Notes

「 Selfplot #HE5 — Tugas Transfiguration 」

Dimana rembulan malam menyinari belahan bumi dimana Ia berada sekarang, Akashi masih sibuk berkutat dengan tugas-tugasnya. Tentu sebagai seorang prefect, Ia dipercayai sebagai panutan kelasnya. Teman-teman sekamar dan seasramanya sudah terlarut dalam tidurnya masing-masing.
Berbeda jauh dengan dirinya, Jubah dan seragam masih rapi dipakainya.


Tugas transfiguration kali ini adalah mengubah benda bernyawa menjadi benda mati. Seperti yang tertera di lembaran kertas yang diberikan oleh gurunya tersebut, hal ini cukup beresiko dan rumit. Tetapi, seorang Akashi tidak mungkin menyerah akan hal tersebut bukan? Lagipula, Akashi juga sudah terbiasa menggunakan sihir. Optimis, Ia bisa melakukannya.


Akashi terdiam memandangi kucing yang Ia beli sebelum Ia menjejaki kedua kakinya di sekolah dan asrama ini. Cukup mahal dan sayang jika Ia harus mengurbankan peliharaannya ini sebagai kelinci percobaan. Tetapi, patut dicoba bukan? Selain menghemat waktu, Ia tidak perlu kesusahan menenangkan atau menangkap Kucing ini yang berusaha untuk kabur.


Akashi mengeluarkan kucing kecoklatan itu dari kandang besi miliknya, lantas, Ia menaruh kucingnya tersebut di atas sebuah sofa kecil yang biasa dipakainya untuk duduk.

Akashi menghela napas pendek sebelum tangan kanannya meraih tongkat sihirnya yang tertaruh di dalam kantung jubahnya. Perlahan dan tanpa membuat suara signifikan, dirinya mendekati kucingnya tersebut yang terdiam dan beberapa kali menguap. Atensinya tidak sedetik pun terlepas. Sangat konsentrasi, mengingat 4 syarat awal yang harus Ia penuhi untuk melakukan mantra tersebut.

"This is the time."

Tuturnya di dalam hati sebelum mengetuk tongkat sihirnya selama 3 kali kepada kucingnya sebelum mulutnya yang sedari tadi terkunci rapat kembali terbuka,

"Vera Verto!"

Ucapnya dengan lafal yang tepat dan intonasi yang teratur. Beberapa detik kemudian, terjadi keanehan yang terjadi pada kucingnya itu. Detik demi detik, kucing kecoklatannya pun berubah menjadi sebuah benda mati, buku. Ya, memang dirinya sempat menginginkan bahwa hasil yang didapatnya adalah sebuah buku.

"Aku berhasil."

Tuturnya singkat seraya kembali mendekati posisi kucingnya berada tadi. Hanya sebuah buku yang tertinggal di atas sofa tersebut, bukanlah seekor kucing. Ia mendekap buku tersebut sebelum memasukkanya kedalam tasnya dan dijaganya secara baik-baik.