Notes

[QUEST 2 - albernms - Gryffindor]

Aku tengah duduk di hadapan Narumi Sensei. Diruangannya yang cukup besar dan nyaman. Untuk apa aku disini ? Bukan untuk perkenalan seperti minggu lalu, melainkan sebuah tugas yang mengharuskanku untuk menghadapnya, lagi. Cukup lama aku duduk disana, hingga ia menyodorkan sebuah kertas kehadapanku.

"Baik, berhubungan dengan tugas yang aku berikan. Kau bisa mulai menjawab pertanyaan pertama." Perintahnya kemudian. Sebelumnya, kedua manik mata sang pengajar terfokus pada perkamen di dibawahnya namun sesaat kemudian, sorot itu mendongak dan menatapku serius.

"Mengenai pelajaran kesukaan ?" kuulangi pertanyaan, untuk memastikan lalu kusambut dengan garukan dikepala, "aku tidak yakin, tapi aku suka Pemeliharaan Satwa Gaib. Itu pelajaran yang cukup menantang buatku, terutama ketika Prof Flam mengajak kami untuk bermain bersama satwa-satwa berbahaya yang ada di hogwarts. Sungguh, itu membuat adrenalinku terpacu," tanpa kusadari kedua tanganku mengepal diudara, semangatku ikut terpancar saat aku mengatakan kalimat tersebut.

"Aku juga menyukai hal-hal yang seperti diluar ruangan, karena kelas Satwa Gaib lebih banyak menghabiskan waktu diluar, di alam bebas. Terakhir, aku berharap dapat menunggangi naga suatu hari." Kuakhiri jawabanku dengan sebuah senyuman lebar.

Narumi sensei selanjutnya menunjuk pertanyaan kedua, Mengatakan pendapatku tentang seluruh pengajar di Hogwarts. Ini cukup sulit, dimana aku tidak begitu bisa memberi komentar terhadap orang lain, "sebentar--yang pertama Prof Suga," kutarik napas dan mencoba mencari kata-kata yang pas sekiranya, "friendly, beliau sangat ramah kepada semua orang walau terkadang terlihat seperti bukan pengajar. Maksudku, beliau terkadang tampak seperti seorang teman. Tidak sungkan untuk diajak bercanda dan bukan tipe orang yang 'jaga image' walau status beliau itu. Namun, ntahlah terkadang sifat beliau itu, membuat beliau suka dibully ahahaha !! Tunggu, Ini serius--sungguh, salah satu pengajar favoritku. Lalu Prof flamm," aku memberi jeda, "meskipun bahasanya tidak terlalu formal, tapi aku merasa beliau sangat kaku. Tidak begitu ramah dan kuakui karena beliau tingkat kerecehanku naik. Lihat dari bionya ? itu saja membuatku tertawa, belum lagi candaan beliau yang secara tersirat ia sampaikan melalui kicauannya. Contohnya hmm--ketika membahas duel menggunakan cobek ? astaga. Aku tertawa lagi mengingat hal itu. Kalau Suga sen menjadi prof favorit nomor 2 maka beliau yang nomor 1" Kuberi tanda dengan jari telunjuk yang mengarah keatas.

"Prof Tanaka, Ramah dan sangat sopan. Beliau sering sekali tersenyum kepada semua orang. beliau juga bukan orang yang pelit, thr yang beliau beri cukup banyak dibanding pengajar lain hehehe. Kuroyuki Narumi, Sensei gadis yang berdarah Jepun, aku benar kan? Aku malu berkata seperti ini, Tapi sensei cantik dan sangat murah hati untuk memberikan tugas. Ramah dan istri material" Barangkali aku terlalu jujur pada Sensei dihapanku ini.

"Selanjutnya Prof Marine, Cantik. Sensei pertama yang aku goda waktu itu. Suka mengancam untuk mengurangi galls dan membuatku takut. Suka memasang wajah seperti ini (n-n)," aku mencoba memasang raut wajahnya seperti yang ia miliki, "aku tidak mengerti maksudnya apa-tersenyum atau ntahlah. Tapi beliau sangat sangat cantik."

"Toria Velasqu atau Prof Tori, Induk Gryffindor. Membuatku sering sekali melihat namanya lalu teringat akan tayangan di dunia muggle yang bunyinya 'Tori tori tori, tori cheese crakers' seperti itu. Tidak suka dipanggil Bu, padahal itu sebagai tanda hormatku, namun tidak juga suka disebut maknae. Tidak begitu cantik, karena aku menyukai wanita asia. Beliau orang yang sangat care kepada anak-anaknya. Thrnya juga lumayan banyak dari beliau meski sering PHP kalau kasih galls contohnya '+100G-100G' G_G aku cukup menaruh hati kepada beliau sebagai anak, 'Bu, youre my everything'"

"Terakhir, Prof Excel. Ada sesuatu di matanya, yang mana kami tidak diijinkan untuk melihat kesana. Mirip dengan Prof Flamm, aku tidak bisa membedakan keduanya. memiliki sifat yang mirip juga, sama sama kaku namun humorku padanya tidak sereceh pada Prof Flamm." Kututup dengan anggukan sekali dikepala.

"Maaf, kalau ada kata-kataku yang menyinggung." Beranjak ku dari tempat itu. Sebelumnya kusempatkan untuk membungkuk sedikit lalu keluar ruangan.