NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

PART 3
DAVE POV
Dave membuka pintu kamarnya, ia tersenyum mendapati seorang gadis yang sedang menatap keluar jendela. Rambut hitam pekatnya berterbangan terkena angin malam, cahaya bulan yang mengenai wajahnya memantulkan kecantikan yang sangat. Tak heran dave bisa tergila gila dengan gadis itu.
Perlahan didekatinya seorang putri yang merangkap menjadi kekasihnya, dilingkarkan tangan kekarnya pada perut gadis itu yang membuatnya tersentak lalu menoleh kebelakang.

Gadis itu tersenyum membuat dave tertular, senyuman gadis itu semacam candu yang membuat siapapun ketagihan melihatnya. Dave menumpukan dagunya dikepala gadis yang lebih pendek darinya itu.
“Tidak tidur sayang?” Dave mengeratkan pelukannya, mendekatkan tubuh gadis itu kepadanya agar hangat.

RILEY POV
Riley yang sedang memandangi taman dibawahnya tersentak saat lengan kekar itu melingkar pada perutnya dan membawanya lebih dekat pada sang pemilik. Riley menoleh dan tersenyum.
“Aku menunggumu, Dave” jawab riley yang dapat merasakan bibir orang diatasnya melebar.

DAVE POV
Dave tersenyum lebar mendengar jawaban Riley. Ia membalikkan tubuh mungil itu dan mengecup dahinya. “Ayo kita tidur sayang” ucapnya sembari menarik riley dan menidurkannya di ranjang.
Dave berbaring disebelah Riley dan membawa kekasihnya dalam pelukan. Ia mengelus rambut lembut itu dan berulang kali mencium puncak kepalanya, membuat riley semakin mendekatkan diri kepada Dave dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Dave.
“Good night, my princess” ucap Dave sembari mengecup kening riley lagi dan rile tertidur.

RILEY POV
Suara nyanyian burung membangunkan Riley yang tengah terlelap itu. Ia membuka matanya dan terkejut, ia menelusuri tempat itu dengan manik coklatnya.
“Dimana ini?” gumamnya. Ia berdiri dari rerumputan hijau nan empuk, lalu mencoba menyelusuri sekitar. Ia benar benar tidak tau tempat ini, terakhir kali ia ingat tertidur di dada dave bukan sebuah taman indah yang memiliki sebuah air terjun cantik dan hewan hewan yang lucu.
Riley menghirup segarnya udara yang jarang ia dapatkan lagi, taman di kastil Dave tidak senyaman ini walaupun ia mengakui lebih indah taman itu daripada taman di istananya. Kata – kata istana membuatnya teringat kembali tentang kejadian yang sudah ia lewati selama ini ia mendongakkan kepalanya melihat langit biru. ‘Andaikan saja aku tidak ada disana, pasti Dave tidak akan terluka lagi, penyerangan ini akan berakhir, dan Dave bisa menemukan gadis yang lebih baik daripada aku’ batinnya.
Ia meremas dadanya yang terasa sakit saat berpikir Dave akan menemukan gadis yang lebih baik darinya. Ia mencintai Dave, sangat, walaupun ia masih ragu tentang arti cinta sebenarnya, semenjak kejadian Dave terluka tempo hari membuatnya yakin ia tidak bisa hidup tanpa seorang Dave.

“Tapi Dave bisa hidup tanpa seorang Riley” gumamnya. Ia terus meyakinkan dirinya hingga ia mengambil sebuah keputusan. “Aku tidak akan kembali”

DAVE POV
“Blake? Blake kemarilah!” teriak Dave.

BLAKE POV
Blake yang tengah membaca buku di meja makan segera menghentikan aktifitasnya dan berlari ke arah kamar Dave. Ia membuka pintu kamar itu dan melihat Dave yang terus menggoyangkan tubuh Riley.
“Ada apa Dave?” tanya blake dengan nada khawatir.

DAVE POV
“Blake kau tau apa yang terjadi dengannya? Oh god, dia bahkan tidak bangun saat aku memanggil namanya dan menggoyangkan tubuhnya berulang kali” Dave mengacak rambutnya kesal, instingnya mengatakan ada yang salah dengan ini, tidak biasa Riley tertidur hingga matahari berada di puncaknya.

BLAKE POV
Blake mendekati Riley, ia membuka kedua mata riley kemudian mendengarkan detak jantungnya. ‘Ia masih hidup, tapi detaknya melemah, apa yang terjadi?’ batinnya. Tiba tiba Blake teringat pada sesuatu, dan segera melesat ke perpustakaan pribadinya sebelum sesuatu menghentikannya.

DAVE POV
Dave yang melihat Blake bangkit dari ranjangnya dan berlari keluar mencengkeram tangannya. Ia menatap Blake marah, “mau kemana kau, Blake? Jelaskan padaku apa yang terjadi dengan Rileyku”

BLAKE POV
Blake sedikit meringis karena cengkeraman tangan Dave yang kuat, jikalau ia manusia biasa sudah dipastikan tangan itu akan remuk.
“Aku akan pergi ke perpustakaan, sepertinya ratu berhasil melewati perlindungan yang aku buat di kastil ini dan ia melakukan sesuatu pada Riley yang jawabannya ada di sebuah buku, jadi kau tidak akan melepaskanku, Dave?” tanya Blake yang membuat Dave melonggarkan cengkeramannya. Blake tersenyum dan segera pergi menuju perpustakaan. Sesampainya, ia mengambil sebuah buku dengan cover kulit dan sedikit berdebu, ia membuka buku itu dan mulai mencari ‘sihir mimpi’.

“Ah sial mengapa tidak berhasil juga?” Blake menarik rambutnya frustasi, ia sudah mencoba mantera mantera penangkal yang ada di buku itu dan tetap tidak membuat Riley terbangun. “Seberapa kuat ratu itu hingga semua sihir ini gagal” Blake membanting buku yang tak bersalah itu ke lantai.

VIXEORY POV
Senyuman tidak mampu terlepas dari wajah cantik ratu Vixeory. Dengan anggunnya ia memasuki istananya sembari tertawa kecil. "Sebentar lagi Snow White akan mati, akhirnya keabadian berada di tanganku" ucapnya.

Ia mematut wajahnya yang seiring waktu semakin berubah, kerutan mulai hilang dan pipinya mulai kencang kembali. "Mirror mirror on the wall, siapakah wanita tercantik di seluruh dunia?" tanyanya, kembali sosok emas itu keluar dari cermin, berhadapan langsung dengan sang ratu.

"Tentu saja kau ratu, kau sudah hampir membunuh Snow White" jawab sang cermin.

"Itu masalah kecil, sebentar lagi aku akan sempurna, keabadian ini menjadi milikku selamanya" Tawa ratu menggelegar di kamarnya, ia sangat bahagia karena berhasil melakukan rencananya.

"Tapi kau tau kan, ganjaran jika Snow White masih hidup kau akan menjadi abu" ucapan sang cermin membuat ratu terdiam sejenak. Berbagai pikiran buruk yang muncul dalam otak sang ratu segera ditepisnya mentah – mentah, 'aku penyihir hitam terkuat tidak ada yang bisa mematahkan sihirku' batinnya.

DAVE POV
Dave terlihat seperti orang depresi, ia tidak beranjak dari kamar itu, ia terus saja memegangi tangan Riley yang mulai mengurus dan membisikkan kata kata yang hanya dapat didengarnya.
Terkadang ia menangis dengan keras yang membuat orang tak kuasa hati melihat pangerannya yang rapuh. Sudah 2 hari Riley tidak membuka matanya, sihir yang dilakukan Blake selalu gagal yang membuatnya kena amuk Dave.

BLAKE POV
Blake terlihat mondar mandir di perpustakaan pribadi miliknya, ini hari keempat Riley tak sadarkan diri dan keadaannya semakin mengenaskan. Walaupun ia memberikan asupan, tapi tidak membuat badan Riley seberisi dulu, bahkan tubuh Riley semakin menyusut yang membuat Blake bingung.
“Oh Blake berpikirlah” gumamnya sedari tadi. Ia sedih melihat Dave yang terus meratapi Riley hingga menelantarkan tugas tugasya sebagai seorang calon pemimpin, bahkan orang tuanya pun tidak bisa membujuknya untuk keluar dari kamar itu.

Blake kembali ke kamar Dave saat ia menemukan sebuah ide, ia pasrah semoga ide ini benar benar akan membawa Riley kembali.

DAVE POV
Dave menolehkan kepalanya saat mendengar pintu kamar terbuka. “Apa kau sudah mengetahui cara agar Riley kembali?” tanyanya dengan tatapan nanar.

BLAKE POV
Blake tertegun melihat keadaan Dave yang begitu menyedihkan, ia tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya. “Semoga aku bisa menjangkaunya, Dave. Aku akan berusaha semampuku untuk membawa Riley kembali”
Blake menatap wajah Riley, wajah yang dulu selalu menampikkan senyuman manis sekarang berubah, tulang pipinya sangat menonjol dengan cekungan diantara tulang pipi dan rahangnya. Ia terlihat begitu kurus.
Blake mengambil tangan Riley dan menggenggamnya. Ia mencoba berkonsentrasi untuk memasuki alam bawah sadar Riley, tapi ia lihat hanya kegelapan, lagi lagi ratu itu membuat dinding agar ia tidak bisa bertemu dengan Riley. Satu – satunya cara ialah berbicara, ya hanya berbicara.
‘Riley.. Riley.. Kau mendengarkanku? Jawab lah tolong, Riley?’ ia menghela nafas saat mengetahui tidak ada balasan dari sana. Tetapi ia tidak menyerah untuk menghubungi Riley kembali.
‘Riley, tolong jawab lah aku, bagaimana keadaanmu disana Riley? Riley..Ril-‘

RILEY POV
Riley yang tengah memakan buah apel menoleh saat mendengar sebuah suara terus memanggil namanya. Ia beranjak dari pohon kesukaannya itu dan mencari sumber suara yang ia rasa pernah mendengarnya.
“Blake?” gumam Riley saat menyadari suara siapa itu.

DAVE POV
Dave mengerutkan dahinya melihat ekspresi Blake.
“Kau sudah menemukannya? Kau sudah menemukan Rileyku, Blake?” Tanya Dave.

BLAKE POV
“Ya aku sudah menemukannya, hanya meyakinkannya untuk kembali” jawab Blake sembari tersenyum.

DAVE POV
Dave benar benar tidak bisa berhentia tersenyum, ia bahagia, ia bahagia mengetahui pemilik hatinya akan kembali dalam pelukannya. Oh dia benar benar merindukan sosok ceria gadis yang dicintainya ini.
“Cepat bawa ia kembali Blake!” perintah Dave.

BLAKE POV
Blake tersenyum kemudian menganggukkan kepala. Ia kembali berkonsentrasi menghubungi Riley.
‘Riley mengapa kau tidak kembali? Seharusnya kau langsung kembali saat mengerti kau tidak bangun tdi tempat asalmu’

RILEY POV
Riley senang sekaligus sedih saat Blake menghubunginya. Ia kembali teringat pada Dave yang sudah berusaha ia lupakan. Lagi lagi ia mendongak dari apelnya saat mendengar suara Blake.
“Aku..Aku hanya tidak ingin merepotkan kalian lagi, kalian terlalu banyak terluka karena aku disana, dan semua masalah tidak akan terjadi jika aku tidak ada bukan?” Riley melihat sebuah tupai yang menghampirinya dan tersenyum sembari mengelus lembut puncak kepala tupai itu.
“Aku bahagia disini, jangan khawatirkan aku Blake”

BLAKE POV
Blake menggelengkan kepalanya, lagi lagi alasan itu. ‘Apakah yang kau lakukan sekarang Riley?’

RILEY POV
Riley kembali menggigit apelnya. “Aku? Memakan buah apel, apel disini sangat enak membuatku ketagihan. Aku menemukan pohon ini dua hari yang lalu”

BLAKE POV
‘Tunggu, apel? Dua hari yang lalu?’ Blake menepuk dahinya saat teringat sesuatu, tubuh Riley semakin kurus semenjak dua hari yang lalu padahal ia sudah memeberikan asupan makanan yang sesuai.
‘Riley jangan makan apel itu lagi, kumohon, itu akan membuatmu mati secara perlahan’ pinta Blake

RILEY POV
Riley terkekeh mendengar pernyataan Blake. “Mati? Yang benar saja, aku bahkan merasa lebih hidup disini Blake” ucap Riley kembali menggigit apel merah menggiurkan ditangannya.

BLAKE POV
Blake kembali menghela nafasnya, ia beralih menatap Dave yang setia menunggu hasil darinya. “Dave tolong bujuk dia kembali dan berhenti memakan apl itu jika ia tidak ingin mempercepat kematiannya, aku akan mencoba membuka pertahanannya agar kau bisa berbicara dengan Riley.

DAVE POV
Dave yang mendengar penjelasan Blake menganggukkan kepalanya dan segera menggenggam tangan Riley.
“Riley? Riley kau disana sayang?” bisik Dave di telinga Riley.

RILEY POV
Riley terkejut mendengar suara seseorang yang sangat ia kenal dan berusaha dilupakannya. “Da-Dave?” ucapnya tercekat.

DAVE POV
“Iya aku Dave, sayang. Tolong lah kembali lah aku sangat merindukanmu, aku benar benar tidak bisa hidup tanpamu, sayang, dan berhenti memakan apel itu, apa kau tidak tau tubuh kurusmu disini membuatku sangat tersiksa? Aku bisa mati tanpamu, sayang” bujuk Dave.

RILEY POV
Bulir air mata kembali menetes melewati pipi putihnya. Jujur ia juga merindukan Dave, sangat, seberapa pun usahanya melupakan Dave, kenangan itu semakin kuat hingga menyiksanya. Ia rindu senyuman Dave, rindu pelukan hangatnya, rindu canda yang dapat membuatnya tertawa, rindu sentuhan manisnya, ia merindukan semua tentang Dave.
Tetapi ia kembali ingat tujuannya tetap disini untuk membuat Dave dan kaumnya selamat dari serangan ratu Vixeory.
“Tidak Dave aku tidak akan kembali, jika aku kembali kau tau kan ratu akan menyerangmu? Aku tidak bisa melihatmu terluka Dave, aku tidak bisa melihatmu terluka untuk kedua kalinya” ucapnya sesenggukan.

DAVE POV
Dave menggeram mendengar jawaban Riley. “Jangan berbicara seperti itu lagi Riley Giovanna Allison! Sudah berapa kali aku katakan jika aku akan berjuang mempertahankanmu dengan cara apapun dan akibat apapun, apa kau tetap tidak mengerti? Hanya sedikitkah perasaanmu selama ini padaku yang membuatmu dengan mudah melepaskanku seperti ini? Aku menunggumu Riley, aku menunggumu. Bahkan aku tidak beranjak dari sampingmu 4 hari ini, aku hanya berharap mata coklat kesukaanku ini terbuka, gadis cantik yang sangat aku cintai ini terbangun dan memelukku. Mengapa kau membiarkanku menderita disini sedangkan kau bersenang senang disana, Riley? Mengapa?”


     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.