Notes

--Jawaban OWL HISTORY OF MAGIC--
Teacher: Professor Marvin
Name: JIJI
Grade: 1
Dorm: Rouerie

*HISTORY OF MAGIC*
A) Multiple Choice
1. Jawab: a. Elder Wand, Ressurrection Stone, Cloak of Invisibility.
2. Jawab: b. Tiga kakak beradik yang bertemu dengan mautnya.
3. Jawab: b. Pyrenees, Southeastern France.
B) Essay
1. Tiga saudara yang bertemu dengan kematian, atau lebih terkenal dengan sebutan "Three Brothers Peverell" merupakan kisah mengenai keluarga pernyihir berdarah murni yang hidup pada abad pertengahan. Tiga bersaudara ini terdiri dari Antioch Peverell, Cadmus Peverell , dan Ignotus Peverell. Kisah ini menceritakan bahwa pada zaman dahulu hiduplah tiga saudara laki-laki yang sedang mengembara melewati jalan panjang yang berliku-liku di senja hari. Saat berada dalam perjalanan, tibalah mereka pada sebuah sungai yang dalam, sehingga mereka tidak dapat menyebranginya. Namun karena ketiga saudara ini menguasai ilmu sihir, maka mereka pun berinisiatif untuk membuat jembatan di atas sungai tersebut sehingga mereka dapat menyebranginya. Tetapi saat mereka sudah sampai di tengah-tengah jembatan, tiba-tiba mereka dihalau oleh sosok berkerudung yang tak lain, itu adalah "Kematian". Kematian marah karena telah kehilangan tiga korban baru, karena biasanya para pengelana akan tenggelam di sungai. Akhirnya Kematian pun berpura-pura memberikan selamat kepada tiga saudara tersebut atas kemampuan sihir mereka. Maka dari itu Kematian menawarkan hadiah kepada masing-masing saudara tersebut karena mereka telah cukup pintar untuk menghidar dari kematian.
Antioch Peverell atau saudara tertua pun meminta sebuah tongkat sihir yang lebih hebat dan lebih kuat dari tongkat sihir manapun;yaitu tongkat sihir yang selalu memenangkan duel bagi pemiliknya. Maka Kematian menyeberang ke sebatang pohon elder di tepi sungai, membuat tongkat sihir dari dahan yang menggantung di sana dan memberikannya kapada Antioch.
Kemudian saudara kedua, Cadmus Peverell, dikisahkan sebagai orang yang sombong, ia pun memutuskan untuk meminta hadiah yang dapat mempermalukan Kematian. Maka Kematian pun mengambil batu yang ada di pinggir sungai lalu memberikannya kepada Cadmus dan berkata bahwa bahwa batu itu memiliki kekuatan untuk menghidupkan kembali orang mati.
Saudara ketiga, yaitu Ignotus Peverell meminta sesuatu yang bisa membuatnya melanjutkan perjalanan dari tempat itu tanpa diikuti Kematian. Dengan enggan, kematian pun memberikan jubah Ghaib miliknya kepada Ignotus.
Ketiga saudara itu pun melanjutkan perjalanan masing-masing. Antioch menuju ke sebuah desa lalu berduel dengan seorang penyihir. Tentu saja duel ini dimenangkan oleh Antioch karena ia memiliki tongkat Elder. Ia pun menuju ke sebuah penginapan seraya mengagung-agungkan kekuatan Elder Wand miliknya. Namun pada malam itu juga saat Antioch tertidur lelap, penyihir lain mengendap-endap ke penginapannya untuk mencuri Elder Wand. Dan keesokan harinya Antioch ditemukan mati dengan leher tergorok. Akhirnya Antioch menemukan kematiannya.
Sementara itu, Cadmus Peverell pulang sendirian kerumahnya. Dia mengeluarkan batu yang diberikan oleh Kematian lalu memutarnya sebanyak tiga kali. Alhasil, munculah sosok gadis yang tak lain adalah kekasihnya yang telah mati. Ya, kekasihnya dihidupkan kembali. Walaupun begitu, kekasihnya terlihat dingin dan menyorotkan raut penderitaan. Seperti ada dinding antara Cadmus dan kekasihnya. Akhirnya, ia pun menjadi gila dan bunuh diri agar dapat bertemu kembali dengan kekasihnya. Dengan begitu, Cadmus bertemu dengan
kematiannya.
Sedangkan Ignotus Peverell, meskipun Kematian telah mencarinya selama bertahun-tahun, namun ia tidak pernah berhasil ditemukan karena kekuatan Jubah Ghaib itu. Barulah saat ia sudah sangat tua, Jubah Ghaibnya dan memberikannya kepada anak laki-lakinya. Kemudian Ignotus pun menemui Kematian dengan damai. Ketiga saudara ini dimakamkan di halaman Gereja Paroki St. Clementine, di Godric Hollow.
2. Beauxbatons adalah salah satu sekolah sihir terkenal yang terletak di Istana Beauxbatons dekat kota Canes, Pyrenees, Southeastern France. Beauxbatons sendiri merupakan bahasa Prancis untuk "Beautiful Batons". Sekolah ini memiliki lambang yaitu dua tongkat emas yang saling bersilangan dan masing-masing tongkat menembak tiga bintang. Beauxbatons ini didirikan oleh tiga penyihir terkenal yaitu, Adora Rouerie, Boden Sornouis dan Jocelin Cossu. Yang mana ketiga nama penyihir ini dijadikan sebagai nama asrama di Beauxbatons Academy. Di mana, Asrama Rouerie diidentikan dengan kecerdasan, baik, pemalu, murid-muridnya suka bermain teka-teki dan membawa buku tebal. Sedangkan Asrama Sornouis lebih mementingkan darah murni, mengagungkan kebangsawanan, arogan dan berhati hitam. Sementara itu, Cossu lebih terkenal dengan ide-ide kreatifnya dalam seni, baik itu musik, menulis puisi maupun dalam hal lainnya. Masing-masing asrama juga memiliki lambang. Di mana, lambang elang untuk Sornouis, Merak untuk Rouerie dan Kucing untuk Cossu.