Notes

Ternyata yang barusan hanyalah kekeliriuan saja, dia pikir sang istri benar-benar menginginkan pertanyaan sebagai hadiah; karena dia merasa bahwa istrinya sedikit aneh, dia jadi tidak merasa kalau itu adalah suatu kesalahan. Dan tetap saja, suara kekehan pelan terlepas dari sela bibir; mengetahui bahwa sang istri dapat melakukan suatu kesalahan, walaupun kecil, tetap saja lucu. "Memang harus adil." Responnya, dengan seukir seringaian kecil yang menyertai kemudian.

Kini posisi tubuhnya membelakangi sang istri, sehingga dia tidak dapat mengetahui bahwa istrinya juga mengenakan strap sepertinya. Namun, dia dapat mengetahui itu ketika mendengar suara gumaman yang terlepas dari bibir sang istri. Kepala pun dia tolehkan ke belakang, dan mendapati istrinya memiliki sebuah senjata yang berbeda dari miliknya; sebuah pedang. Dia menyipitkan kedua kelopak matanya; dia tahu kalau mafia Jepang banyak yang menggunakan pedang samurai sebagai persenjataan, namun dia tidak menyangka kalau senjata itu sampai dibawa juga. Tetapi dia memilih diam; tidak ingin berkomentar apapun tentang itu.

Setelahnya, sang istri berkata bahwa dia telah siap untuk berangkat. Dan kedua alis dia tarik ke atas, ketika tas mereka ditunjuk. "...kau ingin membawa itu masuk ke dalam peperangan?" Dia menatap lurus pada tas tersebut. Dia tidak keberatan untuk membawa itu, namun, jika mereka lengah, para musuh bisa saja melemparkannya ke laut.

"Aku sih bisa, tapi resikonya besar, lho. Apa kau sanggup menerima resikonya?" Tanya Takaomi seraya memiringkan kepala sedikit; memberikan pula tatapan penuh keseriusan kepada istrinya, juga dengan kedua lengan yang dia silangkan pada dada.