Notes

Aku mengunyah potato chips di tanganku sambil mendengar ocehan makhluk galau ini (re:kakakku). Senyuman terukir di bibirku dan segera aku menghampirinya. Duduk di sebelahnya dan memasukkan beberapa lembar potato chips ke mulutnya. "Gue cantik. Kapanpun, dimanapun. Hehe. Daripada lu urusin gue mending urusin tuh hati lu NYAHAHAHA" Aku kabur setelah mendapat beberapa serangan bantal darinya. Kau tahu? Menggoda Eugene adalah hal paling mengasyikkan di dunia.

Ah, tapi benar. Aku harus pergi mandi. Hup hup.

"Masih jam 2 kan? Masih bisa dandan hehehe." Aku mulai mengambil rol dan menggulung rambutku. Aku jadi kepikiran Eugene. Kalau dipikir, Papa dan Mama memang sedikit kejam sih membiarkan Eugene dan Gladys seperti itu. Mereka kan mau menikah, tapi malah dilarang bertemu. Lagipula kuakui, Mama itu terlalu perfeksionis! Theo saja baru bisa diterima Mama setelah beberapa bulan. Ini lagi, Gladys yang hanya pacaran sama Eugene cuma 3 bulan. Pasti susah dapet restu Mama. Ckck.

Aku mengambil bedak dan mulai memakai eyeliner serta liptint. "Carol kau sempurna! Kyaa~" Senyumku di depan cermin. Ah, iya juga. Aku mulai merasa bosan dengan warna pastel di kamar ini. Mungkin besok aku mau minta Wilson menggantinya dengan warna yang lebih cerah. Putih gading misalnya?