Notes

[ @Repugnance_ ]
Slytherin
Self Plot : Transfiguration

Cukup jarang bagi dara bersurai merah ini tidak dapat memasuki alam mimpinya sementara ia mengistirahatkan raga beserta dengan sistem saraf pusatnya, dan setiap organ yang ia miliki. Mungkin memang bukan yang pertama kalinya, akan tetapi menjadi yang kesekian kalinya bahwa gadis dengan aliran darah murni keturunan penyihir yang tersortis memasuki asrama hijau ular ini mengalami kesulitan tidur.

Bukan, ia bukan seorang yang insomnia.

Di tangannya tergenggam tongkat kayu elm-nya. Entah, sudah berapa mantra yang ia rapalkan selama ia tidak dapat tertidur dimulai dari hitungan pukul setengah dua belas malam, dan di detik ini hari telah berganti; memulai kembali dari menit ke-0 yang telah berlalu.

Ia teringat akan transfigurasi; dan hari lalu ia baru saja mendengar suatu pemberitahuan dari salah seorang kawan satu asramanya bahwa Professor wanitanya itu memberikan sebuah tugas praktek; objek hidup menjadi benda mati.

Tentu saja ia bisa melakukan yang itu. Ia adalah seorang penyihir murni; pula bukan seorang Squib. Bahkan ia adalah orang pertama yang mempraktekkan 'Vera Verto' ketika berada di kelas tadi.

Amanda bangkit dari duduk bersandar pada dinding dorm asramanya. Bukan mengendap-endap, akan tetapi ia langsung melenggang menuju ruang tengah dengan membawa tongkatnya.

Kali ini, ia kembali mengarahkan seluruh konsentrasinya pada bagian kosong yang tidak terdapat objek apapun di ruang tengahnya, sebelum mengacungkan tongkat pada lantai dan berseru, "SERPENSORTIA!!!" Seekor ular dengan sisik berkilat hijau kini keluar dari ujung tongkatnya; mengeluarkan bunyi desis di kala itu mendarat di atas lantai berkarpet dan mulai melata.

Dara itu tersenyum puas akan hasil kerjanya. Masih ada lagi. Kini ia melangkah menuju ke mana ular tersebut berdiam, memastikan bahwa dirinya tidak membuat reptilia melata tersebut terusik akan dirinya yang menimbulkan angin tersendiri dengan mulai berjongkok. Ia pun mengetukkan ujung tongkatnya pada kepala ular tersebut sebanyak tiga kali, dan kembali berseru, "VERA VERTO!!!" Kini yang berada di hadapannya adalah sebuah cawan, dengan warna perak pada genggamannya dan warna hijau dengan dominasi motif sisik ular pada bagian badan.

Amanda mengagumi cawan hasil kerjanya itu. Oh, ia akan menambahkan point asramanya setelah ini.