Notes

Fukumi menatap gulungan perkamen di genggamannya dengan agak takut. Ya, dia menjadi takut sejak membaca isinya. Isi perkamen tersebut adalah tugas yang diberikan oleh sang professor yang mengajar transfigurasi.

Ini sungguh berat, batinnya.

Masalahnya, dia harus tega mengubah eksistensi suatu makhluk hidup menjadi sebuah benda mati.

Dia tahu bahwa diperlukan konsentrasi yang besar agar makhluk hidup yang akan dia ubah bentuknya ini tidak akan mati. Netra 'onyx'nya menatap kasihan pada tikus yang tengah asyik bercicit di dalam kandang kecil.

Sebentar lagi kau tidak akan bisa bercicit seriang itu lagi, batinnya sedih. Fukumi membentuk senyuman terbaiknya sebagai permintaan maaf pada si tikus, lalu membuka pintu kandang dan mengeluarkan hewan pengerat itu.

Gadis itu menarik napas dalam-dalam sembari memejamkan mata; mencoba mengumpulkan konsentrasi sebanyak mungkin.

Saat dia membuka mata, dia tidak punya niat untuk mundur lagi, "Baiklah. . . kita mulai."

Fukumi meletakkan si tikus di atas meja dan mulai mengangkat tongkat sihirnya dan mengetukkan ujungnya pada tubuh si tikus sebanyak tiga kali. Segeralah dia lafalkan mantra tersebut, "Vera verto!"

Dalam sekejap mata, tikus itu bertransformasi menjadi piala air.

"Hahh, berhasil. . ." Fukumi tidak tahu perasaan macam apa yang kini ada dalam hatinya, entah lega atau sedih. Tapi, yang jelas dia bergegas kembali ke asramanya dan membuat laporan secepat mungkin untuk diserahkan kepada sang professor.

-END-