Notes

Di sebuah sekolah ternama, sebut saja DFA. Seorang siswa berumur 16 tahun terlihat sibuk menyiapkan dirinya untuk mengikuti kelas. Anak laki-laki itu menyiapkan buku catatan dan pena cairnya. Dia bernama Rowe.

"Sudah siap semua! Ayo berangkat!" Rowe bermonolog, dan segera berjalan menuju kelas Erudite. Rowe termasuk anak baru, jadi dia masih awam dengan denah sekolah ini. Rowe juga termasuk orang yang susah mengingat jalan.

Setelah sekitar 5 menit dari kamarnya, ia menemukan sebuah ruangan dengan pintu berkayu tua. Terdapat sebuah kertas peringatan yang tergantung di pintu itu.

"Jangan masuk jika ingin hidup?" Rowe membaca kertas peringatan itu diakhiri dengan tertawa. "Hahaha, permainan jenis apa ini?"

Rowe sangat penasaran, dan tak sadar memasuki ruangan itu. Tempat itu seperti ruangan kosong yang tidak pernah dihuni.

Di dalam ruangan itu terdapat lukisan raksasa, bergambar 5 faksi. 5 faksi tersebut adalah Abnegation, Amity, Candor, Dauntless, dan Erudite. Kelima faksi itu digambar secara horizontal seperti yang terlihat pada lukisan. Dengan perlahan, Rowe mendekati lukisan itu.

"Sret...." Lukisan itu seperti bergerak. Gambar 5 faksi itu pun mulai menyebar membentuk lingkaran.

"Jika anda ingin membuka lukisan ini. Ucapkan 'siap'!" Lukisan itu berbicara.

Rowe pun bingung tentang apa yang harus dia lakukan sekarang. Dia sedikit takut, namun dia sangat penasaran.

"Apakah aku harus menjawab siap?"
Rowe bertanya kepada dirinya sendiri. Tanpa sadar dia telah mengucapkan kata 'siap', yaitu kata kunci pembuka lukisan ini.

"Ah sial, kenapa saya mengucapkannya..." Umpat Rowe dalam hati.

Lukisan itu pun berputar-putar seperti sedang menghipnotis Rowe. Rowe segera memasuki lukisan itu.

Lukisan itu seperti berbeda alam, atau mungkin berbeda waktu. Menurut Rowe, lukisan itu mengantarkan dia di masa yang akan datang.

Yap, benar sekali! Rowe melihat sebuah jalanan yang bagus, gedung-gedung yang tinggi, robot-robot yang menyerupai manusia, bahkan hewan aneh pun ada di sana.

Terdapat sebuah mobil yang merangkap menjadi pesawat terbang tak jauh dari Rowe. Tidak tau apa yang membawanya sampai disini. Bukannya kembali untuk keluar dari lukisan itu, Rowe malah menaiki mobil itu.

Mobil itu membawa Rowe ke suatu tempat. Dia juga tidak mengenali tempat ini. Rowe pun turun dari movil tersebut dan memasuki tempat itu. Tempat ini seperti sebuah pabrik robot yang terdapat banyak sekali mesin-mesin berteknologi canggih.

Rowe melihat-lihat setiap bagian pabrik itu. Sampai akhirnya, Rowe melihat sebuah robot besar, sedang memegang pedang. Benar saja, ini adalah pabrik robot.

"Halo, apa kabar? Saya adalah robot pemburu. Saya ditugaskan untuk membunuh manusia selain pencipta saya. Inisial pencipta saya adalah XFR. Misi saya adalah menjadikan dunia ini seperti kerajaan modern."

Rowe berfikir sejenak, lalu menatap pedang yang di pegang robot tersebut.

"Mohon maaf, anda akan saya bunuh." Robot itu bergera memasang kuda-kudanya dan menggenggam erat pedang yang berkilau itu.

"Masa robot ini akan membunuhku?" Rowe mengkerutkan dahinya.

"Percayalah, ini bukan lah mimpi. Ini adalah kenyataan." Robot itu pun berlari menuju Rowe dan Rowe pun reflek segera berlari menjauhi robot tersebut.

Mereka berdua berkejar-kejaran di pabrik tersebut. Hingga akhirnya, Rowe pun kelelahan, dan robot itu menebas lehernya. Kepala Rowe pun menggelinding seperti bola. Dan itu memanglah kenyataan, seperti yang dibilang oleh robot tersebut bahwa ini bukanlah mimpi.

Lukisan bergambar 5 faksi itu kembali mengeluarkan darah untuk yang kesekian kalinya.