NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

literally

Pagi dimana matahari belum terbit dan langit yang masih biru gelap merupakan bagian yang sangat disukai oleh perempuan berambut hitam di cerita ini. Perempuan yang sejak lahir dipanggil Sena itu mencintai masa-masa itu dan selalu bangun pagi untuk menikmatinya di balkon rumahnya ditemani oleh kopi

"Hey"

Sena berdecik mendengar suara tersebut kemudian memutuskan untuk menghiraukannya

"Oiii"

Dengan matanya yang terpejam, Ia menyesali keputusannya dengan pindah rumah dan mengetahui bahwa tetangga sebelahnya merupakan orang yang sudah ia kenal selama 4 tahun lamanya. Dan parahnya lagi, kamarnya yang memiliki balkon bersebelahan dengan milik tetangganya itu.

"Sena--" "Apa?"

Ia dapat merasa kalau senyuman tetangganya membesar. Ia yakin sekali.

"Ah beruntungnya hari ini bangun pagi"

Sena dapat mendengar gumaman tetangganya. Ah, memang tumben. Pikirnya kemudian wanita itu melihat dari ujung matanya. Tetangganya itu tengah membenarkan posisi kursi di balkonnya.

Matanya terpejam, "Nobu. Apa maumu?"

Lelaki yang dipanggil Sena—Nobu —terkekeh sambil menyenderkan badan di pagar balkonnya, "Tajam seperti biasa, Sena. Entahlah, aku masih kaget dengan kamu yang pindah ke area sini, walaupun sudah seminggu"

"Dan aku sangat menyesal" desis Sena sembari meniup kopi hangatnya

Nobu memutar badannya menghadap Sena yang tengah menghisap kopi, "Ah tidak. Kau sangat puas disini. Tentu saja, Area di kawasan ini aman, indah, tentram. Ditambah adanya aku disini"

Sena kemudian berdiri dari kursinya dan memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan, kesal karena momen tenangnya terganggu.

"Hei- Sena!"

Kemudian terdengar pintu tertutup dengan keras.

Ah.



Klik. Sena menarik kunci pintunya sesudah terdengar suara tersebut dan memasukkan kuncinya kedalam tas. Memutar badannya dan mulai berjalan sambil memainkan hpnya.

Sesudah di depan pagar, ia melihat depan rumah tetangga yang tadi pagi ia temui itu terdapat mobil hitam besar yang terparkir. Crew?

Melanjutkan perjalanannya menuju stasiun, Sena berkunjung ke minimarket daerah situ untuk membeli 3 onogiri— karena dia terlalu malas untuk membuat dan membawa bekal. Ia melihat jejari kasir tengah memencet mesin dan dengan ahli mengambil uang kembalian sebelum memberikannya kepada Sena.

Mengucapkan terimakasih, Sena langsung keluar dari minimarket.

"Oh? Furukawa-san!"

Sena memberhentikan langkahnya ketika mendengar nama keluarganya terpanggil. Aku?

"Furukawa-senpai!" dengarnya lagi sebelum badannya terputar dan menghadap orang yang sejak tadi memanggilnya

Alis mata Sena terangkat "Ah. Ya?"

"Aku, ini aku!" "Eh- siapa?"

"Yuuichi!"

Sena memperhatikan penampilan orang itu dari atas sampai bawah, tas yang digunakannya terdapat pin bergambar karakter anime dan ia juga menggunakan kalung dengan simbol yang sepertinya familiar oleh Sena.

Tunggu, dia hanya mengenal satu orang bernama Yuuichi dengan kegemaran yang sama dengan orang itu.

Mulutnya terbuka lebar karena telah menyadarinya, "Yuuichi?!"

Perempuan yang lebih muda darinya itu mengangguk semangat sebelum memeluknya, "Mau kemana, senpai?"

"Eh, jangan panggil seperti itu. Kita sudah bukan adik-kakak kelas lagi" Tanggap Sena sambil tersenyum kemudian melanjutkan kata-katanya, "Kerja"

"Eh? Sama! ini hari pertama ku! Senpai, kau tinggal di daerah sini?" Ucap Yuuichi langsung, mengabaikan tanggapan Sena.

Sena menunjuk daerah dimana rumahnya berada, "Di blok sana" Ujarnya

Yuuichi menepuk kedua tangannya, "Rumahku tepat di blok sebelahnya!"

Tersenyum, Sena hanya dapat menggelengkan kepalanya. Ia sudah bertemu dua orang yang ia kenal di daerah sekitar rumah barunya, siapa lagi?

Tiba-tiba Yuuichi membuka mulutnya lagi, "Menuju stasiun juga, senpai? kau kerja dimana?"

Anak ini memang girang.

Sena mengangguk, "Di sekitar Marunouchi"

Mata Yuuichi yang sudah berbinar semakin berbinar, "Senpai. Apakah ini takdir? aku juga di daerah sana!"

Sena terkekeh melihat si muda yang baginya tidak berubah dari masa sma dulu. Dulu gadis itu satu club dengan Sena dan entah kenapa dia selalu menempel dengannya setelah berkenalan.

"Dasar gadis" Gumam Sena pelan dan melihat bahwa sebentar lagi dia sampai stasiun.

Yuuichi yang memiliki telinga tajam dan mendengar ucapan Sena, menanggapinya dengan bangga, "Aku sudah tidak gadis lagi, aku sudah punya tunangan"

Sena yang tengah mencari kartu keretanya di dompetnya, menjatuhkan dompetnya sebelum mengedip dan mengambilnya lagi.

"A-apa?" Tanyanya dengan mata yang terbuka lebih besar daripada biasanya.

Yuuichi mengangguk dengan senyuman penuh harapan terpajang di wajahnya, "Rencananya akhir musim kemarau nanti kami akan mengadakan pesta pernikahan"

Dengan muka terkejutnya, Sena menempelkan kartunya dan melanjutkan perjalannya ke tempatnya untuk menunggu kereta, "Itu seperti 3 bulan lagi!" Ujarnya

"Benarkan?! aku tidak sabar" Ucap Yuuichi semangat.

Bagaimana orang lugu ini bisa mau menempuh hidup baru duluan di bandingnya? Sena memainkan rambutnya, "Kau 2 tahun lebih muda dari ku kan?"

Dengan antusias gadi— wanita di depannya itu menyetujuinya, "23 tahun lebih tepatnya!"

Kemudian kereta datang dan berhenti di depan mereka. Sambil menunggu pintu gerbong dibuka, Sena membuka mulutnya, "Tidakkah terlalu cepat?"

Mereka masuk ke dalam kereta yang penuh dan sempit itu, "Tidak. Kami sudah berhubungan selama 3 tahun dan saling mencintai, jadi apa salahnya?"

Rasanya Sena ingin memukul kepalanya ke pintu kereta yang tertutup apabila tidak dihalang orang. "Abaikan saja"

Yuuichi menganga, "Senpai, jangan bilang kau belum punya pasangan?"

Sena terdiam mendengarnya, "Sudahlah jangan bicarakan disini" ucapnya pelan

Yuuichi menggeleng, "Tidak bisa! ini penting! Senpai, sebentar lagi umur senpai 30 tahun kan?--"

"Er, sebenarnya masih 5 tahun lagi"

"--Senpai seharusnya sudah berpasangan— Tidak." Yuuichi berhenti dan mulai memikirkan kata-katanya.

"Senpai, umur disekitar sekarang itulah saat-saat yang tepat untuk menjalani hubungan serius!" Lanjutnya, "sepertinya aku haru mengenalkan Senpai dengan seseorang"

"Tidak, Tidak perlu"



Entah takdir atau bukan, ternyata tempat kerja Yuuichi itu adalah tempat yang sama dimana Sena bekerja. Sejak 30 menit yang lalu Yuuichi selalu mengucapkan 'Ini takdir' berkali-kali.

Sena menghela nafasnya, mengapa waktu berlalu sangat cepat. Di sela-sela waktu bekerjanya, ia terus merenungkan dirinya yang tak kunjung berhasil dalam berhubungan yang serius.

"Furukawa? tidak istirahat?" Tanya seorang pegawai lelaki kepadanya. Sena menggelengkan kepalanya tanpa melihat orang tersebut

Kemudian sekaleng kopi muncul di mejanya, "Jangan dipaksa betul. Jangan lupa makan ya" Dengarnya, membiarkan saja lelaki itu pergi.

Sena melanjutkan ketikannya terhadap keyboard sebelum Hpnya bergetar dan muncul notifikasi dari adik lelakinya.

Ya, Sena memiliki adik lelaki yang seumuran dengan Yuuichi. Sena jadi ingat dengan Yuuichi yang dulu sempat suka dengan adik Sena, Shouta. Sena mengangkat bahunya ketika memikirkan hal tersebut, adiknya memang tampan— Dan ia tak mau mengucapkannya di depan Shouta. Ia tahu kalau adiknya cukup terkenal di zaman sekolahnya. Dan ia yakin sampai sekarang pun juga terkenal.

Sena jadi teringat lagi, Adiknya merupakan orang yang memperkenalkannya dengan Nobu— tetangganya itu. Mereka bertemu ketika sedang berada di turnamen Shogi. Disana Sena rencananya mau menengok adiknya, namun di hari itu hal buruk pun terjadi, dan Sena sangat kesal apabila mengingatnya. Sialnya, setelah hari itu Adiknys dan Nobu mulai bersahabat.

Karena ketidaksukaannya, Sena kembali sadar dan membaca pesan dari adiknya tersebut.

Bagaimana kabarmu? Itu kata ibu. Datang kalau ada waktu -Shouta.

Ujung mulutnya terangkat membaca pesan adiknya yang berlagak dingin. Sena tahu Shouta rindu dengannya. Bagaimana tidak? Sena masih ingat zamannya si kecil Shouta meminta permen milik Sena dengan muka akan nangisnya itu, Kemudian raut wajahnya ketika Sena masuk sekolah menengah dan berbeda arah dari SDnya.

Shouta rindu dengannya.



"Tidak mungkin"

"Sudah, setuju saja!" Seru Sena sambil mengalungkan lengannya ke leher Shouta dan me-headlocknya.

"Oi-oi!"

"Katakan kau rindu dengan ku!"

Shouta memukul-mukul pelan lengan Sena supaya melepaskannya, "Tidak"

Sena dengan geram mengencangkan tekanannya sebelum melepasnya, "Keras kepala sekali" desisnya
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.