Notes

rune

Rune Kuno adalah suatu studi mengenai huruf-huruf atau simbol-simbol rune. Rune sendiri adalah alfabet Jerman kuno yang bagi beberapa orang mirip tulisan paku yang digunakan di Eropa Utara, Skandinavia, Kepulauan Britania, serta Islandia sejak tahun 100 B.C.E. hingga 1600 C.E.

Huruf atau simbol rune ini memiliki kaitan erat dengan kepercayaan masyarakat kuno, dimana mereka mempercayai bahwa setiap dewa memiliki kekuasaan dan tugas yang dialirkan ke batu-batu rune, sehingga memiliki kekuatan magis bagi penggunanya.

Ada yang tau kenapa? Karena selain untuk menulis, rune juga digunakan dalam sihir dan ramalan.

Kata ramalan atau divination sesungguhnya tidak tepat, sebab apa yang disebut dengan runecasting itu tidaklah benar-benar memperlihatkan pada kita masa depan sesungguhnya, melainkan hanya memberi gambaran dan petunjuk Mengenai sihir dengan menggunakan Rune. ada beberapa bentuk, di antaranya sihir menggunakan bind-runes dan runic scripts.

Rune Casting sering dilihat oleh banyak orang sebagai sesuatu yang sangat mirip dengan " meramal ". Hal ini cukup jauh dari kebenaran. Namun, Rune Casting bekerja lebih dalam dengan alam bawah sadar dan lebih seperti bimbingan sekarang tidak masa depan.

--
Ada banyak variasi alphabet rune atau lebih dikenal dengan nama ’futhark’. Setiap versi memiliki nama, bentuk, arti dan makna esoterik (berarti suatu hal yang diajarkan atau dapat dimengerti oleh sekelompok orang tertentu dan khusus, dapat juga berarti suatu hal yang susah untuk dipahami. yah intinya tak ternilai) yang hanya dimengerti orang-orang tertentu saja dan kekuatan magis. Satu variasi tidak bisa sembarangan digabungkan dengan variasi yang lain.
Adapun tiga jenis alfabet rune yang paling dikenal oleh dunia modern adalah
1. Elder Futhark atau Old Germanic Rune yang memiliki 24 rune dan merupakan rune tertua.
2. Younger Futhark, yang memiliki lebih sedikit rune dan umumnya digunakan di Skandinavia, serta
3. Anglo-Saxon Futhorc yang merupakan pengembangan dari alfabet rune sebelumnya.Setiap simbol rune memiliki arti dan makna secara magis.

Pertama-tama, kita memiliki nama sebuah simbol, kemudian nilai fonetisnya, lalu hal yang dilambangkan rune tersebut dan pada akhirnya, makna esoterik dari simbol rune tersebut digunakan dalam apa yang kita sebut sebagai runecasting.

--
Jika sebuah sebuah rune terbalik, dalam artian simbolnya masih terlihat, hanya saja terputar 180 derajat, ia memiliki arti dan makna yang berbeda dari rune yang jatuh tegak. Beberapa Rune terlihat sama ketika jatuh tegak atau terbalik, namun sama seperti simbol-simbol Rune lain yang terlihat berbeda ketika jatuh terbalik, mereka dapat jatuh secara merkstave (secara harfiah berarti ’ranting gelap’). Ketika jatuh terbalik atau merkstave (tertelungkup), sebuah rune memiliki arti yang berbeda dari ketika ia jatuh tegak. Bagaimanapun, arti dan makna dari rune yang jatuh secara terbalik atau merkstave tidaklah selalu merupakan kebalikan atau lawan dari arti dan maknanya ketika jatuh tegak. Mereka umumnya justru memiliki konotasi yang lebih negatif daripada arti dan makna rune yang jatuh tegak.

Sejarah dan Pengenalan Rune Kuno
yang pertama yaitu asal usul rune, Abjad Rune masih belum bisa dipastikan asal muasalnya, masih terdapat banyak sekali versi tentang sejarah huruf ini, selaras dengan arti kata rune yang berasal dari bahasa Nordik kuno Runa yang bisa diterjemahkan sebagai atau misteri. Namun demikian, jika ditilik dari bentuk tulisan serta bagaimana bangsa Jerman (bangsa Jerman di sini tidak diartikan sebagai Negara Jerman, melainkan sebagai salah satu suku bangsa terbesar Eropa) biasa berdagang dengan bangsa Romawi di sepanjang Semenanjung Italia, bisa dikatakan bahwa Rune diciptakan berdasar abjad Italik kuno. Di sinilah terdapat perbedaan abjad yang mana apakah dari abjad Latin ataukah justru dari abjad Raetik Bolzano (dan atau Bozen- Solzano—kesemuanya adalah nama tempat di semenanjung Italia) atau bisa juga berasal dari Abjad Etruscan. Ketiga abjad ini diasumsikan sebagai dasar pembentukan Rune karena sama-sama memiliki karakteristik berupa sudut-sudut pada hurufnya serta tak adanya garis horizontal pada huruf-huruf ini. Hal ini disebabkan oleh masih terbatasnya alat bantu tulis yang ada pada saat itu. Pena bulu, perkamen, kertas, tinta dianggap masih merupakan benda-benda yang cukup eksklusif, sementara itu pencatatan dalam kegiatan perdagangan cukup mutlak dibutuhkan. Oleh karena itu, terciptalah huruf yang dengan mudah diukir dengan pisau atau benda tajam lainnya pada permukaan kayu, batu maupun logam.

Rune sendiri baru masuk ke Inggris sepeninggal pendudukan bangsa Romawi. Pada saat itu, imigran dari berbagai suku bangsa dari beberapa daerah berdatangan ke Inggris diantaranya adalah bangsa Frisian dari Belanda, Anglo-Saxon dari Jerman, Bangsa Jute dan Viking dari Skandinavia. Dan masing-masing dari mereka membawa set rune mereka sendiri, itulah sebabnya ada beberapa versi abjad rune yang dikenal hingga saat ini yang tak hanya digunakan sebagai sarana berkomunikasi dan pencatatan, tetapi juga untuk meramal maupun diukirkan pada benda untuk dijadikan tak hanya digunakan sebagai sarana berkomunikasi dan pencatatan, tetapi juga untuk meramal maupun diukirkan pada benda untuk dijadikan jimat. Meskipun harus diingat, penggunaan rune dalam ramalan atau rune casting tidak boleh dicampurkan satu set rune dengan set yang lainnya. Cukup satu set saja yang digunakan karena dikhawatirkan hasil ramalannya justru akan menyesatkan.

Yang kedua adalah Abjad dan Makna Lambang Rune. Abjad Rune yang masih banyak digunakan saat ini adalah Elder Futhark yaitu abjad rune yang terdiri atas 24 huruf yang dibagi ke dalam 3 aettir. Aettir adalah bentuk jamak dari aett, yaitu pengelompokkan abjad rune ke dalam 3 bagian yang masing-masing terdiri atas 8 huruf. Secara sederhana bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk mempermudah menghapalkan set huruf rune. Jadi, alih-alih langsung menghapalkan 24 huruf, seseorang bisa mempelajarinya secara bertahap setiap 8 huruf. Selain itu, aettir biasa digunakan dalam ramalan, hal ini erat kaitannya dengan nama setiap aett yang menggunakan nama dewi-dewi bangsa viking yang masing-masing mewakili kelompok pekerja, kelompok ksatria, serta kelompok raja atau masing-masing mewakili kelompok pekerja, kelompok ksatria, serta kelompok raja atau pendeta tertinggi. Aett Freya pada gambar baris baris pertama yang saya tampilkan tadi berisikan rune yang bermakna tentang pekerjaan dan pembelajaran.sedangkan Untuk Aett Hagalaz pada baris kedua tentang perjuangan, sedangkan aett Tyr pada baris ketiga lebih pada makna spiritual.

Aett pertama adalah Freyja’s Aett, yang sesuai namanya bernaung pada Dewi Kematian, Cinta dan Magis bangsa Norse: Freyja. Aett ini dihubungkan dengan penciptaan dunia, ras-ras yang mendiaminya, serta para dewa-dewi-nya. Rune dalam Aett ini memiliki pengaruh untuk membuat segala sesuatunya dimulai. Dalam runecasting rune-rune dalam Freyja’s Aett mengekspresikan prinsip-prinsip dasar kehidupan, seperti uang, kesehatan, konflik, kecerdasan, kontrol, pengetahuan, keseimbangan dan kesenangan—hal-hal praktis. Ia juga banyak digunakan dalam pertanyaan mengenai cinta atau keluarga sesuai dengan pemilik Aett ini, Freyja.

Aett kedua adalah Hagal’s Aett. Ada perbedaan pendapat mengenai siapa ’pemilik’ Aett kedua ini. Ada yang mengatakan bahwa Aett ini dinaungi oleh Hel, Dewi Kematian dan Underworld, sesuai dengan kenyataan bahwa dua rune pertama dalam Aett ini memiliki sifat alami yang sedikit ’keras’ .Sebagian lain mengatakan bahwa Aett ini dimiliki oleh Heimdall, The Watcher. Bagaimanapun, ada satu kesepahaman bahwa Aett ini berkorespondensi dengan kekuatan di luar pengaruh manusia dan dengan pengertian secara kosmis. Rune-rune dalam Hagal’s Aett merepresentasikan kekuatan-kekuatan seperti Norns.