia meraih pundak kecil itu,"m-maafkan aku. Aku tahu kau kesal sekali sekarang tapi tolong dengarkan penjelasan aku dulu, okay?" Ucapnya cepat.

[MINJUNG]
Ia melangkahkan kakinya berat. Sesekali ia mengusap pungung lengannya. Sesungguhnya, ia belum ingin beranjak dari tempat itu. Namun sudah lebih dari 3 jam ia menunggu. Perasaan kesal, marah dan kecewa menjadi satu. Rasanya ia sudah tidak sanggup seperti ini terus.

"Minjung-ah" terdengar suara yang tidak asing. Sontak saja ia menoleh kebelakang melihat sosok yang memanggilnya itu. Ya, Jungwoo sudah di depannya. Rasa rindu sebenarnya sudah terbayar ketika melihat kekasihnya itu, namun rasa kesal, marah dan kecewa masih ia rasakan.

Dengan senyum tipis dan badan yang sudah berhadapan dengan Jungwoo. "Disini?" ucapnya ketika mendengar permintaan Jungwoo.

"Lebih baik ke cafe. Lebih enak." lanjutnya.

[JUNGWOO]
Ia pikir, Minjung pasti akan langsung memarah-marahinya di tempat. Namun ternyata salah, gadis itu malah mengajaknya untuk ke cafe dulu.

"Ah, benar juga ya. Kau pasti belum makan, kan? Ada cafe yang enak dekat sini. Ayo kesana, akan kutraktir." Ucapnya sambil menggenggam satu tangan gadis itu, dan mengajaknya masuk kedalam salah satu cafe yang dimaksud. Cafe dengan nuansa vintage.

Sesampainya disana mereka duduk di tempat yang paling pojok. Sambil menunggu pesanan mereka, Jungwoo membuka pembicaraan, "..err- aku minta maaf. Tiba-tiba saja ada masalah saat di hari H, membuatku tidak bisa meninggalkan acara tersebut hingga selesai. Lalu hapeku juga rusak terkena air tadi."

Ia mengeluarkan ponselnya, menaruhnya diatas meja. Agar sang gadis percaya bahwa omongannya bukan bualan saja. "Jadi, aku tidak sempat mengabarimu.. maafkan aku" ucapnya pelan sembari menatap mata gadis itu.

[MINJUNG]
Ia tersenyum tipis ke arah Jinwoo. Dan membiarkan tangannya di tarik oleh kekasihnya. Ia mensejajarkan langkahnya agar dapat berjalan berdampingan. Dalam hitungan menit, ia dan Jungwoo sudah berada di cafe itu. Memilih posisi paling pojok. Kini, mereka hanya perlu menunggu makanan datang. Ia mulai menatap ke arah Jungwoo ketika lak laki itu mengucapkan kata maaf, lagi. Serta menjelaskan alasan yang terjadi hari ini. Matanya menatap ke arah Jungwoo dan ponselnya secara bergantian.

"Iya- tidak masalah kok. Hehe" begitu singkat namun di hiasi dengan senyum manis. Sesungguhnya, ia telah memikirkan banyak hal. Terlebih lagi tentang mengakhiri hubungan mereka. Hanya saja, ia bingung mengungkapkannya.

"Junwoo..." Belum sempat melanjutkan ucapannya, makanan yang di pesan telah datang. Akhirnya, ia memilih untuk menyantapnya.

[JUNGWOO]
Jungwoo ikut tersenyum melihat Minjung yang menampakkan senyum manisnya. Ia tidak sempat mendengar gadis itu memanggil namanya karena pesanan mereka sudah datang.

"Hmm baunya enak sekali!" Ucapnya senang saat steak itu tersaji di hadapannya. Perutnya memang lapar saat ini, jadi nafsu makannya lebih besar daripada biasanya. Pria itu mengiris steak, lalu menyantapnya dengan wajah yang sangat menikmati irisan daging tersebut.

"Hmm, kau sudah mencobanya? Bagaimana menurutmu? Enak kan?" Ucapnya lagi setelah menelan potongan steaknya.

[MINJUNG]
Ia memakan secara perlahan sambil sesekali memperhatikan Jungwoo. Pikirannya melayang, memikirkan kata-kata yang tepat. Seketika tangannya terasa begitu lemas.

"Iya, enak sekali. Bagaimana bisa kau mengetahui tempat ini hm?" Ia tersenyum tipis, setelahnya ia memotong kembali daging steaknya.

"Jungwoo?" panggilnya tanpa menatap laki laki itu.

"Em- bagai-bagaimana jika kita sam-sampai disini saja?" lanjutnya. Kini, tatapannya mengarah kepada kekasihnya itu. Tatapan yang kosong kedepan.

Saat ini yang ia rasakan hanya sesak, seperti ada yang mengganjal di pernafasannya. Dan sesungguhnya ia belum siap dengan hal itu. Namun, ia tidak ingin Jungwoo terbeban.

"Hm?"

[JUNGWOO]
"Dulu waktu rapat aku pernah kesini sama anak-anak." Ucapnya dengan semangat.

"Aslinya sejak minggu lalu aku ingin mengajakmu kesini, tapi baru keturutan sekarang" lanjutnya sambil tertawa pelan.

"Jungwoo?" Tanya Minjung saat ia sedang sibuk mengiris steaknya.

"Ya?" Balasnya, dan ucapan Minjung selanjutnya sukses membuat potongan steak yang berada di mulutnya menjadi hambar seketika.

".....mm maksudmu? K-kau sudah kenyang?" Tanyanya balik. Memastikan bahwa yang dimaksud gadis itu adalah dia ingin berhenti makan dan langsung pulang.

[MINJUNG]
Gadis ini menggelengkan kepalanya perlahan. Jawaban dari pertanyaan Jungwoo tadi. Memang, sesungguhnya makanan tidak dapat masuk lagi. Kerongkongannya terasa sempit.

"Bukan itu maksudku-"

"Menurutku, lebih baik kita sudahi saja hubungan ini? Aku rasa kau sangat terbebani." Ia menatap sosok lelaki di depannya dengan miris. Semua rasa telah campur aduk sekarang, sedih-kecewa-marah-takut.

"Jung-? kau mendengarkanku kan?"
sekali lagi ia mencoba berbicara, sambil sedikit mentuh pergelangannya.

[JUNGWOO]
Jungwoo diam beberapa saat. Mencerna perkataan gadis itu.

"....."

matanya mengerjap beberapa kali sebelum meletakkan garpunya. "Aku tidak terbebani. Sama sekali tidak terbebani." Ucapnya sambil menggenggam tangan gadis itu.

"Aku suka berada didekatmu, sampai sekarang. Dan itu tidak berubah." Lanjutnya untuk meyakinkan sang kekasih. Matanya menatap lekat netra yang dimiliki Minjung.

[MINJUNG]
Bingung. Sekarang ia betada diposisi yang membingungkan.

"Nampaknya kamu merasa terbebani. Urusan kampus saja sudah memakan waktumu banyak. Aku tidak mau kau memaksakan diri." Ia menatap lelaki ini dengab lekat. Perlahan ia meletakan pisaunya, lalu menaruh telapaknya di atas tangan Jungwoo.

"Aku juga suka kok- sangat malah. Tapi, berfokuslah pada kegiatanmu sekarang. Itu impianmu, kan?" Kini ia mencoba untuk melepaskan genggaman Jungwoo. Ia tidak ingin perasaannya semakin larut.

"Bi-bisa kan?"

[JUNGWOO]
Hati Jungwoo mencelos mendengar perkataan Minjung. Tangannya terasa lemas. Namun dengan sekuat tenaga ia menahan diri, berusaha mengendalikan emosinya.

"Baiklah, kalau itu yang kau inginkan. Aku senang bisa bersamamu selama ini" ucapnya sambil tersenyum. Senyum yang hanya bertahan sampai ia berpisah jalan dengan Minjung, karena setelah itu wajahnya menjadi sangat sangat kusut.

Patah hati.

Itulah yang sedang dirasakan pria itu. Jungwoo mencoba kembali seperti semula dengan mengurusi banyak hal seperti biasa. Namun boro-boro lupa dengan minjung, pekerjaannya malah jadi terlantar karena Jungwoo yang kebanyakan melamun.

— Campus ; 10.00 KST —

"Junwoo? Woi jungwoo!" Panggil Jaeho saat ucapannya tidak direspon oleh jungwoo.

"Hah? Apa?" Yang dipanggil kesadarannya kembali dan segera fokus pada temannya.

"Hah... sepertinya kau butuh istirahat dulu, kawan" ucap daeho sambil menggelengkan kepalanya.

Yah, berita putusnya Jungwoo dengan Minjung memang sudah menjadi rahasia umum. Pemuda bernama Daeho itu mengeluarkan selembar tiket.

"...apa ini?" Tanya Jungwoo sambil menautkan alis.

"Tiket pesawat ke jeju. Ambillah, aku tahu kau butuh istirahat sejenak" jawab sang pewaris maskapai penerbangan yang memang doyan travelling itu.

"......" , jungwoo menatap tiket itu beberapa saat.

Dipikir-pikir ucapan Daeho benar juga. Ia butuh suasana baru untuk melupakan masalah ini. Perlahan tangannya terulur mengambil tiket tersebut,

"terimakasih, Daeho" ucapnya tulus.
Ia berharap, perjalanannya ke Jeju akan menjadi perjalanan yang menyenangkan.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.