Notes

Memang tak dapat dia mendengarkan sapaan yang kau lantunkan, namun kedua maniknya mendapati gerak bibir yang dia ketahui sebagai sebuah sapaan. Tak dia berikan sebuah respon berarti untukmu, hanya sebuah gestur kepala yang menoleh ke arah lainnya; seakan tak senang akan apa yang kau lakukan barusan.

Kemudian, pertanyaan yang disampaikan oleh wanita berkulit gelap itu; kau jawab dengan ekspresi yang menurutnya berlebihan, tak jauh berbeda dengan rekan lelakinya yang lain. Dan sesungguhnya dia teringat akan sosok rekannya itu, yang masih tak memperlihatkan sedikit batang hidung demi membuatnya merasa lebih tenang.

Suara kekehan pelan terlepas dari sela bibir wanita itu, karena mendengar jawabanmu. Tak heran mengapa wanita tersebut merasakan senang, mengingat dirinya yang tidak memberikan reaksi semanis yang kau berikan.

"Kalau begitu, ayo makan." Ujar wanita tersebut seraya menarik sebuah kursi yang bersebelahan denganmu, dan mendudukkan bokong di atasnya.

Setelah membaca gerak bibir wanita tersebut, dia pun mengambil nasi serta lauk terlebih dahulu; banyak yang dia ambil. Dan seusainya, dia langsung bangkit dan melangkah menuju ke tempat lain untuk menyantap makanannya; dia memang suka menyendiri ketika makan.

Wanita berkulit gelap itu hanya memperhatikan dirinya dari kejauhan, kemudian menoleh ke arahmu untuk memulai acara makan. Di mana wanita tersebut lebih dahulu mengambil beberapa sendok nasi untuk wanita itu sendiri.

< Sorry for late reply. >