Notes

Her Personalitiy
----

Pendiam? Tidak. Dingin? Mungkin iya. Ia hanya bisa membedakan mana waktu untuk dirinya berdiskusi mana tidak. Mana yang menguntungkan mana yang tidak. Ya, dia akan menjadi gadis berbeda saat sedang bekerja dan menghasilkan uang. Tertutup? Tidak juga. Ia hanya tidak mau terbuka pada orang lain. Saat orang satu-satunya yang ia percayai, meninggal. Ia jarang jujur pada orang lain. Ia akan mencari jawaban atau perkataan yang sesuai namun bukan yang sebenarnya. Meski begitu, dia adalah orang yang bertanggung jawab. Licik? Semua orang hanya mementingkan dirinya sendiri, bukan? Baginya, what you give to me, it's what i'll give to you. Ah, dia adalah salah satu pemilik mood swing. Mungkin bisa dibilang dia juga tomboy. Dari semua penjelasan tadi, Boram memang pribadi yang sedikit tertutup, namun, sekali ia merasakan kenyamanan, semua itu tidak akan berarti.

Ability and Inability
-----
- Bisa menggunakan senjata api (membidik).
- Memiliki kemampuan berlari yang tidak bisa diremehkan.
- Pandai membujuk.
- Mudah pesimis dan down.
- Terlalu percaya diri.

Her Story
-----
"Sometime even to live is an act of courage"

Dia hidup diantara suara-suara aneh yang membuatnya hampir berteriak setiap saat. Suara-suara desahan aneh, dan bau-bau alkohol yang membuatnya pusing. Namun, wanita gemuk itu menjaganya dengan sangat baik. Dia memanjakan dara muda itu. Memberikan apapun yang tidak pernah dara muda itu terima sebelumnya. Di benua yang bukan tempat asalnya. Dia cukup beruntung diterima oleh seseorang yang ternyata berasal dari kota dan negara yang sama.

Im Boram. Nama yang diberikan oleh Ash, saat Ash membelinya dengan harga 1500 dollar dari seseorang yang katanya ibu kandungnya. Ah, Boram tidak mau menceritakan bagaimana kisahnya dia bisa dijual oleh ibu kandungnya. Ia hanya akan menceritakan tentang kisah seseorang yang membuatnya bisa hidup seperti sekarang.
Ash adalah seorang pemilik usaha clubbing, dan diam-diam bekerja sebagai seorang mafia. Ash bekerja sebagai salah satu agent mafia, ia bekerja di bagian penjualan barang-barang ilegal. Ash adalah seorang wanita hebat, menurutnya. Bagaimana tidak? Ash hidup dibenua yang bukan asal salah satu sukunya. Tapi wanita itu bertahan hidup, dengan kerja kerasnya.

"Apa?! Mereka membunuh Ash?!" laki-laki yang sempat membuatku jatuh itu hanya mengangguk dan menatapku

"Kau harus pergi dari sini," Ia berkata pelan. Aku bisa menangkap nada khawatir dari suaranya

"P-pergi? K-kemana, Sean?!"

Sean. Pemuda berumur lebih tua satu tahun dariku. Laki-laki berbadan tegap yang menurutku bisa kujadikan sebagai tameng. Tapi, khayalanku terlalu jauh. Sean memutuskan untuk menjadikan tubuhnya sebagai tameng seorang wanita muda yang katanya lebih jelas dari padaku. Lebih jelas? Ya, dia selama ini menganggapku sampah dan diam-diam merasa jijik karna diriku yang tidak jelas asal usulnya. Sakit? Tentu. Tapi, aku termotivasi dengan hal itu.

"Aku mengenal seseorang. Dia anggota salah satu mafia di Korea"

"K-korea?! "

"Pergilah menjadi anggota Shadow Man, cari perlindungan dari sana"

"Shad- Shadow Man?! Siapa dia?! Tunggu. Aku tidak mengerti, mengapa mereka membunuh Ash?!"


***

Ini sudah tiga tahun semenjak pelarianku ke Korea Selatan. Dari, Sean, aku mengetahui bahwa Ash dibunuh karna melakukan suatu pelanggaran. Membantu organisasi mafia lain dalam membuka jalan ke daerah yang seharusnya menjadi bagian organisasi naungan Ash. Tidak terlalu jelas memang mengapa mereka harus membunuhnya hanya karna Ash melakukan kesalahan, yang menurutku wajar. Sampai saat ini pun aku berusaha mencari tahu sebab lainnya dari Sean. Sean. Ah, pemuda itu saat ini sudah menikah. Aku sempat berfikir kalau-kalau dia menyuruhku pergi agar karna dirinya yang tidak mau terganggu olehku. Namun, aku tidak mau lagi ambil pusing karna itu. Aku menjadikannya sebagai motivasi.

Selama tiga tahun di Korea Selatan. Aku mencoba mencari tahu tentang organisasi mafia yang dimaksud oleh Sean. Mencoba belajar kembali bahasa dan budaya Korea dengan benar. Bahasa ibu memang sangat kuat. Tak butuh waktu lama untuk kembali fasih. Dan setelah mengetahui tentang organisasi itu dari salah satu kenalanku. Shtt! Selama tiga tahun ini, walau aku mencoba berlaku seperti warga biasa. Diam-diam aku juga meneruskan sisa-sisa usaha dari Ash. Kembali keawal. Setelah tiga tahun aku mencoba untuk belajar terlebih dahulu. Akhirnya aku mencoba mendaftar menjadi bagian Lion Shade- organisasi yang dimaksud Sean. Aku ingin seperti Ash. Dan aku ingin meneruskan mimpinya. Karna mimpiku adalah menjadi dirinya.