NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

[ Australia — Crawford’s House (2007) ]

Tapakan kaki beralaskan sepatu high heels yang dipakai seorang wanita yang ditaksir berumur 30 tahun terdengar cukup keras di ruang keluarga. Kobaran api perapian tidak bisa membuatnya merasa hangat dan terduduk di sofa sambil bergulat dengan jaket kulit abunya yang tebal. Wajahnya resah, gelisah saat tungkai kakinya melangkah secara berulang dari pintu ruangan hingga sofa dekat perapian.

“Apa aku boleh bertanya sesuatu?”

Ucap seorang anak kecil berambut pirang dengan serba rapih dari atas hingga ujung kakinya. Hanya rambutnya yang berantakan dan wajahnya kusut seperti baru saja menangis. Kedua mata hijaunya tidak berhenti mengamati raut wajah wanita tinggi berpakaian bak model papan atas.

“Kau harus segera masuk ke ruanganmu jika Ayahmu sudah datang,”
“Tapi aku ingin menemuinya,”
“Tidak—kau tidak boleh bertemu dengannya.”

Kalimat terakhir serta hentakkan kaki di lantai terhenti dengan tatapan tajam yang perlahan mulai melemah membuat seorang anak laki-laki itu terpaku dan membulatkan matanya secara tidak sadar. Ia berpikir, mengapa Ibunya hari ini begitu dingin terhadapnya?

Anggukan serta gerakan cepat yang ia gunakan untuk mengangkat tubuhnya beranjak dari sofa mengakhiri kontak mata bocah tersebut bersama Ibunya. Ia menuju lantai dua rumah tersebut untuk pergi ke kamarnya. Namun, niatnya terhenti saat pintu yang sedari tadi telah ditunggu oleh sang Ibu terbuka kini terwujud. Ia memilih untuk duduk di dekat besi penghalang tangga, mengamati Ayah dan Ibunya yang kini saling berhadapan. Belum beberapa menit setelah ia duduk dan mendengarkan percakapan mereka dengan berteriak sesekali,

PLAK

Tamparan tepat di pipi yang sudah dipoles halus dengan blush-on kini membuatnya semakin memerah. Ya, bocah kecil itu dapat melihatnya. Jantungnya berdegup kencang, takut akan Ayahnya yang tega melakukan hal seperti pada Ibunya. Ia berkali-kali menelan ludahnya untuk menahan air mata yang sudah terdorong ingin segera keluar.

“Aku akan membawa Vinnson bersamaku. Ingat, aku akan bertemu denganmu di pengadilan setelah hari kelulusannya.”

Vinnson, bocah yang kini sedang dalam diam mengamati percakapan kedua orang tuanya itu kini bergegas lari ke kamarnya dan memasang raut muka seakan ia tidak pernah melihat kejadian itu. Kecewa. Padahal ia akan menanjak bangku yang lebih tinggi dari tingkat pendidikannya tahun lalu, tetapi pemberian ini yang dipersembahkan oleh Ibu dan Ayahnya. Apa yang harus ia lakukan dalam usia belia seperti ini? Memberontak? Tidak mungkin.

“Kemana kau akan membawaku pergi?”
“Ibu?”
Itu tidak penting, jawablah pertanyaanku.

Batin Vinn. Ia tidak mengutarakannya secara langsung, respon yang ia berikan hanya tatap muka yang datar tanpa menoleh pada wanita yang sudah memakai pakaian kasual duduk di bangku kemudi mobil. Kini Vinnson tidak lagi memakai pakaian yang rapih dan formal, dandanannya juga sudah kembali seperti bocah kecil pada umumnya. Tidak ada lagi kemewahan yang terlihat diantara Vinn dan Ibunya, seolah kekuatan magis yang diberikan oleh peri Cinderella telah sirna pada batas waktunya.

[ Australia — Unknown Place ]

Menempuh perjalanan yang kurang lebih empat jam lamanya, Vinnson masih dapat terbangun bersama psp miliknya. Sedangkan sang Ibu sudah menguap tidak kuat untuk menahan mata tetap terjaga. Mobil berhenti di depan sebuah rumah yang sepi. Sederhana, minimalis, dan mempunyai tangga kayu kecil untuk naik membuka pintu rumah. Menarik bagi Vinnson, meskipun berbanding terbalik dengan tempat tinggalnya dahulu.

“Mulai saat ini, Vinn,”

Ibunya mengalihkan pandangannya ke Vinnson setelah mengamati hunian sederhana tersebut. Tanpa menjawab dan bertanya hal lain lagi, bocah yang dipanggil tersebut menoleh.

“Kita akan tinggal dirumah ini, margamu berganti Maxwell, dan kau akan hidup tanpa berhubungan dengan Ayahmu, mengerti?”

Entah kenapa Vinnson mengerti betul maksud tersirat apa yang disampaikan oleh ibunya kala itu. Tenggorokannya terasa tercekat, dan lagi-lagi ia menelan ludahnya karena benar apa yang dipikirkannya menjadi kenyataan.

Setelah peristiwa pada malam itu, Vinnson dan Ibunya hidup dengan tenang di daerah tersebut dan berkeliling untuk mendaftarkan bocah berambut pirang itu sekolah. Ada rasa senang dan sedih karena kali ini ia tidak bisa melihat kedua orang tuanya bersama duduk menghimpitnya saat berhadapan dengan pihak kepala sekolah baru yang akan ia gunakan menimba ilmu.

Banyak hal yang berubah karena peristiwa tersebut. Termasuk perubahan sikap dan bagaimana cara Vinnson bergaul dan berbicara dengan lingkup sosialnya. Ia menjadi sangat pendiam, mudah melamun, setiap kali ia berbicara dengan ibunya hanya air muka yang datar serta tenang tidak seperti dahulu yang mudah sekali tersenyum dan tertawa. Sikapnya yang dahulu sangat sopan dan selalu menurut kini juga acuh tak acuh dan sering malas untuk keluar dari ruangannya hanya untuk berbincang sejenak dengan sang Ibu. Semuanya berubah sangat drastis.

Suatu hari, Ibunya memutuskan untuk pergi bekerja—yang entah kemana tanpa Vinnson ketahui—dan pamit padanya akan pulang lebih sore daripada biasanya. Karena ia masih jauh dari tanggal penerimaan siswa baru, itu berarti ia harus menghabiskan waktu sendiri di rumah tanpa suara berisik dari dapur maupun teriakan Ibunya. Bosan mulai menguasainya ketika semua permainan dan tv hanya menghiburnya begitu saja. Liburan kali ini begitu buruk, tidak ada lagi teman pula untuk diajak bermain.

Jreng..

Suara gitar terdengar dari balik jendela kamarnya. Aneh, padahal jendelanya mengarah ke rumah tetangga sebelahnya. Ia mengintip, ingin mencari tahu suara apa yang dapat menimbulkan sama persis seperti gitar tersebut?

Oh, seorang lelaki.
Sepertinya seumuran dengannya.

Vinnson yang tertarik mencari tahu siapa lelaki itu pun keluar dari kamarnya. Ia pergi ke teras rumah, dan duduk di depan tangga kecil rumahnya, menunggu lelaki itu keluar.

“Hey,”

Sapa lelaki yang jelas sekali memiliki iris berwarna kecoklatan gelap itu pada Vinnson. Ia tidak menjawab dan memperhatikan lelaki itu berdiri di depan halaman rumahnya dan mulai memainkan gitarnya.

Benar dugaannya, itu adalah suara gitar dan dimainkan oleh lelaki itu.

Bocah yang ditaksir berada di bangku sekolah yang sama dengan Vinnson tersebut mulai menyanyikan sebuah lagu tanpa memperdulikan ada penghuni rumah tengah duduk tidak jauh dihadapannya sedang mendengarkan setiap senandung yang ia nyanyikan.

“Kau mengamen?”
Tanya Vinnson, tertarik. Gitar adalah suatu hal yang keren menurutnya sejak dahulu.

“Ajak aku denganmu.”
Tidak ada jawaban dari bocah tersebut. Vinnson bersama dengannya hanya tersenyum menatap satu sama lain kemudian mulai berjabat tangan. Tangan yang terulur dari lelaki itu Vinnson sambut dengan senang hati dan mulai beranjak pergi dari rumahnya. Gitar yang sedari tadi ia pandangi kini sekarang berada di tangannya. Tawa dan senyuman dari bocah murung itu kini muncul kembali. Hingga ia melupakan semua peristiwa yang akhir-akhir ini sering menghantui pikirannya.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.