NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Seina Nakamori

Meski seluruh tubuhnya telah basah, dara bersurai panjang yang dikuncir tinggi itu tidak peduli. Dalam derasnya hujan yang menderu, gadis itu tetap dengan lincahnya berlari sembari memantulkan bola ke tanah beberapa kali, lantas mengambil langkah panjang untuk melakukan gerakan lay up. Tumpahan air yang sangat deras membuat segalanya jadi licin. Bola yang seharusnya dapat ia antarkan dengan mulus memasuki ring, malah terjatuh duluan di tengah lompatannya.

Gadis itu cemberut, lantas berlari mengejar benda bulat berwarna jingga cerah yang terus menggelinding keluar dari lapangan yang berada di halaman belakang rumahnya. Seketika ia mulai merasa pusing, langkahnya pun melambat. Sang individu menghentikan gerak tungkainya, berdiri sembari memegangi kepalanya yang terus berdenyut. Dan dalam sekejap, ia sudah jatuh lantaran tak sadarkan diri.

Beberapa jam kemudian, ia mengerjapkan mata dan mendapati dirinya sudah berada di ranjang empuknya. Sebuah kompres menempel di dahinya dan ia merasa seluruh tubuhnya meriang. Jelas, hujanlah penyebabnya. Pintu kamar bernuansa merah jambu itu pun terbuka. Seorang wanita berusia sekitar setengah abad dan bertubuh agak subur memasuki kamarnya.

"Sudah bangun rupanya," ucapnya seraya masuk dengan membawa kompres lain.

Ia mengganti kompres di dahi sang gadis dengan cekatan. Asisten rumah tangga itu memang sudah bekerja di rumah ini bertahun-tahun, jauh sebelum kepindahan sang gadis ke rumah ini dua tahun yang lalu. Wanita itu sudah mengetahui tabiat si gadis yang hobi bermain basket dalam keadaan apapun kendati memiliki kelemahan fisik.

Ya, dara berusia enam belas tahun itu memang memiliki kelemahan fisik dibanding teman-teman sebayanya. Dirinya menderita thalasemia beta minor, sebuah penyakit yang menyebabkan sel-sel darahnya memiliki kelainan rantai protein. Efeknya, anemia bisa tiba-tiba menyerang gadis ini kapan saja. Kelainan ini bersifat genetik, sehingga ia sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini karena sudah sering mengalaminya semenjak kecil.

"Biar pingsan berkali-kali, biar dimarahi Ayah berkali-kali, kamu tetap keras kepala ya. Ayah sudah diberitahu. Nanti malam setelah beliau pulang kerja, siap-siap saja diceramahi," guraunya seusai mengganti kompres sang gadis.

Gadis itu hanya memberikan cengiran lebar tanpa rasa berdosa. "Maaf maaf," ucapnya kemudian.

Wanita bertubuh subur itu pun meninggalkan kamar setelah dua-tiga kalimat kemudian.

Sang gadis memiringkan tubuhnya, mencoba untuk terlelap berhubung langit yang tampak dari jendela kamarnya sudah mulai gelap. Namun seperti yang biasanya terjadi saat ia baru sadar dari pingsan, sulit untuk kembali tidur. Yang ada, ia akan selalu terbayang akan berbagai pikiran tentang masa lalunya.

Seina Nakamori, gadis yang baru dua tahun lalu pindah ke Negeri Sakura ini memang memiliki masa lalu yang pelik. Semenjak lahir, ia tinggal di Korea Selatan bersama Ibunya yang pekerja kantoran, tanpa pernah tahu siapa Ayahnya. Ia selalu dititipkan ke tetangganya setiap pagi saat ibunya hendak berangkat kerja. Sewaktu kecil, ada dua hal yang kerap ia tanyakan, yang membuat dirinya merasa aneh karena merasa tidak sama dengan kawan sebayanya. Pertama, mengapa namanya panjang sekali, jauh berbeda dengan nama yang dimiliki teman-temannya maupun orang di sekelilingnya. Kedua, mengapa ia tidak memiliki Ayah, padahal seluruh kawannya yang lain punya. Setiap kali mendengar pertanyaan-pertanyaan itu tertutur dari bibir kecil sang buah hati, sang Ibu selalu mengalihkan perhatian Seina dengan hal lain.

Barulah setelah ia mulai beranjak remaja, Ibunya menceritakan segala hal tentang asal-usul dirinya. Saat masih muda, sang Ibu memang memiliki kebiasaan untuk pergi ke klub setiap kali merasa depresi akan pekerjaan atau semacamnya. Suatu malam saat sedang berada di klub dan tengah dalam keadaan mabuk, ia bertemu dengan pria Jepang yang tengah berlibur—Ayah Seina—dan sama mabuknya dengan dirinya. Karena sama-sama tidak memiliki kesadaran penuh akan apa yang mereka perbuat, keduanya pun terjebak dalam nafsu dan saling melampiaskan hasrat satu sama lain.

Beberapa minggu kemudian, Ibu Seina mulai merasakan tanda-tanda kehamilan pada dirinya. Sang pria yang merupakan wiraswasta dengan penghasilan berkecukupan, berjanji akan bertanggung jawab dengan perbuatannya. Namun sayang, Ibu Seina tidak mendapat restu dari kedua orang tuanya untuk menikahi pria itu. Mereka berdua pun kabur ke Jepang dan menikah di sana. Sayang, pernikahan mereka hanya bertahan hingga 6 bulan pasca kelahiran putri mereka. Ayah Seina yang pada dasarnya bukan pria baik-baik, tiba-tiba menjadi jarang pulang ke rumah. Hingga pada suatu hari, ia menceraikan Ibu Seina dengan alasan ia mencintai wanita lain.

Semenjak saat itu, Seina kecil yang masih berusia setengah tahun terpaksa dibawa Ibunya kembali pulang ke Negeri Gingseng. Jika Ibu Seina kembali ke rumah orangtuanya yang dulu ia tinggal kabur, tentu takkan ada yang mau membukakan pintu untuknya. Maka ia memutuskan untuk menyewa sebuah apartemen kecil dan berjuang sendiri untuk menghidupi dirinya dan putri semata wayangnya.

Seina perlahan mulai terbiasa dengan kehidupannya yang tidak memiliki sosok ayah. Ia sudah tahu apa yang harus ia katakan sebagai alasan tatkala ada orang yang menanyakan keberadaan Ayahnya maupun asal usul namanya. Ia sudah merasa cukup hanya dengan keberadaan Ibunya. Secara finansial, penghasilan ibunya juga sudah cukup untuk membiayai mereka berdua. Segalanya terasa baik-baik saja dalam hidupnya, tidak lebih dan tidak kurang.

Hingga suatu hari, tepatnya sekitar 2 tahun yang lalu, Ibu Seina mengalami kecelakaan. Wanita tersebut harus meninggalkan Seina untuk selama-lamanya akibat menjadi korban tabrak lari. Seina benar-benar terpukul kala itu. Di usianya yang masih lima belas tahun, dirinya harus kehilangan satu-satunya anggota keluarga yang ia miliki.

Usianya bisa dibilang masih terlalu muda untuk mengurus dirinya sendiri. Ia benar-benar tak tahu apa yang harus ia perbuat. Oknum hukum yang mengurus kasus Ibu Seina membawa Seina ke sebuah panti asuhan. Ia sempat tinggal di sana selama beberapa minggu, sebelum akhirnya mendapat kunjungan dari seorang pria Jepang yang mengaku sebagai ayah biologis dari Seina. Pada awalnya, Seina tidak percaya. Namun, ia mencoba mendengar penuturan panjang lebar dari sang Ayah.

Selepas bercerai dari Ibu Seina, sang Ayah menikah dengan wanita yang—katanya—ia cintai itu. Namun baru-baru ini, ia menceraikan sang istri lantaran mendapati wanita tersebut tengah berdua dengan pria lain. Saat dihampiri, sang istri akhirnya mengaku bahwa ia telah menjalin hubungan diam-diam dengan pria tersebut selama beberapa tahun terakhir. Ayah Seina merasa kesal dan sangat kecewa, hingga akhirnya ia teringat akan keberadaan istrinya yang dahulu ia campakkan dan mencari informasi tentangnya. Saat mengetahui dari pemilik apartemen tempat Seina dan ibunya dahulu tinggal bahwa wanita yang ia cari telah meninggal, sang Ayah kembali merasa terpukul. Ia merasa menyesal pernah menyia-nyiakan wanita tersebut. Ia lantas mencari informasi tentang keberadaan Seina, dengan maksud mengajak Seina tinggal bersamanya untuk menebus kesalahannya.

Seina berpikir keras sebelum menerima penawaran dari Ayahnya. Ia memang belum pernah bertemu orang itu sebelumnya, namun penyesalan yang tergambar pada manik matanya seperti benar-benar mendalam. Seina tersentuh akan kisah sang Ayah. Ia pun menyetujuinya dan berangkat ke Jepang untuk tinggal bersama pria yang memberinya gen thalasemia itu.

Ayahnya merupakan pria yang cukup kaya. Rumahnya bisa dibilang cukup besar. Ia juga memiliki seorang asisten rumah tangga yang berasal dari negara lain. Lelaki itu merupakan pemilik toko alat olahraga yang sudah memiliki beberapa cabang. Namun, untuk mengisi hari-harinya yang lengang karena tidak mungkin terus-terusan berada di toko, ia juga menjadi guru olahraga di salah satu sekolah di Tokyo. Pria itu mencintai basket, dan bakat itulah juga yang ia turunkan pada putrinya selain penyakit kelainan darahnya.

Dan di rumah milik pria itulah Seina kini tinggal. Pilihannya tidak salah, karena Ayahnya benar-benar menyayanginya dengan sepenuh hati. Ucapan pria itu tentang menebus kesalahan benar-benar terbukti. Meskipun masih sering merindukan Ibunya, Seina cukup bahagia dan sangat bersyukur dengan kehidupannya saat ini.

Ayahnya menyadari dan memahami minat besar yang dimiliki putrinya terhadap basket. Maka dari itu, ia hendak mendaftarkan Seina ke Teiko High School. Sekolah yang berada di ibukota Jepang itu sudah ia ketahui reputasi baiknya dalam hal basket. Tentu saja, Seina menyetujui usulan tersebut. Ia pun mendaftar ke Teiko High School demi hobinya tersebut.

Seina mulai lelah memikirkan segala masa lalunya. Perlahan, kelopak matanya mulai terkatup. Sekejap kemudian, ia sudah terlelap dalam mimpinya.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.